Bacaan
Ekaristi : 1Yoh. 4:19-5:4; Mzm. 72:2,14,15bc,17; Luk. 4:14-22a.
Dalam
homilinya pada Misa harian Kamis pagi, 10 Januari 2019, di Casa Santa Marta,
Vatikan, Paus Fransiskus mengatakan bahwa untuk mengasihi Allah secara nyata,
kita juga harus mengasihi saudara dan saudari kita - mereka semua : baik
orang-orang yang kita sukai maupun orang-orang yang tidak kita sukai. Paus
Fransiskus juga mengatakan bahwa umat Kristiani yang baik tidak boleh lalai
untuk mendoakan bahkan "musuh", atau tidak boleh memberi jalan kepada
perasaan cemburu atau terlibat dalam pergunjingan yang merugikan.
Dengan
mengacu pada Bacaan Pertama (1Yoh 4:19-5:4) liturgi hari itu, Bapa Suci
mendorong untuk mengatasi roh "duniawi" yang memperdaya dan
memecah-belah dengan kekuatan iman. Beliau mencatat bahwa Rasul Yohanes
berbicara tentang "keduniawian" ketika ia mengatakan bahwa
"semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia".
Paus
Fransiskus menjelaskan bahwa hal tersebut merujuk pada pergumulan kita
sehari-hari melawan roh duniawi yang memperdaya dan tidak sesuai dengan
penerapannya sementara "Roh Allah tulus". "Roh dunia adalah roh
kesombongan, roh dari hal-hal yang tidak memiliki kekuatan, tidak memiliki
landasan dan ditakdirkan untuk jatuh", kata Bapa Suci.
Rasul
Yohanes menunjukkan kepada kita jalan yang mengingatkan kita bahwa jika kita
berjalan bersama Roh Allah, kita akan melakukan hal-hal yang baik. Secara
nyata, ia mengatakan bahwa “Jikalau seorang berkata: 'Aku mengasihi Allah', dan
ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak
mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak
dilihatnya”.
"Jika
kamu tidak dapat mengasihi sesuatu yang kamu lihat", Paus Fransiskus
menjelaskan, "mengapa kamu dapat mengasihi sesuatu yang tidak kamu
lihat?". Dengan menjelaskan hal ini sebagai sebuah khayalan, beliau
mendesak kita untuk mengasihi "apa yang kamu lihat, apa yang dapat kamu
sentuh, apa yang nyata. Bukan khayalan-khayalan yang tidak kamu lihat".
Jika kita tidak menunjukkan kasih kita kepada Allah secara nyata, kasih itu
bukan kasih sejati.
Beliau
kemudian berbicara tentang roh dunia, yang dikatakannya, bisa memecah belah dan
menciptakan perpecahan dalam keluarga, komunitas dan masyarakat. "Ketika
perpecahan berlipat ganda, perpecahan tersebut mengantar pada kebencian dan
peperangan".
Paus Fransiskus
melanjutkan dengan berkutat pada tiga tanda yang menunjukkan bahwa kita tidak
mengasihi saudara kita.
Tanda
yang pertama, kata Paus Fransiskus, sebenarnya adalah sebuah pertanyaan yang
harus kita semua tanyakan pada diri kita sendiri : “Apakah aku mendoakan orang
lain? Bagi orang-orang yang aku sukai dan bagi orang-orang yang tidak aku
sukai?".
Tanda
yang kedua berkenaan dengan perasaan dengki dan iri hati serta mengharapkan
seseorang sakit : "Jangan biarkan perasaan-perasaan ini tumbuh", beliau
mengatakan, "perasaan-perasaan tersebut berbahaya".
Tanda
yang ketiga, kata Paus Fransiskus, berkaitan dengan melibatkan diri dalam
obrolan - atau pergunjingan - yang merugikan orang lain : "Jika aku
melakukan hal ini", beliau mengatakan, "aku tidak mengasihi Allah
karena dengan perkataanku, aku menghancurkan orang lain".
Paus
Fransiskus mengakhiri homilinya dengan mengatakan bahwa roh dunia ditaklukkan
dengan roh iman : percaya bahwa Allah benar-benar ada dalam diri saudara dan
saudari yang dekat denganku. Hanya iman, kata Paus Fransiskus, yang memberi
kita kekuatan untuk menapaki jalan kasih sejati.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.