Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 7 Januari 2016 : KARYA KERAHIMAN DI JANTUNG IMAN KITA

Bacaan Ekaristi : 1Yoh 4:19-5:4; Mzm 72:1-2,14,15bc,17; Luk 4:14-22a

Mereka yang menerapkan karya-karya kerahiman meneguhkan bahwa tindakan-tindakan mereka berasal dari Allah. Satu-satunya kriteria untuk mengukur hal ini pada kenyataannya mengarah pada penjelmaan yang sesungguhnya, pada "Yesus Kristus yang telah datang dalam daging". Oleh karena itu tidaklah masuk akal "memikirkan metode-metode baru untuk menggambar orang-orang mendekat" jika iman di dalam Yesus yang menjelma tidak menyebabkan kita melayani orang lain. Paus Fransiskus menekankan pesan ini dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi, 7 Januari 2016, di Casa Santa Marta, Vatikan. Beliau juga memperingatkan terhadap mereka yang hanya memiliki penampilan kerohanian - karena, beliau berkata, jika roh itu tidak berasal dari Allah, itu adalah "antikristus", ungkapan "keduniawian".

Paus Fransiskus menarik inspirasi untuk permenungannya dari Surat Pertama Santo Yohanes (3:22-4:6). Beliau mencatat di awal bahwa Rasul Yohanes menggunakan "kata Yesus pada Perjamuan Terakhir : "berdiam". Lebih tepatnya, Paus Fransiskus mengatakan, Yohanes menulis bahwa "barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia". Paus Fransiskus kemudian menjelaskan bahwa "'diam' di dalam Allah ini adalah seperti napas dan cara kehidupan Kristen". Dengan demikian kita dapat mengatakan bahwa "seorang Kristen adalah orang yang diam di dalam Allah". Yohanes juga menulis dalam suratnya : "dan demikianlah kita ketahui, bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita". Paus Fransiskus kemudian menyebutkan nasihat Rasul Yohanes untuk "berhati-hati: dan kemudian masalah datang. Berhati-hatilah, 'janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah'". Inilah persisnya "aturan untuk kehidupan sehari-hari yang Yohanes ajarkan kepada kita".

Oleh karena itu, kita harus "menguji roh-roh", tetapi "apa artinya menguji roh-roh? Tampaknya seolah-olah mereka adalah hantu ... ". Namun, bukan itu perkaranya, Paus Fransiskus menyatakan, karena Yohanes mengatakan kepada kita untuk "menguji roh-roh untuk mengukur darimana mereka berasal : mengukur roh, apa yang sedang terjadi dalam hatiku". Dengan demikian, "ia membawa kita ke sana, ke hati", bertanya kepada diri kita sendiri "apa yang sedang terjadi, apa yang aku rasakan dalam hatiku, apa yang ingin aku lakukan? Akar dari apa yang sedang terjadi sekarang, darimana ia berasal?".

Hal ini, Paus Fransiskus menjelaskan, "adalah pengujian untuk 'mengukur'". Memang, kata kerja 'mengukur' adalah kata kerja yang paling tepat untuk benar-benar menentukan "apakah apa yang saya rasakan berasal dari Allah, dari roh yang memungkinkan aku diam di dalam Allah, atau apakah ia berasal dari yang lain". Jika pertanyaannya adalah "siapakah yang satunya lagi?", jawaban Paus Fransiskus jelas : "antikristus". Terutama, beliau menjelaskan, "alasan Yohanes sederhana, langsung, saya akan mengatakan secara melingkar, karena ia berputar pada tema yang sama : kalian berasal dari Yesus atau kalian berasal dari dunia". Yohanes juga mengangkat "apa yang juga diminta Yesus kepada Bapa bagi kita semua : bukan untuk membawa kita dari dunia, tetapi melindungi kita dari dunia". Karena "keduniawian adalah semangat yang menjauhkan kita dari Roh Allah yang memungkinkan kita tinggal di dalam Tuhan".

