Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI MALMO, SWEDIA - 1 November 2016

Bacaan Ekaristi : Why 7:2-4.9-14; Yoh 3:1-3; Mat 5:1-12a

Hari ini, bersama seluruh Gereja, kita merayakan Hari Raya Semua Orang Kudus. Dalam melakukannya, kita mengingat bukan hanya mereka yang telah dinyatakan kudus selama berabad-abad, tetapi juga banyak saudara dan saudari yang, dengan cara yang lengang dan sederhana, menjalani kehidupan Kristen mereka dengan penuh iman dan kasih. Sesungguhnya di antara mereka berada banyak kerabat, teman dan kenalan kita.

Maka, perayaan kita adalah perayaan kekudusan. Kekudusan yang tidak begitu banyak terlihat dalam perbuatan-perbuatan besar dan kejadian-kejadian luar biasa, melainkan dalam kesetiaan setiap hari terhadap tuntutan-tuntutan baptisan kita. Sebuah kekudusan yang terdiri dalam kasih Allah dan kasih saudara dan saudari kita. Kasih yang tetap setia pada titik penyangkalan diri dan pengabdian penuh untuk orang lain. Kita memikirkan kehidupan semua ibu dan bapak tersebut yang berkorban untuk keluarga-keluarga mereka dan siap untuk mengorbankan - meskipun tidak selalu mudah - begitu banyak hal, begitu banyak rencana dan proyek pribadi.

Namun jika ada satu hal yang khas orang-orang kudus, yaitu mereka benar-benar bahagia. Mereka menemukan rahasia kebahagiaan yang otentik, yang terletak jauh di dalam jiwa dan bersumber pada kasih Allah. Itulah sebabnya kita menyebut orang-orang kudus terberkati. Sabda Bahagia adalah jalan mereka, tujuan mereka, tanah air mereka. Sabda Bahagia adalah jalan hidup yang Tuhan ajarkan kepada kita, sehingga kita bisa mengikuti jejak langkah-Nya. Dalam Injil Misa hari ini, kita mendengar bagaimana Yesus mewartakan Sabda Bahagia di hadapan orang banyak di atas bukit dekat Danau Galilea.

Sabda Bahagia adalah gambar Kristus dan akibatnya gambar setiap orang Kristen. Di sini saya ingin menyebutkan hanya satu : "Berbahagialah orang yang lemah lembut". Yesus mengatakan tentang diri-Nya : "Belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati" (Mat 11:29). Inilah potret rohani-Nya dan ia mengungkapkan kelimpahan kasih-Nya. Kelemahlembutan adalah cara hidup dan bertindak yang menarik kita dekat dengan Yesus dan satu sama lain. Ia memungkinkan kita mengesampingkan segala sesuatu yang memecah belah dan menjauhkan kita, dan menemukan sungguh cara-cara baru untuk maju di sepanjang jalan kesatuan. Demikianlah dengan putra dan putri negeri ini, termasuk Santa Maria Elizabet Hesselblad, yang baru-baru ini dikanonisasi, dan Santa Bridget, Birgitta dari Vadstena, santa pelindung bersama Eropa. Mereka berdoa dan bekerja untuk menciptakan ikatan kesatuan dan persahabatan di antara orang-orang Kristen. Salah satu tanda yang sangat fasih dari hal ini yakni di sini di negara Anda, yang ditandai dengan hidup berdampingan berbagai masyarakat semata, kita bersama-sama sedang memperingati lima abad Reformasi. Orang-orang kudus menyebabkan perubahan melalui kelemahlembutan hati. Dengan kelemahlembutan, kita datang untuk memahami keagungan Allah dan menyembah-Nya dengan hati yang tulus. Karena kelemahlembutan adalah sikap mereka yang tidak kehilangan apapun, karena kekayaan mereka hanya Allah.

Sabda Bahagia dalam beberapa pengertian merupakan kartu jatidiri Kristen. Mereka memperkenalkan kita sebagai para pengikut Yesus. Kita dipanggil untuk berbahagia, menjadi para pengikut Yesus, menghadapi masalah-masalah dan kecemasan-kecemasan zaman kita dengan semangat dan kasih Yesus. Jadi kita harus mampu mengenali dan menanggapi situasi-situasi baru dengan energi rohani yang segar. Berbahagialah orang-orang yang tetap setia seraya menanggung kejahatan yang ditimbulkan pada mereka oleh orang lain, dan mengampuni mereka dari hati mereka. Berbahagialah orang-orang yang melihat ke dalam mata orang-orang yang terlantar dan terpinggirkan, serta menunjukkan kepada mereka kedekatan mereka. Berbahagialah orang-orang yang melihat Allah pada setiap orang, dan berusaha membuat orang lain juga menemukan-Nya. Berbahagialah orang-orang yang melindungi dan merawat rumah kita bersama. Berbahagialah orang-orang yang meninggalkan kenyamanan mereka sendiri untuk membantu orang lain. Berbahagialah orang-orang yang berdoa dan bekerja untuk persekutuan penuh di antara umat Kristen. Semua ini adalah para utusan kerahiman dan kelembutan Allah, serta secara pasti mereka akan menerima dari-Nya pahala mereka yang layak.

Saudara dan saudari terkasih, panggilan kepada kekudusan terarah kepada semua orang dan harus diterima dari Tuhan dalam semangat iman. Orang-orang kudus memacu kita dengan kehidupan mereka dan pengantaraan mereka di hadapan Allah, serta kita sendiri saling membutuhkan jika kita adalah menjadi orang-orang kudus. Bersama-sama marilah kita memohon rahmat untuk menerima panggilan ini dengan sukacita dan bergabung dalam membawanya ke pemenuhan. Kepada Bunda surgawi kita, Ratu seluruh orang kudus, kira mempercayakan niat-niat kita dan dialog yang bertujuan pada persekutuan penuh semua orang Kristen, sehingga kita dapat berbahagia dalam upaya-upaya kita dan dapat mencapai kekudusan dalam kesatuan.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.