Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 5 Mei 2017 : JANGANLAH MENJADI ORANG KRISTIANI YANG KAKU; IKUTILAH JALAN KELEMAHLEMBUTAN YESUS

Bacaan Ekaristi : Kis. 9:1-20; Mzm. 117:1,2; Yoh. 6:52-59.

Bahkan sekarang ada orang-orang dalam Gereja yang menggunakan kekakuan untuk menutupi dosa-dosa mereka sendiri. Itulah peringatan yang disampaikan oleh Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Jumat pagi di Casa Santa Marta, Vatikan. Mengulas Bacaan Pertama liturgi hari itu (Kis 9:1-20), Paus Fransiskus berfokus pada sosok Santo Paulus yang, dari seorang penganiaya yang kaku, menjadi pewarta Injil yang lemah lembut dan sabar.

"Pertama kali nama 'Saulus muncul', beliau berkata, "pada perajaman Stefanus". Saulus, beliau mengamati, adalah seorang "pemuda, yang kaku, idealis", dan ia "meyakinkan" berkenaan kekakuan hukum.

Ia kaku, Paus Fransiskus bersikeras, tetapi ia "tulus". Yesus, di sisi lain, mengutuk orang-orang yang kaku tetapi "tidak tulus" : "Mereka adalah orang-orang yang kaku yang menjalani kehidupan ganda : Mereka menjadikan diri mereka terlihat baik, tulus, tetapi ketika tidak ada seorang pun yang melihat mereka, mereka melakukan hal-hal buruk. Di sisi lain, pemuda ini jujur. Beliau mempercayai hal itu. 'Saya pikir, ketika saya mengatakan hal ini, tentang banyak orang muda dalam Gereja saat ini yang telah jatuh ke dalam godaan kekakuan. Beberapa orang tulus, mereka baik. Kita harus berdoa agar Tuhan sudi membantu mereka bertumbuh di sepanjang jalan kelemahlembutan'".

Yang lainnya, beliau mengatakan, "menggunakan kekakuan untuk menutupi kelemahan, dosa, permasalahan kepribadian; dan mereka menggunakan kekakuan" untuk membangun diri mereka dengan mengorbankan orang lain. Paus Fransiskus mengatakan bahwa dengan cara ini, Saulus bahkan bertumbuh semakin kaku, sampai-sampai ia tidak dapat mentolerir apa yang ia lihat sebagai bidah; dan maka ia mulai menganiaya orang-orang kristiani. Tetapi, kata Paus Fransiskus, secara naluriah, setidaknya Saulus mengizinkan anak-anak hidup - saat ini, orang-orang yang menganiaya orang-orang kristiani bahkan tidak mengecualikan anak-anak.

Saulus kemudian pergi ke Damsyik untuk menangkap orang-orang kristiani guna membawa mereka sebagai tahanan ke Yerusalem. Dan di jalan menuju Damsyik, ia berjumpa "Orang lain, yang berbicara dengan bahasa kelemahlembutan : 'Saulus, Saulus, mengapa kamu menganiaya Aku?'"

"Pemuda yang kaku ini, yang telah menjadi orang yang kaku - tetapi tulus! - dijadikan seorang anak kecil, dan membiarkan dirinya dipimpin ke mana Tuhan memanggilnya". Inilah "kekuatan kelemahlembutan Tuhan". Saulus kemudian menjadi Paulus, mewartakan Injil sampai akhir, dan menderita demi Dia :

"Maka demikianlah orang ini berkhotbah kepada orang lain dari pengalamannya sendiri, dari satu bagian ke bagian lainnya : menganiaya, dengan begitu banyak masalah, bahkan dalam Gereja, bahkan harus mengalami pertengkaran di antara orang-orang kristiani itu sendiri. Tetapi ia, yang telah menganiaya Tuhan dengan semangat hukum Taurat, mengatakan kepada orang-orang kristiani, 'Dengan hal-hal yang sama itu yang olehnya kamu telah menjauhkan diri dari Allah, yang dengannya kamu telah berdosa - dengan pikiran, dengan tubuh, dengan segala sesuatu - dengan anggota-anggota yang sama itu sekarang kamu sempurna, kamu memuliakan Allah'".

"Ada sebuah dialog antara apakah memadai, kekakuan, dan kelemahlembutan", kata Paus Fransiskus, dan inilah "dialog antara orang yang tulus dan Yesus, yang berbicara kepadanya dengan manis". Dan demikianlah, beliau mengatakan, "dimulai kisah tentang orang ini yang telah kita ketahui sejak masa mudanya, dalam perajaman Stefanus, yang akhirnya dikhianati oleh perseteruan internal di antara orang-orang kristiani. "Bagi sebagian orang, kehidupan Santo Paulus" adalah sebuah kegagalan, "seperti halnya kehidupan Kristus :

"Inilah jalan orang kristeliani : berjalan maju mengikuti jalan yang ditandai oleh Yesus: jalan pewartaan, jalan penderitaan, jalan salib, jalan kebangkitan. Hari ini, secara khusus, marilah kita berdoa kepada Saulus untuk orang-orang yang kaku dalam Gereja : bagi orang-orang kaku yang tulus, seperti dia, yang memiliki semangat, namun keliru. Dan untuk orang-orang yang kaku yang adalah orang-orang munafik, mereka yang menjalani sebuah kehidupan ganda, yang tentang mereka Yesus mengatakan, 'Perbuatlah apa yang mereka katakan, tetapi bukan apa yang mereka perbuat'. Marilah kita hari ini mendoakan orang-orang yang kaku".

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.