Pada titik dalam homili ini, Paus Fransiskus menyuarakan sebuah pertanyaan yang secara alamiah muncul pada tema ini : "Baik Bapa, ya itu semua jelas, tetapi apa kriteria untuk benar-benar memahami apa yang sedang terjadi di dalam jiwaku?". Yohanes hanya menawarkan satu kriteria, dan ia menyajikannya dalam kata-kata ini : "'Demikianlah kita mengenal Roh Allah : setiap roh' - setiap perasaan, setiap ilham yang aku rasakan - 'yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, dan setiap roh yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah'".

Dengan kata-kata lain, Paus Fransiskus melanjutkan, "kriterianya yaitu Yesus telah datang dalam daging, kriterianya adalah penjelmaan". Ini berarti bahwa "aku bisa merasakan banyak hal di dalam batin, bahkan hal-hal yang baik, gagasan-gagasan yang baik, tetapi jika gagasan-gagasan yang baik ini, jika perasaan-persaaan ini tidak menuntunku kepada Allah yang telah datang dalam daging, jika mereka tidak menuntunku kepada sesamaku, kepada saudaraku, maka mereka bukan berasal dari Allah". Inilah sebabnya mengapa "Yohanes memulai perikop suratnya ini dengan mengatakan: 'ini adalah perintah-Nya, bahwa kita harus percaya dalam nama Putra-Nya Yesus Kristus dan saling mengasihi".

Paus Fransiskus kemudian menerapkan kebenaran ini untuk kehidupan Kristen sehari-hari: "Kita bisa membuat banyak rencana pastoral, memikirkan metode-metode baru untuk menarik umat mendekat, tetapi jika kita tidak mengambil jalan Allah yang telah datang dalam daging, jalan Putra Allah yang menjadi manusia agar berjalan bersama kita, maka kita tidak berada pada jalan semangat yang baik". Sebaliknya apa yang berlaku "adalah antikristus, keduniawian, semangat dunia".

Ya, Paus Fransiskus menambahkan, "berapa banyak orang yang kita temukan dalam kehidupan yang tampak rohani, tetapi yang tidak berbicara tentang melakukan karya-karya kerahiman?" Tetapi mengapa ini? "Karena karya-karya kerahiman justru adalah tanda nyata pengakuan kita bahwa Putra Allah telah datang dalam daging: mengunjungi orang sakit, memberi makan orang-orang yang tidak memiliki makanan, merawat orang buangan". Kita harus menunjukkan "karya-karya kerahiman", oleh karena itu, "karena masing-masing saudara dan saudari kita, yang kita harus kasihi, adalah daging Kristus: Allah telah datang sebagai manusia untuk mengidentifikasi diri-Nya bersama kita dan, dan orang yang menderita adalah Kristus yang menderita".

Oleh karena itu, Paus Fransiskus mengatakan, "jika kalian mengambil jalan ini, jika kalian merasakan hal ini, kalian berada di jalan yang benar" karena "hal ini adalah kriteria pemahaman, agar tidak membingungkan perasaan, semangat, agar tidak turun ke jalan yang tidak benar". Lalu kembali ke kata-kata Yohanes : "'janganlah percaya akan setiap roh' - berhati-hatilah - 'tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah'". Karena alasan ini, Paus Fransiskus menekankan "pelayanan kepada sesama, saudara, saudari yang membutuhkan - ada begitu banyak kebutuhan - bahkan kebutuhan akan nasihat, kebutuhan akan telingaku untuk menyimak: ini adalah tanda-tanda bahwa kita berada di jalan semangat yang baik, yaitu, di jalan Sabda Allah yang telah datang dalam daging".

Sebelum melanjutkan perayaan Misa, Paus Fransiskus memohon kepada "Tuhan rahmat untuk menyadari dengan baik apa yang sedang terjadi di dalam hati kita, apa yang suka kita lakukan, boleh dikatakan, apa yang paling menyentuhku : apakah itu adalah Roh Allah, yang menuntunku ke pelayanan lain, atau roh dunia yang menjelajah di dalam diriku, dalam ketertutupanku, dalam keegoisanku, dalam banyak hal lainnya". Ya, Paus Fransiskus mengakhiri "marilah kita memohon rahmat untuk mengetahui apa yang sedang nterjadi di dalam hati kita".

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.