Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA KAUM MUDA DI KATEDRAL SANTA MARIA YANG DIKANDUNG TANPA DOSA, YANGON (MYANMAR) 30 November 2017 : KAUM MUDA ADALAH PEMBAWA KABAR BAIK

Bacaan Ekaristi : Rm. 10:9-18; Mzm. 19:2-3,4-5; Mat. 4:18-22

Seiring kunjungan saya ke negara kalian yang indah semakin dekat, saya mengikutsertakan kalian untuk bersyukur kepada Allah atas banyak rahmat yang telah kita terima akhir-akhir ini. Memandang ke luar pada kalian, kaum muda Myanmar, dan semua orang yang bersatu dengan kita di luar katedral ini, saya ingin berbagi dengan kalian sebuah ungkapan dari Bacaan Pertama hari ini yang bergema di dalam diri saya. Diambil dari nabi Yesaya, ungkapan tersebut digemakan oleh Santo Paulus dalam suratnya kepada kaum muda kristiani di Roma. Marilah kita mendengarkan sekali lagi kata-kata itu : "Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik" (Rm. 10:15; bdk. Yes 52:7).

Kaum muda Myanmar yang terkasih, mendengar suara muda kalian dan mendengarkan kalian bernyanyi hari ini, saya ingin menerapkan kata-kata itu kepada kalian. Ya, kalian adalah "suara selamat datang"; kalian adalah pemandangan yang indah dan membesarkan hati, karena kalian membawakan kita 'kabar baik', kabar baik masa muda kalian, iman kalian dan antusiasme kalian. Memang, kalian adalah kabar baik, karena kalian adalah tanda-tanya nyata iman Gereja kepada Yesus Kristus, yang membawakan kita sukacita dan pengharapan yang tidak akan pernah padam.

Beberapa orang bertanya bagaimana mungkin berbicara tentang kabar baik ketika begitu banyak orang di sekitar kita sedang menderita? Di mana kabar baik ketika begitu banyak ketidakadilan, kemiskinan dan kesengsaraan menjatuhkan bayang-bayang di atas diri kita dan dunia kita? Tetapi saya ingin pesan yang sangat jelas untuk keluar dari tempat ini. Saya ingin orang-orang tahu bahwa kalian, para pemuda dan pemudi Myanmar, tidak takut untuk percaya akan kabar baik kerahiman Allah, karena kabar baik tersebut memiliki sebuah nama dan sebuah wajah : Yesus Kristus. Sebagai para pembawa kabar baik ini, kalian siap untuk membawa sebuah kata pengharapan kepada Gereja, kepada negara kalian sendiri, dan kepada dunia yang lebih luas. Kalian siap untuk membawa kabar baik bagi saudara dan saudari kalian yang sedang menderita yang membutuhkan doa-doa dan kesetiakawanan kalian, tetapi juga antusiasme kalian terhadap hak asasi manusia, terhadap keadilan dan terhadap pertumbuhan "kasih dan damai sejahtera" yang dibawa Yesus tersebut.

Tetapi saya juga mempunyai sebuah tantangan untuk ditetapkan di hadapan kalian. Apakah kalian mendengarkan dengan seksama Bacaan Pertama (Rm 10:9-18)? Di sana Santo Paulus mengulangi tiga kali kata tersebut kalau tidak salah. Kata tersebut adalah kata yang tak diperhitungkan, tetapi kata tersebut meminta kita untuk memikirkan tempat kita dalam rencana Allah. Akibatnya, Paulus mengajukan tiga pertanyaan, dan saya ingin menempatkan pertanyaan-pertanyaan tersebut terhadap kalian masing-masing secara pribadi. Pertama, bagaimana orang-orang dapat percaya kepada Tuhan, jika mereka tidak mendengar tentang Dia? Kedua, bagaimana orang-orang mendengar tentang Tuhan, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan ketiga, bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? (bdk. Rm 10:14-15).

Saya ingin kalian semua memikirkan secara mendalam pertanyaan-pertanyaan ini. Tetapi jangan khawatir! Sebagai "seorang bapa" yang penuh kasih (atau lebih baik, "seorang kakek"!), saya tidak ingin kalian bergumul dengan pertanyaan-pertanyaan ini sendirian. Izinkan saya menawarkan beberapa pemikiran yang dapat membimbing kalian dalam perjalanan iman kalian, dan membantu kalian mencamkan apa yang sedang diminta Tuhan dari kalian.

Pertanyaan pertama Santo Paulus adalah : "Bagaimana orang-orang dapat percaya kepada Tuhan, jika mereka tidak mendengar tentang Dia?" Dunia kita penuh dengan banyak suara, begitu banyak gangguan, yang dapat menenggelamkan suara Allah. Jika tidak menenggelamkan suara Allah adalah mendengarkan dan percaya kepada-Nya maka mereka perlu menemukan-Nya dalam orang-orang yang sahih. Orang-orang yang tahu bagaimana caranya mendengarkan! Itu pasti yang kalian inginkan! Tetapi hanya Tuhan yang dapat membantu kalian untuk menjadi tulen, maka bicaralah kepada-Nya dalam doa. Belajarlah untuk mendengarkan suara-Nya, dengan tenang berbicara di dalam kedalaman hati kalian.

