Bacaan
Ekaristi : Kis. 16:22-34; Mzm. 138:1-2a,2bc-3,7c-8; Yoh. 16:5-11.
Jangan pernah mendekati iblis atau berbicara dengannya : ia "dikalahkan" tetapi berbahaya karena ia menggoda dan, seperti seekor anjing yang dirantai yang marah, menggigit jika kamu pergi untuk menepuknya. Paus Fransiskus menawarkan nasihat ini dalam homilinya pada Misa harian Selasa pagi, 8 Mei 2018, di kapel Casa Santa Marta, Vatikan.
Mengulas Bacaan Injil hari itu (Yoh 16:5-11) yang di dalamnya Yesus mengatakan "penguasa dunia ini telah dihukum", Paus berbicara tentang godaan setan dan bagaimana menghadapinya.
Paus Fransiskus mengatakan bahwa meskipun setan dikalahkan dan sedang sekarat, ia memiliki kekuatan dan kemampuan menggoda yang luar biasa. Ia menjanjikan banyak hal, membawakan kita berbagai hadiah yang dikemas dengan indah, tanpa mengungkapkan isinya.
Paus
Fransiskus membandingkan setan dengan buaya yang sedang sekarat, yang
disarankan para pemburu untuk tidak mendekat karena masih bisa menyerangmu
secara mematikan dengan ekornya. Oleh karena itu setan sangat berbahaya,
tawarannya seluruhnya merupakan kebohongan dan kita dengan bodoh
mempercayainya.
Paus
Fransiskus menggambarkan setan sebagai bapak kebohongan, mengatakan ia
berbicara dengan baik, ia dapat bernyanyi untuk menipu dan ia adalah pecundang
yang bergerak seperti seorang pemenang. Terangnya mempesona seperti kembang api
tetapi tidak bertahan lama. Sebaliknya terang Tuhan itu "lembut dan
kekal".
Setan,
kata Paus Fransiskus, tahu bagaimana menggoda kita dalam kesombongan dan rasa
ingin tahu kita serta kita membeli segalanya, jatuh ke dalam godaan. Mengetahui
bahwa pikiran, hasrat atau gerakan tersebut berbahaya dan kita masih pergi ke
sana, itu seperti mendekati setan yang seperti anjing yang dirantai yang marah
masih bisa menggigit.
Tidak seperti Hawa yang menganggap dirinya "teolog besar" dan jatuh, Paus Fransiskus berkata bahwa kita tidak boleh berdialog dengan setan karena ia menang, ia lebih pintar dari kita. Sebaliknya, Yesus di padang gurun menanggapi setan dengan sabda Allah, memburu setan, terkadang menanyakan namanya tetapi tidak berdialog.
Mengingat kembali nasihat Yesus untuk berjaga-jaga, melakukan penebusan dosa dan berpuasa, Paus Fransiskus mengatakan bahwa kita juga harus melakukannya tetapi jangan pernah berdialog dengan setan. Dan di saat-saat godaan kita harus mendekati sang ibu, seperti anak-anak yang ketakutan. Menurut para mistikus Rusia, pada saat-saat pergolakan rohani, berlindunglah di bawah mantel Bunda Allah yang agung, kata Paus Fransiskus.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.