Bacaan
Ekaristi : Yes. 42:1-4,6-7; Mzm. 29:1a,2,3ac-4,3b,9b-10; Kis. 10:34-38; Luk.
3:15-16,21-22.
Pada
awal upacara, kalian semua mengajukan pertanyaan : apa yang kalian minta untuk
anak-anak kalian? Dan kalian semua menanggapi : iman. Kalian memintakan iman
kepada Gereja untuk anak-anak kalian. Dan hari ini, mereka akan menerima Roh
Kudus, karunia iman dalam hati mereka, dalam roh mereka. Dan iman ini harus
berkembang. Iman harus bertumbuh. Seseorang bisa mengatakan : ya, ya, mereka
perlu mempelajarinya. Ya. Ketika mereka pergi ke katekese, mereka akan
mempelajari dengan baik tentang iman. Mereka akan belajar iman. Tetapi sebelum
mempelajari iman, iman harus disampaikan, dan hal ini adalah tugas yang jatuh
pada kalian ... Inilah tugas kalian : menyampaikan iman. Dan hal ini kalian
lakukan di rumah, karena iman harus selalu disampaikan dalam logat, dalam logat
keluarga, logat rumah ... Inilah tugas kalian, menyampaikan iman dengan
keteladanan, dengan perkataan, mengajarkan mereka cara membuat tanda Salib. Hal
ini penting. Kalian tahu ada anak-anak yang tidak tahu cara membuat tanda
Salib. Mereka melakukan sesuatu seperti ini [dan Paus Fransiskus menunjukkan
bagaimana beberapa orang yang tidak tahu bagaimana membuat tanda Salib berusaha
untuk melakukannya], dan kalian tidak mengerti apa itu.
Menyampaikan
iman dengan kehidupan iman kalian adalah hal yang penting, bahwasanya mereka
melihat kasih suami istri, kedamaian rumah, bahwasanya mereka melihat Yesus ada
di sana. Perkenankan saya memberikan sedikit nasihat : Maaf, tetapi saya
menyarankan : jangan pernah beradu pendapat di depan anak-anak. Jangan pernah.
Wajar jika suami istri bertengkar. Itu lumrah. Akan menjadi aneh jika hal ini
tidak pernah terjadi. Tetapi lakukanlah ketika mereka tidak mendengarnya, tidak
melihatnya. Kalian semua tidak tahu nestapa yang dialami seorang anak ketika
mereka mendengar orang tua mereka bertengkar. Perkenankan saya memberikan
nasihat ini yang akan membantu kalian semua untuk menyampaikan iman. Bertengkar
adalah buruk, tetapi tidak selalu. Bertengkar adalah lumrah, tetapi lakukanlah
sehingga anak-anak tidak mendengar atau melihatnya, agar mereka tidak mengalami
nestapa tersebut.
Sekarang,
kita akan melanjutkan Upacara Pembaptisan. Ingatlah hal ini : tugas kalian
adalah menyampaikan iman kepada mereka, menyampaikannya di rumah, karena di
sanalah kalian belajar iman, kemudian kalian mempelajarinya pada katekese.
Tetapi
sebelum melanjutkan, saya ingin mengatakan hal lain : bayi-bayi hari ini
mendapati diri mereka di lingkungan yang aneh .. mungkin mereka merasa
kepanasan, sedikit terlalu terselimuti. Mungkin mereka merasakan suhu tidak
beranjak. Mereka menangis karena alasan-alasan ini.
Mereka
juga menangis karena lapar. Mereka lapar. Jenis tangisan yang ketiga : tangisan
'menghalangi'. Tangisan tersebut bukan hal yang aneh. Mereka tidak tahu apa
yang akan terjadi. [Satu bayi mulai dan berpikir] ‘Aku menangis terlebih dulu’.
Lalu itulah akhirnya apa yang sedang terjadi. Lalu kita akan melihat gerakan
mempertahankan diri tersebut. Yang penting mereka nyaman. Berhati-hatilah agar
tidak terlalu banyak menyelimuti mereka (membuat mereka kepanasan).
Jika
mereka menangis karena kelaparan, rawatlah mereka. Kepada para ibu, saya
katakan : jangan takut merawat bayi-bayi itu dengan tenang. Tuhan menginginkan
hal ini, karena mereka, ketika ada bahaya, memiliki panggilan multisuara. Satu
bayi mulai menangis, lalu segera bayi yang lain, dan bayi berikutnya, dan
berikutnya. Kemudian, akan terjadi paduan suara tangisan.
Kita
melanjutkan upacara ini, dengan damai, dengan kesadaran yang jatuh pada diri
kalian : menyampaikan iman.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.