Bacaan Ekaristi : Rm 9:1-5; Luk 14:1-6
Paus Fransiskus mengatakan seorang imam yang baik tahu bagaimana berempati dan terlibat dalam kehidupan umatnya. Beliau mengatakan Allah mengampuni kita seperti seorang ayah dan tidak seperti seorang pejabat di pengadilan hukum. Itulah yang dikatakan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Jumat pagi, 30 Oktober 2015, di kapel kediaman Santa Marta, Vatikan yang disampaikan dalam Bahasa Spanyol.
Fokus homili Paus Fransiskus adalah rasa iba Allah kepada kita masing-masing dan kepada seluruh umat manusia serta bagaimana Ia mengutus Putra-Nya untuk "menyembuhkan, membangkitkan kembali dan memperbarui" umat manusia.
"Sungguh menarik bahwa dalam perumpamaan tentang Anak yang Hilang yang kita semua tahu, dikatakan bahwa ketika sang ayah - yang merupakan sosok seorang Allah yang mengampuni - melihat anak laki-lakinya datang ia merasa iba. Rasa iba Allah bukan tentang merasa kasihan : tidak ada hubungannya sama sekali dengan itu".
"Saya bisa merasa kasihan", beliau menjelaskan, "kepada seokor anjing yang sedang sekarat", tetapi rasa iba Allah berbeda, itu berarti "berempati dengan masalah orang lain, berempati dengan situasi orang itu".
"Yesus menyembuhkan orang-orang tetapi Ia bukanlah seorang penyembuh. Bukan! Ia menyembuhkan orang-orang sebagai sebuah tanda, sebagai sebuah tanda iba Allah, untuk menyelamatkan orang itu, untuk membawa kembali domba yang hilang ke kandangnya, uang yang hilang dari tas wanita. Allah memiliki rasa iba. Allah mengasihi kita seperti seorang Bapa. Ia melakukan hal ini kepada kita masing-masing. Dan ketika Allah mengampuni, Ia mengampuni seperti seorang Bapa dan bukan seperti seorang pejabat di pengadilan hukum yang membacakan putusan dengan mengatakan: 'Dibebaskan karena kurangnya bukti''. Ia mengampuni kita dari dalam hati-Nya. Ia mengampuni karena Ia mengasihi orang itu".
Yesus, lanjut Paus Fransiskus, diutus untuk membawa kabar baik, "untuk membebaskan orang-orang yang tertindas" dan "untuk memasuki hati kita masing-masing, untuk membebaskan kita dari dosa-dosa dan kejahatan kita".
"Ini adalah apa yang dilakukan seorang imam : ia merasa empati terhadap orang lain dan menjadi terlibat dalam kehidupan orang-orang karena ia adalah seorang imam, seperti Yesus adalah seorang imam. Berapa kali - dan kemudian kita harus mengaku dosa - kita mengkritik para imam yang tidak tertarik dengan apa yang sedang terjadi pada orang-orang dalam jemaat mereka, yang tidak peduli tentang mereka. Ia bukanlah seorang imam yang baik! Seorang imam yang baik adalah imam yang berempati".
Paus Fransiskus mengatakan seorang imam yang baik adalah seseorang yang terlibat dalam semua masalah manusia. Beliau mengakhiri homilinya dengan memberi penghargaan kepada Javier Lozano Kardinal Barragan, yang hadir pada Misa tersebut, untuk merayakan 60 tahun imamatnya. Beliau memuji karya sang Kardinal atas nama Gereja ketika ia memimpin Dewan Kepausan untuk Pelayanan Pastoral bagi Para Pekerja Kesehatan dan mengatakan marilah kita bersyukur kepada Allah untuk 60 tahun ini dan untuk rasa iba Allah.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.