Bacaan
Ekaristi : 1Kor. 9:16-19,22-23; Mzm. 117:1,2; Mrk. 16:15-20.
Masa
Adven memiliki tiga matra : masa lalu, masa depan, dan masa kini. Dalam
homilinya pada Misa harian Senin pagi 3 Desember 2018 di Casa Santa Marta,
Vatikan, Paus Fransiskus mengingatkan bahwa Masa Adven, yang dimulai pada hari
Minggu kemarin, adalah masa yang tepat "untuk memurnikan roh, karena
membuat iman bertumbuh dengan pemurnian ini". Paus Fransiskus merenungkan
Bacaan Injil liturgi hari itu (Mat 8:5-11), yang menceritakan pertemuan Yesus
dengan seorang perwira yang meminta-Nya untuk menyembuhkan hambanya di
Kapernaum. Bahkan saat ini, beliau menjelaskan, ada kemungkinan iman bisa
menjadi sebuah kebiasaan bagi kita; kita bisa terbiasa menggunakannya,
melupakan “kelincahannya.” Ketika iman menjadi kebiasaan, beliau mengatakan,
“kita kehilangan kekuatan iman itu, kebaruan iman yang selalu diperbarui”.
Paus
Fransiskus menekankan bahwa matra pertama Masa Adven adalah masa lalu,
“pemurnian ingatan”: Kita harus ingat bahwa Natal bukanlah tentang kelahiran
sebuah pohon Natal, tetapi tentang kelahiran Yesus Kristus: Tuhan dilahirkan,
Sang Penebus yang telah datang untuk menyelamatkan kita. Ya, Natal adalah
sebuah perayaan ... [tetapi] kita selalu menghadapi bahaya, kita akan selalu
memiliki di dalam diri kita godaan untuk menduniawikan Natal ... Ketika perayaan
tidak lagi berkenaan dengan permenungan — sebuah perayaan keluarga yang indah
dengan berpusat pada Yesus — perayaan itu mulai menjadi sebuah perayaan
duniawi: seluruhnya tentang belanja, hadiah, ini dan itu ... dan Tuhan tetap di
sana, terlupakan. Bahkan dalam kehidupan kita sendiri : ya, Ia dilahirkan, di
Betlehem, tetapi [lalu apa?] ... Masa Adven adalah [masa] untuk memurnikan
ingatan masa lalu ini, ingatan akan matra itu.
Paus
Fransiskus melanjutkan matra masa depan dari Masa Adven dengan mengatakan bahwa
Masa Adven juga berfungsi untuk “memurnikan harapan”, mempersiapkan kita “untuk
kepastian perjumpaan dengan Tuhan” : Karena Tuhan yang datang kemudian akan
kembali! Ia akan kembali! Ia akan kembali untuk bertanya kepada kita :
"Bagaimana hidupmu berjalan?". Perjumpaan tersebut akan menjadi
sebuah perjumpaan pribadi. Kita memiliki perjumpaan pribadi dengan Tuhan, hari
ini, dalam Ekaristi; kita tidak dapat memiliki pribadi seperti itu dengan Natal
2000 tahun yang lalu : kita memiliki peringatan itu. Tetapi ketika Ia kembali,
kita akan mengalami perjumpaan pribadi itu. Perjumpaan tersebut memurnikan
harapan.
Akhirnya,
Paus Fransiskus mengundang untuk memelihara matra iman sehari-hari, meskipun
begitu banyak keprihatinan dan kekhawatiran, agar menjadi "pamong"
dari "rumah batin" kita. Allah kita, pada kenyataannya, adalah
"Allah kejutan", dan umat Kristiani harus terus-menerus arif terhadap
apa yang dikatakan Bapa surgawi kepada kita hari ini : Matra ketiga lebih
banyak sehari-hari : memurnikan kewaspadaan kita. Kewaspadaan dan doa adalah
dua kata untuk Masa Adven : Karena secara historis Tuhan datang di Betlehem;
dan Ia akan datang, di ujung dunia dan juga di akhir kehidupan pribadi kita.
Tetapi setiap hari, setiap saat, Ia datang ke dalam hati kita, dengan ilham Roh
Kudus.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.