Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 24 April 2018 : GEREJA MENEMUKAN KESEIMBANGANNYA KETIKA IA BERGERAK

Bacaan Ekaristi : Kis. 11:19-26; Mzm. 87:1-3,4-5,6-7; Yoh. 10:22-30.

Dalam homilinya pada Misa harian Selasa pagi 24 April 2018 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus merenungkan Bacaan-bacaan liturgi hari itu dan peran sentral Roh Kudus dalam kehidupan para murid. Paus Fransiskus, berbicara tentang ketertutupan pikiran para ahli Taurat dalam Injil Yohanes (10:22-30), menjelaskan bagaimana kepatuhan mereka terhadap hukum menjadi kaku. Karena mereka berpusat pada diri mereka. Mereka tetap tidak tersentuh berhadapan karya-karya yang diselesaikan Roh Kudus. Paus Fransiskus menyoroti ketidakmampuan mereka untuk "melihat tanda-tanda zaman" sebagai semacam penjara.


Mereka menerima hukum yang merupakan kehidup, tetapi mereka "menyuling"-nya, mereka mengubahnya menjadi sebuah ideologi serta dengan demikian mereka melemparkan dan memelintirnya dan tidak dapat bergerak keluar. Sesuatu yang baru bagi mereka adalah ancaman.

Kebalikannya adalah kebenaran anak Allah karena Roh Kuduslah pusatnya. Kisah Para Rasul (11:19-26) menunjukkan kepada kita para murid pertama yang patuh berhadapan dengan apa yang baru bagi mereka, kata Paus Fransiskus. Itulah sikap yang menuntun mereka untuk menabur sabda Allah dengan berbagai cara yang bukan coba-coba dan benar. “Mereka tetap patuh kepada Roh Kudus dan mencapai sesuatu yang lebih dari sekedar revolusi”, kata Paus Fransiskus. Mereka menggerakkan Gereja untuk menunjukkan kepada kita bahwa Gereja hanya dapat mencapai keseimbangannya seperti sepeda — hanya ketika sedang bergerak.

Paus Fransiskus melanjutkan dengan mengatakan bahwa ada dua cara yang bertentangan untuk menggambarkan reaksi seseorang terhadap nafas Roh Kudus : ketertutupan atau keterbukaan. Keterbukaanlah yang menjadi ciri khas para murid dan para rasul.

Berhadapan dengan fakta bahwa akan selalu ada perlawanan terhadap Roh Kudus di dalam Gereja, Paus Fransiskus mengakhiri homilinya dengan doa ini : Semoga Tuhan menganugerahkan kepada kita rahmat untuk memahami bagaimana menolak apa yang harus kita tolak, apa yang berasal dari si jahat, yang merampas kebebasan kita. Semoga kita memahami bagaimana membuka diri terhadap hal-hal baru, tetapi hanya orang-orang yang berasal dari Allah. Semoga Ia menganugerahkan kepada kita, dengan kekuatan Roh Kudus, rahmat untuk melihat tanda-tanda zaman untuk membuat keputusan yang perlu kita buat pada saat itu.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.