Bacaan Ekaristi : 1Kor. 15:1-8; Mzm. 19:2-3,4-5; Yoh. 14:6-14.
Dalam Misa harian Kamis pagi 3 Mei 2018 di Casa Santa Marta, Vatikan, bertepatan dengan Pesta Santo Filipus dan Yakobus, Paus Fransiskus memusatkan homilinya pada ciri khas yang dibutuhkan untuk menyertai penerusan iman. Paus Fransiskus mengacu pada Bacaan Pertama liturgi hari itu yang diambil dari 1 Kor 15:1-8.
Meneruskan
iman tidak dirancukan dengan penyebaran agama, kata Paus Fransiskus. Gereja
bukanlah berkenaan mencari penggemar yang bersorak-sorai; juga bukan hanya
mendaraskan Syahadat, yang merupakan sebuah ungkapan iman. Juga bukan hanya
mudahnya penyampaian informasi : "Ke sini, ambillah buku ini, pelajarilah
dan kemudian aku akan membaptis kamu", kata Paus Fransiskus.
Sebaliknya,
meneruskan iman adalah "mengakarkan hati dalam iman kepada Yesus
Kristus", kata Paus Fransiskus. Inilah tantangan Gereja : "menjadi
ibu yang berbuah, melahirkan anak-anak dalam iman". Kakek-nenek, dan orang
tua sangat cocok untuk meneruskan iman karena mereka "mengharumkannya
dengan kasih", Paus Fransiskus melanjutkan. Dan beliau menambahkan bahwa
orang-orang yang merawat, bahkan jika mereka adalah orang-orang asing, juga
dengan ampuh dapat meneruskan iman kepada orang-orang yang mereka sayangi.
Mengutip
Paus Emeritus Benediktus XVI, Paus Fransiskus mengingatkan kita bahwa iman
diteruskan ketika orang-orang tertarik oleh kesaksian kita. Kadang-kadang,
kesaksian itu berakhir dengan kemartiran. "Kesaksian menimbulkan keingintahuan",
beliau mengatakan. Saat orang lain melihat kemantapan dalam kehidupan seseorang
maka mereka dituntun untuk bertanya : “Mengapa kehidupan berlangsung seperti
itu? Mengapa seseorang dapat menghabiskan hidupnya untuk melayani orang lain?”.
“Roh Kudus mempergunakan keingintahuan itu dan Ia bekerja di dalam diri orang
itu", kata Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus mengakhiri homilinya dengan berkata, “Meneruskan iman menjadikan kita benar, meneruskan iman membenarkan kita. Iman membenarkan kita dan dengan meneruskannya kita memberikan keadilan sejati kepada orang lain”.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.