Tetapi bicaralah juga dengan para kudus, sahabat-sahabat kita di surga yang bisa mengilhami kita. Seperti Santo Andreas, yang pestanya kita peringati hari ini. Andreas adalah seorang nelayan yang sederhana yang menjadi seorang martir besar, seorang saksi terhadap kasih Yesus. Tetapi sebelum ia menjadi seorang martir, ia ikut andil dalam kesalahan-kesalahannya, dan ia harus bersabar, dan belajar secara bertahap bagaimana menjadi seorang murid Kristus yang sejati. Jadi jangan takut belajar dari kesalahan-kesalahan kalian sendiri! Biarkanlah para kudus menuntun kalian kepada Yesus dan mengajari kalian untuk menyerahkan hidup kalian dalam tangan-Nya. Kalian tahu bahwa Yesus penuh kerahiman. Jadi berbagilah bersama-Nya semua yang kalian simpan di dalam hati kalian : ketakutan-ketakutan kalian dan kekhawatiran-kekhawatiran kalian, juga impian-impian kalian dan harapan-harapan kalian. Tumbuh kembangkanlah kehidupan batin kalian, karena kalian akan memelihara sebuah kebun atau sebuah ladang. Hal ini membutuhkan waktu; hal ini membutuhkan kesabaran. Tetapi seperti seorang petani yang menunggu tanaman tumbuh, jika kalian menunggu Tuhan akan membuat kalian menghasilkan banyak buah, suatu buah yang kemudian kalian bisa bagikan dengan orang lain.

Pertanyaan kedua Paulus adalah : "Bagaimana orang-orang mendengar tentang Yesus, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?" Inilah tugas besar yang dipercayakan secara khusus kepada kaum muda : menjadi "murid-murid misioner", para pembawa kabar baik Yesus, terutama kepada orang-orang sezaman dan sahabat-sahabat kalian. Jangan takut membuat kegaduhan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang membuat orang-orang berpikir! Dan jangan khawatir jika terkadang kalian merasa bahwa kalian sedikit dan jarang sekali. Injil selalu bertumbuh dari permulaan yang kecil. Jadi buatlah diri kalian didengarkan. Saya ingin kalian berseru! Tetapi tidak dengan suara kalian. Tidak! Saya ingin kalian berseru dengan hidup kalian, dengan hati kalian, dan dengan cara ini menjadi tanda-tanda pengharapan bagi orang-orang yang membutuhkan dorongan, uluran tangan bagi orang-orang sakit, senyuman yang menyambut bagi orang-orang asing, dukungan yang murah hati bagi orang-orang yang kesepian.

Pertanyaan terakhir Paulus adalah : "Bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus?" Pada akhir Misa ini kita semua akan diutus, membawa serta karunia-karunia yang telah kita terima dan membagikannya kepada orang lain. Hal ini bisa sedikit menakutkan, karena kita tidak selalu tahu ke mana Yesus bisa mengutus kita. Tetapi Ia tidak pernah mengutus kita keluar tanpa berjalan di samping kita juga, dan selalu sedikit di depan, menuntun kita ke dalam tempat-tempat yang baru dan indah dari kerajaan-Nya.

Bagaimana Tuhan kita mengutus Santo Andreas dan saudaranya Simon Petrus dalam Injil hari ini (Mat 4:18-22)? "Mari, ikutlah Aku!", Ia berkata kepada mereka (Mat 4:19). Itulah artinya diutus : mengikuti Kristus, dan bukan menuntut kemauan kita sendiri! Tuhan akan mengundang beberapa orang dari kalian untuk mengikuti-Nya sebagai para imam, dan dengan cara ini menjadi para "penjala manusia". Yang lainnya Ia panggil untuk menjadi para pelaku hidup bakti. Tetapi yang lainnya Ia akan panggil untuk menjalani kehidupan perkawinan, menjadi para ayah dan para ibu yang penuh kasih sayang. Apapun panggilan kalian, saya mendesak kalian : beranilah, bermurah hatilah dan, terutama, bersukacita!

Di sini, di katedral yang indah ini yang didedikasikan untuk Santa Perawan Maria yang Dikandung Tanpa Noda, saya mendorong kalian untuk memandang Maria. Ketika ia mengatakan "ya" terhadap pesan malaikat, ia masih muda, seperti diri kalian. Tetapi, ia memiliki keberanian untuk mempercayai "kabar baik" yang telah ia dengar, dan mengungkapkannya dalam kehidupan dedikasi yang setia terhadap panggilannya, pemberian diri sepenuhnya, dan kepercayaan yang sempurna pada pemeliharaan Allah yang penuh kasih. Seperti Maria, semoga kalian semua bersikap lembut tetapi berani dalam membawa Yesus dan kasih-Nya kepada orang lain.

Kaum muda yang terkasih, dengan kasih sayang yang besar, saya mempercayakan kalian semua, dan keluarga-keluarga kalian, kepada perantaraan keibuan. Dan saya meminta kalian, tolong, jangan lupa mendoakan saya.

Tuhan memberkati Myanmar! [Myanmar pyi ko Payarthakin Kaung gi pei pa sei]

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.