Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 19 April 2016 : ORANG-ORANG KRISTEN DENGAN HATI YANG MENGERAS ADALAH SEPERTI ANAK-ANAK YATIM

Bacaan Ekaristi : Kis 11:19-26; Mzm 87; Yoh 10:22-30

Orang-orang Kristen yang mengeraskan hati mereka dan menolak untuk ditarik ke arah Kristus seperti para anak yatim, tanpa seorang ayah. Itulah pesan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Selasa pagi, 19 April 2016, di Casa Santa Marta, Vatikan.

Paus Fransiskus memulai homilinya dengan mengingat pertanyaan yang terus diajukan kepada Yesus oleh orang-orang Yahudi yang skeptis setiap kali Ia melakukan sebuah mukjizat, berkhotbah di Bait Allah atau menunjukkan jalan menuju Bapa : "Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami".

Pertanyaan itu, Paus Fransiskus mengatakan, diulangi oleh para ahli Taurat dan orang-orang Farisi dalam berbagai cara, muncul dari hati yang tertutup dan buta terhadap iman. Sebagaimana dijelaskan Yesus dalam bacaan Injil hari itu (Yoh 10:22-30), "kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku". Menjadi bagian dari kawanan domba Allah, beliau berkata, adalah kasih karunia yang membutuhkan hati yang terbuka.

"Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku", Yesus mengatakan dalam Bacaan Injil tersebut, "Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku".

"Sudahkah domba-domba ini mempelajari bagaimana mengikuti Yesus dan kemudian percaya?", Paus Fransiskus bertanya. Tidak, beliau berkata, mengutip kata-kata dari Injil Santo Yohanes, "Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun". Bapalah yang memberikan domba-domba untuk gembala. Bapalah yang menarik hati kita kepada Yesus.

Kekerasan hati ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, adalah sebuah drama yang melanjutkan seluruh jalan menuju Kalvari, kata Paus Fransiskus. Mereka melihat karya-karya yang diperlihatkan Yesus tetapi mereka menolak untuk percaya Dia adalah Mesias. Bahkan setelah Kebangkitan, Paus Fransiskus mengingatkan, drama ini berlanjut ketika para prajurit yang menjaga makam diberitahu untuk mengatakan mereka tertidur untuk memberikan keyakinan terhadap cerita bahwa para murid telah mencuri tubuh Kristus. Bahkan kesaksian orang-orang yang melihat Kristus yang Bangkit tidak mampu menyentuh mereka yang menolak untuk percaya. Dan hal ini memiliki konsekuensinya, Paus Fransiskus mengatakan, karena mereka adalah para anak yatim yang telah menolak Bapa mereka.

Para ahli Taurat ini, beliau melanjutkan, memiliki hati yang tertutup, mereka pikir mereka adalah empunya mereka sendiri tetapi pada kenyataannya mereka adalah para anak yatim karena mereka tidak memiliki hubungan dengan Bapa. Mereka berbicara tentang bapa-bapa mereka, Abraham dan para nenek moyang, tetapi ini adalah sosok-sosok yang jauh dan di dalam hati mereka, mereka adalah para anak yatim karena mereka tidak akan membiarkan diri mereka ditarik kepada Bapa.

Sebaliknya, Paus Fransiskus mengatakan, merenungkan Bacaan Pertama hari itu (Kis 11:19-26), kabar yang mencapai Yerusalem tentang banyak orang kafir yang mendengar para murid berkhotbah di Fenisia, Siprus dan Antiokhia dan berbalik kepada iman, menunjukkan apa artinya memiliki hati yang terbuka terhadap Allah. Seperti Barnabas, beliau berkata, yang dikirim ke Antiokhia untuk memastikan desas-desus tersebut dan tidak terguncang oleh pertobatan orang-orang kafir, tetapi menerima kebaruan ini dan membiarkan dirinya ditarik oleh Bapa kepada Yesus.

Paus Fransiskus mengakhiri homilinya dengan mengatakan Yesus mengajak kita untuk menjadi murid-murid-Nya, tetapi menjadi demikian, kita harus membiarkan diri kita ditarik oleh Bapa kepada-Nya. Doa yang rendah hati yang dapat kita katakan adalah : 'Bapa, tuntunlah aku kepada Yesus, bantulah aku untuk mengenal Yesus' dan Bapa akan mengutus Roh Kudus untuk membuka hati kita serta membawa kita kepada-Nya. Seorang Kristen yang tidak membiarkan dirinya dituntun oleh Bapa adalah seorang anak yatim, tetapi kita memiliki seorang Bapa yang bisa menuntun kita kepada Yesus.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.