Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 12 April 2018 : SUKACITA PASKAH MENDATANGKAN KETAATAN, KESAKSIAN DAN KENYATAAN

Bacaan Ekaristi : Kis 5:27-33; Mzm 34:2.9.17-18.19-20; Yoh 3:31-36.

Dalam homilinya pada Misa harian Kamis pagi 12 April 2018 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus menunjukkan tiga ciri khas para rasul : ketaatan, kesaksian dan kenyataan. Sukacita Paskah mendatangkan ketiga ciri khas tersebut.

Paus Fransiskus mengatakan 50 hari Paskah sebelum Pentakosta adalah “masa sukacita” bagi para Rasul karena kebangkitan Kristus. Sukacita mereka adalah sukacita sejati, beliau mengatakan, tetapi sukacita tersebut mengandung sedikit keraguan dan ketakutan. Hanya setelah Pentakosta dan turunnya Roh Kudus, Paus Fransiskus mengatakan sukacita para Rasul bersifat berani, karena mereka sekarang memahami makna misteri Paskah.


Mahkamah Agama telah melarang para Rasul, yang menolak taat kepada manusia melebihi Allah, untuk memberitakan Yesus. Tetapi para Rasul kembali berkhotbah di Bait Suci, meskipun ada ancaman penjara. Paus Fransiskus mengatakan "kehidupan ketaatan" adalah pokok Bacaan Pertama (Kis 5:27-33) dan Bacaan Injil (Yohanes 3:31-36).

Ketaatan, kata Paus Fransiskus, adalah melakukan kehendak Allah, yang merupakan jalan “yang dibuka bagi kita” oleh Yesus. Umat kristiani, beliau mengatakan, harus taat kepada Allah.

Ciri khas kedua kehidupan para Rasul, kata Paus Fransiskus, adalah “kesaksian”. Kesaksian mereka mengganggu orang-orang sezaman mereka sebagaimana terjadi dengan kesaksian beberapa umat kristiani hari ini. Hal ini terjadi, beliau mengatakan, mungkin karena kita mencari jalan kompromi "antara dunia dan diri kita sendiri". Tetapi “kesaksian kristiani tidak mengenal jalan kompromi”. Beliau mengatakan kesaksian itu “sabar ketika membimbing orang lain yang tidak sepikiran dengan kita atau membagikan iman kita; kesaksian itu menghadapi dengan sabar dan menyertai, tetapi tidak pernah menjual kebenaran. "

“Pertama, ketaatan, dan kedua, kesaksian, yang merupakan semacam gangguan bagi sebagian orang. Sudah ada banyak penganiayaan sejak saat itu. Pikirkanlah umat kristiani yang teraniaya di Afrika dan Timur Tengah. Ada lebih banyak umat kristiani hari ini daripada di awal kekristenan : umat di penjara, dibunuh, dan digantung semuanya karena bersaksi kepada Yesus. Mereka adalah saksi-saksi sampai akhir”.

Paus Fransiskus melanjutkan dengan mengatakan bahwa aspek ketiga dari sukacita Paskah adalah kenyataan. Beliau mengatakan para Rasul berbicara tentang hal-hal nyata dan "bukan dongeng". Sebagaimana mereka telah "melihat dan menyentuh" ​​Yesus, kata Paus Fransiskus, demikianlah "kita masing-masing telah mengalami Yesus dalam kehidupan kita".

“Sering terjadi bahwa dosa, kompromi, atau ketakutan membuat kita melupakan perjumpaan pertama ini, perjumpaan yang mengubah kehidupan kita. Kita membawa kenangan bahwa diri kita disiram untuk menjadikan kita umat kristiani 'air mawar' : diperciki. Kita harus memohon rahmat Roh Kudus terhadap kenyataan tersebut. Yesus telah memasuki kehidupanku dan hatiku. Begitu juga dengan Roh Kudus. Aku mungkin telah melupakannya, tetapi rahmat perjumpaan pertama tersebut hidup di dalam diriku".

Akhirnya, Paus Fransiskus berdoa agar kehadiran Roh Kudus setelah Paskah mendatangkan sukacita. “Marilah kita saling mendoakannya : sukacita yang berasal dari Roh Kudus: sukacita ketaatan Paskah, sukacita kesaksian Paskah, dan sukacita kenyataan Paskah”.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.