Bacaan Ekaristi : Kol 1:15-20; Luk 5:33-39
Paus Fransiskus mengatakan menabur perpecahan dan perselisihan merupakan sebuah penyakit di dalam Gereja dan menggambarkan seseorang yang memuaskan diri dalam pergunjingan bagaikan seorang teroris yang melemparkan bom. Itulah pernyataan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Jumat pagi 4 September 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan.
Paus Fransiskus mengatakan menabur perpecahan dan perselisihan merupakan sebuah penyakit di dalam Gereja dan menggambarkan seseorang yang memuaskan diri dalam pergunjingan bagaikan seorang teroris yang melemparkan bom. Itulah pernyataan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Jumat pagi 4 September 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan.
Mengambil inspirasinya dari surat Santo Paulus kepada jemaat Kolose (Kol 1:15-20) di mana Sang Rasul berbicara tentang bagaimana Kristus diutus oleh Allah untuk menabur rekonsiliasi dan perdamaian di antara umat manusia, homili Paus Fransiskus merupakan sebuah permenungan tentang kebutuhan untuk menabur perdamaian ketimbang perselisihan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Beliau mengatakan tanpa Yesus tidak mungkin ada perdamaian atau rekonsiliasi dan tugas kita adalah menjadi pria dan wanita perdamaian dan rekonsiliasi di tengah-tengah berita tentang peperangan dan kebencian, bahkan di dalam keluarga-keluarga.
"Ada baiknya kita bertanya kepada diri sendiri: Apakah aku menabur perdamaian? Misalnya, ketika aku berbicara, apakah aku menabur perdamaian atau apakah aku menabur perselisihan? Berapa kali kita telah mendengar hal ini dikatakan tentang seseorang : Ia memiliki lidah ular! Hal ini karena orang itu selalu melakukan apa yang dilakukan ular terhadap Adam dan Hawa, yaitu menghancurkan perdamaian. Dan ini adalah sebuah kejahatan, ini adalah sebuah penyakit di dalam Gereja kita: menabur perpecahan, menabur kebencian, tidak menabur perdamaian. Jadi inilah sebuah pertanyaan yang harus kita tanyakan kepada diri kita sendiri setiap hari: 'Apakah aku menabur perdamaian atau apakah aku menabur perselisihan hari ini?". Tetapi kadang-kadang, kita harus mengatakan hal-hal karena ia sendiri ...'. Tetapi dengan sikap seperti ini, apakah kalian sedang menabur?".
Orang-orang Kristen, Paus Fransiskus melanjutkan, oleh karena itu dipanggil untuk menjadi seperti Yesus yang datang di antara kita untuk membawa perdamaian dan rekonsiliasi.
"Jika seseorang selama hidupnya tidak melakukan apa pun selain mendamaikan dan membawa perdamaian orang dapat dikanonisasi: orang itu seorang santo/santa. Tetapi kita perlu menumbuhkan cara itu, kita perlu memiliki sebuah pertobatan : tidak pernah sebuah kata yang memecah-belah; tidak pernah, tidak pernah sebuah kata yang membawa peperangan, peperangan-peperangan kecil, tidak pernah bergunjing. Saya sedang berpikir: apakah pergunjingan? Oh bukan - hanya mengatakan kata-kata melawan orang lain atau menceritakan dongeng-dongeng : 'Orang ini melakukannya ...' Tidak! Bergunjing adalah seperti terorisme karena orang yang bergunjing seperti seorang teroris yang melempar sebuah bom dan melarikan diri, menghancurkan: dengan lidah mereka, mereka sedang menghancurkan dan tidak membuat perdamaian. Tetapi orang ini licik, kan? Ia bukan seorang pelaku bom bunuh diri, tidak, tidak, ia membutuhkan kepedulian yang baik atas dirinya".
Paus Fransiskus mengakhiri homilinya dengan mengulangi sebuah saran bagi orang-orang Kristen untuk menggigit lidah mereka ketimbang memuaskan diri dalam pergunjingan yang jahat.
"Setiap hari saya mendapatkan dorongan untuk mengatakan sesuatu bahwa menabur perselisihan dan perpecahan, mengatakan hal-hal buruk tentang orang lain ... Gigitlah lidah kalian! Saya dapat meyakinkan kalian. Jika kalian melakukan hal ini dan menggigit lidah kalian, bukan menabur perselisihan, beberapa kali luka akan menyebabkan lidah kalian membengkak karena iblis membantu kita melakukan hal ini karena itulah karyanya, pekerjaannya :. memecah-belah".
Oleh karena itu, doa akhir saya : "Tuhan, Engkau memberikan hidup-Mu,memberi aku rahmat untuk membawa perdamaian dan rekonsiliasi. Engkau menumpahkan darah-Mu, tetapi apa bedanya dengan aku jika lidahku membengkak jika aku menggigitnya sebelum berbicara buruk tentang orang lain".
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.