Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 30 April 2018 : WASPADALAH TERHADAP KEINGINTAHUAN DALAM DUNIA MAYA

Bacaan Ekaristi : Kis. 14:5-18; Mzm. 115:1-2,3-4,15-16; Yoh. 14:21-26.

Paus Fransiskus mengatakan anak-anak memiliki rasa ingin tahu dan mereka menemukan banyak hal buruk melalui daring. Mereka seharusnya dibantu untuk tidak menjadi tawanan dari keingintahuan ini. Hal itulah yang disampaikan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Senin pagi 30 April 2018 di Casa Santa Marta, Vatikan.


Paus Fransiskus mengajak umat untuk berdoa memohon rahmat agar dapat membedakan keingintahuan yang baik dan keingintahuan yang buruk serta membuka hati terhadap Roh Kudus yang memberi kepastian dalam kehidupan.

Paus Fransiskus menggambarkan interaksi antara Yesus dan murid-murid-Nya dalam Bacaan Injil liturgi hari itu (Yoh 14:21-26) sebagai “dialog antara keingintahuan dan kepastian” yang sehat.

Memperhatikan bahwa kehidupan penuh dengan keingintahuan, Paus Fransiskus menekankan pada kemampuan untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk. Beliau mengatakan keingintahuan anak-anak adalah sehat, karena saat mereka tumbuh dewasa, mereka memperhatikan hal-hal yang tidak mereka pahami dan mencari penjelasan. Hal ini, beliau mengatakan, mengembangkan kemandirian dan juga "keingintahuan yang kontemplatif", karena anak-anak melihat, merenung, tidak memahami dan bertanya".

Di sisi lain, Paus Fransiskus mengecam gosip sebagai keingintahuan yang buruk, karena ingin tahu tentang kehidupan orang lain akhirnya akan menjelek-jelekkan orang lain, membuat orang-orang memahami hal-hal yang tidak berhak mereka ketahui. Keingintahuan yang buruk ini "menyertai kita sepanjang hidup kita", itulah godaan yang akan selalu kita miliki".

Tetapi, tidak ada yang perlu ditakuti tetapi kita harus berhati-hati. Bapa Suci mengatakan ada banyak keingintahuan, misalnya, dalam dunia maya, dengan telepon genggam dan hal-hal lainnya ... Beliau mengatakan anak-anak mengunjungi situs-situs yang ingin mereka lihat dan mereka menemukan banyak hal yang buruk. "Tidak ada disiplin dalam keingintahuan tersebut", Paus Fransiskus memperingatkan dan mendesak orang dewasa untuk membantu orang muda hidup di dunia ini, sehingga keinginan untuk memahami tidak menjadi hasrat ingin tahu yang membuat mereka akhirnya tertawan oleh keingintahuan ini.

Di sisi lain, Paus Fransiskus menganggap sehat keingintahuan para rasul dalam Injil karena mereka ingin tahu apa yang akan terjadi dan Yesus menjawab dengan memberi mereka kepastian bahwa "tidak pernah menipu", menjanjikan mereka Roh Kudus yang akan mengajarkan mereka segala sesuatu dan akan mengingatkan mereka akan semua yang telah Ia katakan.

Paus Fransiskus mengatakan Roh Kuduslah yang membawa kepastian dalam kehidupan kita, tetapi tidak seperti segepok kepastian. Dalam kadar tersebut kita melanjutkan kehidupan dan memohon kepada Roh Kudus untuk membuka hati kita. Roh Kudus memberi kita kepastian untuk saat itu, jawaban untuk saat itu. Roh Kudus adalah rekan seperjalanan orang kristiani.


Pembicaraan antara Yesus dan murid-murid-Nya ini, yang merupakan "dialog antara keingintahuan dan kepastian manusiawi", Paus Fransiskus menjelaskan, berakhir dengan acuan kepada Roh Kudus ini, "rekan terhadap ingatan" yang menuntun kepada "kebahagiaan yang tetap" yang tidak bergerak. Paus Fransiskus kemudian mendesak umat kristiani untuk berjalan ke tempat di mana ada sukacita sejati bersama Roh Kudus, yang membantu mereka untuk tidak melakukan kesalahan.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.