Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 11 Oktober 2016 : TIDAK TERHADAP AGAMA "KOSMETIK" YANG SELURUHNYA PAMER

Bacaan Ekaristi : Gal. 4:31b-5:6; Mzm. 119:41,43,44,45,47,48; Luk. 11:37-41

Paus Fransiskus mengatakan Yesus meminta kita untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik dengan kerendahan hati dan menolak agama "kosmetik" yang hanya mementingkan penampilan lahiriahnya dan berpura-pura tidak menjadi apa adanya. Paus Fransiskus mengatakan hal tersebut dalam homilinya selama Misa harian Selasa pagi 11 Oktober 2016 di Casa Santa Marta, Vatikan.

Homili Paus Fransiskus mengacu pada bacaan-bacaan hari itu dari Surat Rasul Paulus kepada jemaat Galatia (Gal. 4:31b-5:6) dan kisah Injil (Luk. 11:37-41) di mana Yesus menegur orang Farisi karena benar-benar berkonsentrasi pada penampilan lahiriah kebersihan bukan pada hakekat batin imannya.

Paus Fransiskus mencatat bahwa jawaban Yesus kepada orang Farisi tersebut yang mengkritik-Nya karena Ia tidak mencuci tangan sebelum makan adalah tegas. "'Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan'. Dan Yesus mengulangi hal ini berkali-kali dalam Injil kepada orang-orang ini. Batinmu jahat, tidak baik dan tidak bebas. 'Kamu adalah budak karena kamu belum menerima keadilan yang datang dari Allah, keadilan yang telah diberikan Yesus kepada kita'".

Menyebutkan bagian lain dari Injil, Paus Fransiskus mencatat bahwa Yesus mendesak kita untuk berdoa tanpa terlihat, tanpa pamer atau seperti orang-orang yang bermuka tebal dan tak tahu malu yang berdoa dan bersedekah agar mereka dapat dikagumi. Tuhan kita, beliau menegaskan, bukan menunjukkan kita jalan kerendahan hati.

Paus Fransiskus melanjutkan dengan menjelaskan bahwa, seperti yang dikatakan Yesus, apa yang penting adalah kebebasan yang diberikan kepada kita oleh penebusan.

"Kebebasan batin itu, kebebasan untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik secara tersembunyi tanpa meniup terompet kita itu karena jalan agama yang benar adalah jalan Yesus : kerendahan hati dan kehinaan. Dan seperti yang dikatakan Paulus kepada jemaat di Filipi, Yesus merendahkan diri-Nya, mengosongkan diri-Nya. Inilah satu-satunya cara untuk menghilangkan egoisme, keserakahan, keangkuhan, kesombongan dan keduniawian dari diri kita. Sebaliknya, orang-orang yang ditegur Yesus ini adalah orang-orang yang mengikuti agama "kosmetik" : (tentang) pamer, penampilan dan berpura-pura menjadi sesuatu tetapi bukan dari batin ... Yesus menggunakan sebuah gambaran yang sangat kuat untuk menggambarkan orang-orang ini : "Kamu seperti kuburan yang dilabur putih yang terlihat tampan di luar tetapi di dalam penuh tulang orang mati dan segala macam korupsi".

Melanjutkan permenungannya, Paus Fransiskus menunjukkan bahwa Yesus meminta kita untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik dengan kerendahan hati. Ia mengatakan kamu dapat melakukan semua perbuatan baik yang kamu inginkan, tetapi jika kamu tidak melakukannya dengan kerendahan hati, seperti yaang diajarkan Yesus, perbuatan-perbuatan baik ini tidak berarti apa-apa karena mereka dilahirkan darimu dan keyakinan dirimu serta sebaliknya dari penebusan yang diberikan Yesus kepada kita. Penebusan yang sama ini datang melalui "jalan kerendahan hati dan kehinaan karena kerendahan hati tidak pernah datang tanpa kehinaan. Dan kita melihat Yesus dihina di kayu Salib".

"Marilah kita mohon kepada Tuhan agar kita tidak pernah lelah melakukan perjalanan di sepanjang jalan ini, tidak pernah lelah menolak agama pamer ini, agama penampilan, agama kepura-puraan. Dan marilah kita secara diam-diam berjalan melakukan hal yang baik, dengan bebas kita hanya menerima kebebasan batin kita. Dan semoga Ia menjaga kebebasan batin ini bagi kita semua. Marilah kita memohon rahmat ini".

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.