Bacaan
Ekaristi : Kis. 1:15-17,20-26; Mzm. 113:1-2,3-4,5-6,7-8; Yoh. 15:9-17.
Kita telah menerima persahabatan kita dengan Yesus melalui "membuang undi", yaitu "takdir", bukan secara "kebetulan", dan panggilan kita justru tetap menjadi sahabat-sahabat Tuhan. Paus Fransiskus mengatakan hal tersebut dalam homilinya pada Misa harian Senin pagi, 14 Mei 2018, yang bertepatan dengan Pesta Santo Matias rasul, di Casa Santa Marta, Vatikan. Paus Fransiskus mendasarkan homilinya pada kata “membuang undi” yang muncul beberapa kali dalam Bacaan Pertama liturgi hari itu (Kis. 1:15-17,20-26) dan doa kepada Santo Matias, yang dipilih dengan membuang undi untuk mengisi tempat Yudas Iskariot yang mengkhianati Yesus.
Paus
Fransiskus mengatakan kita telah menerima karunia persahabatan dengan Tuhan ini
sebagai takdir kita, dan panggilan kita adalah hidup sebagai
sahabat-sahabat-Nya. Seluruh umat kristiani, kata Paus Fransiskus, telah
menerima karunia persahabatan ini, yang diterima para rasul dengan taraf
"yang lebih kuat". Persahabatan adalah karunia yang selalu dihargai
Tuhan. Tuhan setia pada karunia ini.
Namun, berkali-kali, Paus Fransiskus menjelaskan, kita tidak begitu setia dan menjauhkan diri daripada-Nya "dengan dosa-dosa kita, dengan tingkah laku kita" tetapi Yesus "setia terhadap persahabatan-Nya". Dalam Injil hari itu (Yoh. 15:9-17), beliau mengatakan, Yesus tidak lagi memanggil kita "hamba" tetapi "sahabat" dan menepati janji-Nya sampai akhir karena Ia setia. Kata terakhir untuk Yudas sebelum pengkhianatannya adalah "sahabat" dan bukan "enyahlah". Namun Yudas, kata Paus Fransiskus, memilih takdirnya yang baru dengan bebas, menjauhkan dirinya daripada Yesus. Paus Fransiskus menyebut hal ini kemurtadan - ketika seorang sahabat berbalik menjadi seorang musuh, acuh tak acuh atau seorang pengkhianat.
Paus
Fransiskus mengingatkan pemilihan Matias dalam Kisah Para Rasul di mana ia
dipilih dengan membuang undi untuk menjadi "saksi kebangkitan",
"saksi karunia kasih Yesus ini" yang membagikan kepada
sahabat-sahabat-Nya rahasia yang diungkapkan kepada-Nya oleh Bapa. Bahkan kepada
mereka yang menjauhkan diri daripada-Nya, kata Paus Fransiskus, Yesus selalu
menanti, setia terhadap persahabatan-Nya. Dengan demikian Paus Fransiskus
mendesak umat kristiani untuk memohonkan kepada Yesus rahmat tinggal di dalam
kasih-Nya, dalam persahabatan-Nya.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.