Bacaan
Ekaristi : Flp. 2:5-11; Mzm. 22:26b-27,28-30a,31-32; Luk. 14:15-24.
Paus
Fransiskus mengatakan bahwa Yesus memberi kita kesempatan kedua untuk
menghadiri perjamuan surgawi - tetapi Ia juga adil. Dengan mengacu pada Bacaan
Injil hari itu (Luk 14:15-24), Bapa Suci menyampaikan hal tersebut dalam
homilinya pada Misa harian Selasa pagi, 6 November 2018, di Casa Santa Marta,
Vatikan.
Dalam
perumpamaan yang terkenal itu, seorang mengadakan makan malam besar dengan
mengundang banyak temannya. Tetapi semuanya mengemukakan alasan mengapa mereka
tidak dapat hadir. Orang itu menyuruh hambanya untuk kembali meminta mereka
datang, tetapi tidak ada yang datang. Pada akhirnya, orang itu mengundang
orang-orang dari "segala jalan dan lorong kota" untuk datang dan
memenuhi rumahnya untuk berpesta besar. Dan mereka yang beralasan akan kehilangan
santapannya.
"Selalu
ada 'permintaan maaf'", kata Paus Fransiskus. “Mereka meminta maaf.
Meminta maaf adalah kata yang santun yang kita gunakan agar tidak mengatakan,
'aku menolak'”.
Dan
maka tuan itu kemudian menyuruh para hambanya untuk "membawa ke mari
orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-orang
lumpuh".
Paus
Fransiskus menggambarkan hal ini sebagai perikop penolakan ganda. Meskipun ada
undangan untuk makan malam dan diberitahu santapan sudah siap, para tamu tidak
berkenan hadir.
Perikop
ini, kata Paus Fransiskus, diakhiri dengan penolakan kedua, penolakan ini
berasal dari mulut Yesus sendiri: Ketika seorang menolak Yesus, "Tuhan
menanti mereka, memberi mereka kesempatan kedua, bahkan mungkin ketiga,
keempat, kelima ... tetapi pada akhirnya, Ia menolak mereka”.
Tentu
saja, Bapa Suci bertanya apakah kita melakukan hal yang sama ketika Yesus
meminta kita untuk dekat dengan-Nya : “Dan penolakan ini membuat kita
memikirkan diri kita, masa-masa Yesus memanggil kita; memanggil kita untuk
merayakan bersama-Nya, menjadi dekat dengan-Nya, mengubah hidup kita.
Pikirkanlah Ia mencari sahabat-sahabat-Nya yang paling dekat dan mereka
menolak! Kemudian Ia mencari orang-orang sakit … dan mereka pergi; mungkin ada
yang menolak. Berapa kali kita mendengar panggilan Yesus untuk datang
kepada-Nya, untuk melakukan karya amal, untuk berdoa, untuk menjumpai-Nya, dan
kita mengatakan : 'Maaf, Tuhan, aku sibuk, aku tidak punya waktu. Ya, besok
[hari ini] aku tidak bisa ...'. Dan Yesus tetap di sana”.
Paus
Fransiskus meminta agar setiap orang merenungkan seberapa sering kita beralasan
untuk menolak menghabiskan waktu bersama Yesus. Seberapa sering kita menolak
Dia?
“Kita
masing-masing seharusnya berpikir : Dalam hidupku, sudah berapa kali aku telah
merasakan inspirasi Roh Kudus untuk melakukan karya amal, untuk berjumpa Yesus
dalam karya amal itu, untuk pergi berdoa, untuk mengubah hidupku di daerah ini,
di daerah yang tidak berjalan baik tersebut? Dan aku selalu menemukan alasan
untuk memaafkan diriku, untuk menolak.
“Ya,
Ia baik, Ia murah hati - Ia murah hati, tetapi Ia juga adil. Dan jika kamu
menutup pintu hatimu dari dalam, Ia tidak dapat membukanya, karena Ia sangat
menghormati hati kita. Menolak Yesus adalah menutup pintu dari dalam, dan Ia
tidak bisa masuk”.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.