Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA KONSELEBRASI BERSAMA 500 MISIONARIS KERAHIMAN DI BASILIKA SANTO PETRUS (VATIKAN) 10 April 2018

Bacaan Ekaristi : Kis 4:32-37; Mzm 93:1ab.1c-2.5; Yoh 3:7-15

Kita telah mendengar dalam Kisah Para Rasul : “Dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus” (Kis. 4:33).

Segala sesuatunya dimulai dari kebangkitan Yesus : dari situlah muncul kesaksian para Rasul dan, melalui hal ini, iman dan kehidupan baru dari para anggota jemaat dihasilkan, dengan gaya injilinya yang gamblang.


Bacaan-bacaan Misa hari ini membawa serta dengan baik dua aspek yang tidak dapat dipisahkan ini: kelahiran kembali pribadi dan kehidupan jemaat. Jadi, berpulang kepada kalian, saudara-saudaraku yang terkasih, saya memikirkan pelayanan kalian, yang kalian laksanakan sejak Yubileum Kerahiman. Sebuah pelayanan yang bergerak di kedua arah ini: melayani umat, sehingga mereka “dilahirkan kembali dari atas”, melayani jemaat-jemaat, sehingga mereka dapat menjalankan perintah kasih dengan sukacita dan perpaduan.

Hari ini, Sabda Allah menawarkan dua petunjuk yang ingin saya tunjukkan kepada kalian, memikirkan masak-masak perutusan kalian.

Injil mengingatkan bahwa orang-orang yang dipanggil untuk memberi kesaksian tentang kebangkitan Kristus haruslah dirinya sendiri, dalam pribadi pertama, “dilahirkan dari atas” (bdk. Yoh 3:7). Jika tidak, kalian akhirnya menjadi seperti Nikodemus yang, meskipun merupakan seorang guru di Israel, tidak memahami kata-kata Yesus ketika Ia mengatakan bahwa untuk “melihat Kerajaan Allah” kita harus “dilahirkan dari atas”, dilahirkan “dari air dan Roh” (bdk. ayat 3-5). Nikodemus tidak memahami nalar Allah, yang merupakan nalar rahmat, nalar kerahiman, di mana orang-orang yang menjadi kecil adalah orang-orang besar, orang-orang yang terakhir, menjadi orang-orang yang pertama, [dan] orang-orang yang mengakui diri mereka sakit, disembuhkan. Hal ini berarti benar-benar meninggalkan keunggulan menuju Bapa, menuju Yesus dan menuju Roh Kudus dalam kehidupan kita. Perhatikan : itu bukan perkara menjadi para imam yang "menyerbu", seolah-olah kalian adalah para pamong dari beberapa karisma yang luar biasa. Tidak. Imam-imam biasa. Sederhana, lembut, berimbang, tetapi mampu membiarkan diri kalian terus-menerus dihidupkan kembali oleh Roh, taat kepada kuasa-Nya, bebas secara batiniah - terutama dengan diri mereka sendiri - karena mereka digerakkan oleh “angin” Roh yang bertiup ke tempat yang Ia inginkan (bdk. Yoh 3:8).

Petunjuk kedua menyangkut melayani jemaat : di "padang gurun" dunia menjadi para imam yang mampu "mengangkat" tanda keselamatan, yaitu Salib Kristus, sebagai sumber pertobatan dan pembaruan bagi seluruh jemaat dan bagi dunia itu sendiri (lihat Yoh 3:14-15). Secara khusus, saya ingin menekankan bahwa Tuhan yang wafat dan bangkit kembali adalah kekuatan yang menciptakan persekutuan dalam Gereja dan, melalui Gereja, dalam seluruh umat manusia. Yesus mengatakannya sebelum Sengsara : “Apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku” (Yoh 12:32). Kekuatan persekutuan ini terwujud sejak awal dalam jemaat Yerusalem di mana - seperti diperlihatkan oleh Kisah Para Rasul - “Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa" (4:32). Itu adalah sebuah persekutuan yang mewujudnyatakan pemakaian bersama barang-barang, sehingga “segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama” (4:32). Dan “tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka” (ayat 34). Tetapi gaya hidup jemaat ini juga "menjalar" kepada orang-orang yang berada di luar sana. Kehadiran yang hidup dari Tuhan yang bangkit menghasilkan kekuatan daya tarik yang, melalui kesaksian Gereja dan melalui berbagai bentuk pewartaan Kabar Baik, cenderung menjangkau semua orang, tak seorang pun terkecuali. Saudara-saudara terkasih, tempatkan pelayanan khusus kalian sebagai Misionaris Kerahiman untuk melayani dinamisme ini. Pada kenyataannya, baik Gereja maupun dunia saat ini memiliki kebutuhan khusus akan kerahiman karena kesatuan yang dikehendaki oleh Allah dalam Kristus berkuasa atas tindakan negatif si jahat yang mengambil keuntungan dari banyak hal yang dalam dirinya baik untuk disalahgunakan, untuk memecah belah ketimbang mempersatukan. Kita yakin bahwa “kesatuan lebih unggul dari perseteruan” (Evangelii Gaudium, 228), tetapi kita juga tahu bahwa tanpa kerahiman, prinsip ini tidak memiliki kekuatan untuk diterapkan secara nyata dalam kehidupan dan sejarah.

Saudara-saudaraku yang terkasih, tinggalkanlah pertemuan ini dengan sukacita karena terdorong dalam pelayanan kerahiman. Pertama-tama, diteguhkan dalam keyakinan penuh rasa syukur bahwa kalian selalu dipanggil untuk dilahirkan kembali “dari atas”, oleh kasih Allah. Dan pada saat yang sama, diteguhkan dalam perutusan untuk menawarkan kepada semua orang tanda Yesus “ditinggikan” dari bumi, karena jemaat adalah tanda dan alat kesatuan di tengah dunia.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.