Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 4 September 2018 : ROH ALLAH VS ROH DUNIA

Bacaan Ekaristi : 1Kor. 2:10b-16; Mzm. 145:8-9,10-11,12-13ab,13cd-14; Luk. 4:31-37.

Dalam homilinya pada Misa harian Selasa pagi 4 September 2018 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus mengatakan bahwa di dalam hati setiap orang “roh dunia” dan “Roh Allah” saling berhadapan satu sama lain setiap hari. Hati seseorang bagaikan “medan perang” di mana dua “roh” yang berbeda saling berhadapan : pertama, Roh Allah, menuntun kita “kepada perbuatan baik, amal, persaudaraan”; yang lainnya, yaitu roh dunia, mendorong kita “menuju kesia-siaan, kesombongan, kecukupan, pergunjingan”.


Paus Fransiskus merenungkan Bacaan Pertama (1Kor 2:10b-16) yang di dalamnya “Rasul Paulus mengajarkan jemaat di Korintus cara berpikir seperti Kristus” - jalan yang bercirikan kebebasan terhadap Roh Kudus. Pada kenyataannya, Roh Kuduslah yang menuntun kita untuk “mengenal Yesus”, ikut serta dalam “kepekaan perasaan"-Nya, memahami hati-Nya.

“Orang yang dibiarkan dengan kekuatannya sendiri tidak memahami perkara-perkara Roh”, Paus Fransiskus menjelaskan.

"Ada dua roh, dua cara berpikir, cara merasakan, cara bertindak : cara yang menuntunku kepada Roh Allah, dan cara yang menuntunku kepada roh dunia. Dan hal ini terjadi dalam kehidupan kita : Kita semua memiliki dua 'roh' ini, kita bisa mengatakan : Roh Allah, yang menuntun kita kepada perbuatan baik, amal, persaudaraan, penyembahan kepada Allah, pengenalan akan Yesus, melakukan banyak karya amal, berdoa : ini yang pertama. Dan [ada] roh lain, roh dunia, yang menuntun kita kepada kesia-siaan, kesombongan, kecukupan, pergunjingan - jalan yang sama sekali berbeda. Hati kita, seorang kudus pernah mengatakan, seperti medan perang, medan peperangan di mana dua roh ini bergumul".

“Dalam kehidupan orang kristiani”, kemudian, “kita harus berjuang untuk memberi ruang bagi Roh Allah”, dan “mengenyahkan roh dunia”. Dan, Paus Fransiskus menyarankan, “pemeriksaan hati nurani” harian dapat membantu untuk "mengenali godaan, menjelaskan bagaimana kekuatan-kekuatan yang berlawanan ini bekerja".

"Sangatlah sederhana: Kita memiliki karunia besar ini, yakni Roh Allah, tetapi kita lemah, kita adalah orang-orang berdosa, dan kita masih memiliki godaan akan roh dunia. Dalam peperangan rohani ini, dalam peperangan roh ini, kita perlu menjadi pemenang seperti Yesus".

Setiap malam, Paus Fransiskus mengakhiri homilinya, orang kristiani harus memikirkan peristiwa-peristiwa di hari yang telah berlalu, menentukan apakah “kesia-siaan” dan “kesombongan” berlaku, atau apakah ia telah berhasil meneladan Putra Allah : Mengenali berbagai perkara yang terjadi di dalam hati. Jika kita tidak melakukan hal ini, jika kita tidak tahu apa yang terjadi di dalam hati kita - dan saya tidak mengatakan hal ini, Kitab Suci mengatakan - kita seperti 'binatang-binatang yang tidak mengerti apa-apa', yang berjalan terus melalui naluri. Tetapi kita bukan binatang, kita adalah anak-anak Allah, dibaptis dengan karunia Roh Kudus. Karena alasan ini, memahami apa yang telah terjadi setiap hari di dalam hati saya adalah penting. Semoga Tuhan selalu mengajarkan kita, setiap hari, untuk melakukan pemeriksaan hati nurani".

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.