Kesempatan-kesempatan yang unik dan tak dapat terulang setiap hari menawarkan untuk bertumbuh dalam iman dan kasih Allah. Manfaatkan setiap hari .... dan lakukanlah mulai hari ini, bukan besok. Itulah pokok permenungan yang disampaikan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi, 12 Januari 2017, di kapel Casa Santa Marta, Vatikan.
Paus Fransiskus menekankan hal ini saat merenungkan teks dari Mazmur 95, yang dikutip oleh penulis Surat Ibrani dalam bab 3 suratnya. Sebagian teks tersebut dibacakan dalam Misa hari itu. Beliau mengatakan bahwa "hanya ada satu 'hari ini', dalam kehidupan kita", hanya ada satu hari ini yang "nyata", yang "berwujud".
Godaan kita dan godaan setiap orang adalah mengatakan : "Ya, saya akan lakukan besok", Paus Fransiskus mengakui, tetapi menambahkan, "meskipun ini adalah godaan 'besok' tidak akan ada". Paus Fransiskus mengingatkan bagaimana Yesus memperingatkan hal ini dalam perumpamaan tentang sepuluh gadis - lima gadis bodoh yang tidak mengambil minyak untuk lampu-lampu mereka, kemudian menemukan pintu terkunci ketika mereka pergi untuk membelinya. Mereka mengetuk pintu dan berkata kepada Tuhan, "Aku makan bersama-Mu, aku menyertai-Mu", dan mendengarnya Ia menjawab, "Aku tidak mengenalmu, kamu datang terlambat".
"Saya mengatakan ini bukan untuk menakut-nakuti kalian, tetapi hanya mengatakan bahwa kehidupan kita sekarang ini : sekarang atau tidak pernah. Saya memikirkan ini : besok akan menjadi besok yang abadi yang tidak pernah terbenam, bersama Tuhan selamanya - jika saya benar hingga hari ini; dan pertanyaan yang saya ajukan kepada kalian adalah pertanyaan yang sama yang diajukan Roh Kudus kepada kita semua, yaitu 'Bagaimana seharusnya saya hidup, hari ini?"
Kata kedua yang diulang dalam Bacaan adalah "hati". Karena dengan hati "kita bertemu Tuhan" dan kerap kali Yesus menegur orang-orang dengan mengatakan mereka "lambat hati", terlambat untuk mengerti. Oleh karena itu panggilan bukanlah mengeraskan hati dan bertanya-tanya apakah itu bukan "tanpa iman" atau "terperdaya oleh dosa" :
"'Hari ini' dimainkan di dalam hati kita. Apakah hati kita dibuka untuk Tuhan? Bagi saya itu selalu melanda saya ketika saya menemukan orang yang lebih tua - sering kali para imam atau para biarawati - yang mengatakan kepada saya, 'Bapa, doakalah ketekunan akhirku' - 'Tetapi, Anda melakukannya dengan baik sepanjang hidup Anda, semua hari dari 'hari ini' Anda berada dalam pelayanan Tuhan, dan masihkah Anda takut?'. 'Tidak, tidak, kehidupanku belum menurun : aku ingin menghayatinya sepenuhnya, aku berdoa agar hari tersebut tiba penuh, penuh, dengan hati yang kuat dalam iman, dan tidak dirusak oleh dosa, kejahatan, korupsi'".
Paus Fransiskus melanjutkan dengan mendesak umat yang hadir - dan kita semua - untuk mengajukan pertanyaan kepada diri kita tentang waktu kita sendiri dan hati kita sendiri. Hari ini adalah "penuh hari-hari" tetapi "kita tidak akan mengulangi" salah satu dari mereka. Hari-hari berlalu hingga Tuhan mengatakan "cukup" :
"Hari ini tidak terulang dengan sendirinya : inilah kehidupan. - dan hati, hati yang terbuka, terbuka untuk Tuhan, tidak tertutup, tidak keras, tidak mengeras, tidak tanpa iman, tidak tersesat, tidak terperdaya oleh dosa. Tuhan telah bertemu dengan begitu banyak hal ini, yang telah menutup hati mereka : para ahli Taurat, semua orang yang menganiaya-Nya ini, mencobai-Nya untuk mengadili-Nya - dan pada akhirnya mereka berhasil melakukannya. Kita pulang hanya dengan dua kata ini : bagaimana 'hari ini' saya? Matahari terbenam bisa merupakan hari ini, hari ini atau beberapa hari kemudian. Tetapi bagaimana kalian, hari ini kalian, di hadapan Tuhan? Dan bagaimana hati saya? Apakah ia terbuka? Apakah ia teguh dalam iman? Apakah ia dituntun oleh Tuhan? Dengan dua pertanyaan ini kita memohonkan kepada Tuhan rahmat yang kita masing-masing perlukan".
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.