Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 4 April 2019 : BERDOA DENGAN KEBERANIAN, MEMPERTARUHKAN SEGALA RESIKO

Bacaan Ekaristi : Kel. 32: 7-14; Mzm. 106:19-20,21-22,23; Yoh. 5:31-47

Dalam homilinya pada Misa harian Kamis pagi 4 April 2019 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus mengundang kita untuk berani berdoa kepada Tuhan, terutama selama Masa Prapaskah, dengan membawa seluruh hidup kita.

Doa, beliau mengatakan, merupakan salah satu dari tiga cara - bersama dengan puasa dan kegiatan amal - kita mempersiapkan diri selama Masa Prapaskah.


“Dalam berdoa diperlukan banyak keberanian. Dan kita sering kali suam-suam kuku ... Doa yang benar adalah ini : bersama Tuhan. Dan ketika saya memerlukan pengantaraan, saya perlu melakukannya dengan keberanian. Dalam bahasa umum, orang-orang menggunakan ungkapan yang sangat saya sukai ketika mereka memiliki suatu tujuan : Aku mempertaruhkan segala resiko' ... Tetapi mungkin keraguan bisa muncul : 'Aku melakukannya, tetapi bagaimana aku tahu Tuhan mendengarkanku?' Kita memiliki kepastian : Yesus. Dialah Sang Pengantara yang luar biasa".

Paus Fransiskus mengatakan doa membutuhkan parrhesia - keberanian atau kebebasan berbicara - berani menyampaikan kepada Tuhan.

Paus Fransiskus memberikan contoh dari beberapa tokoh Alkitab yang ulung dalam doa pengantaraan : Musa, Abraham, Hana, dan perempuan Kanaan. Beliau mengatakan mereka mempertaruhkan segala resiko untuk mendapatkan keinginan mereka. "Kadang-kadang, ketika kita melihat bagaimana orang-orang ini bergumul dengan Tuhan untuk mendapatkan sesuatu, kita memikirkannya seolah-olah mereka sedang bergulat dengan Allah, tetapi mereka tiba pada apa yang sedang mereka minta".

Mereka berdoa dengan sangat keras, kata Paus Fransiskus, karena mereka memiliki iman bahwa Tuhan dapat memenuhi keinginan mereka.

Paus Fransiskus mengingatkan kita bahwa Yesus telah naik ke Surga dan menjadi pengantara kita di hadapan Bapa, sama seperti yang telah dijanjikan-Nya kepada Petrus sebelum sengsara-Nya.

“Yesus mendoakan kita, pada saat ini. Dan ketika saya berdoa - entah saya yakin atau berdoa seperti seorang pedagang atau seorang yang gagap bicara atau sedang bergumul dengan Tuhan - Dialah yang membawa doa saya dan menyampaikannya kepada Tuhan. Yesus tidak perlu berbicara di hadapan Bapa : Ia menunjukkan luka-luka-Nya kepada Bapa. Bapa melihat luka-luka-Nya dan mengulurkan rahmat-Nya. Ketika kita berdoa, marilah kita ingat bahwa kita melakukannya dengan Yesus. Yesus adalah keberanian kita. Yesus adalah andalan kita, yang pada saat ini menjadi pengantara kita”.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.