Bacaan
Ekaristi : Bil. 21:4-9; Mzm. 102:2-3, 16-18, 19-21; Yoh. 8:21-30
Berkaca
pada Bacaan Pertama hari itu (Bil. 21:4-9), Paus Fransiskus mengatakan bahwa
kadang-kadang umat Kristiani “lebih menyukai kegagalan”, meninggalkan ruang
untuk keluh kesah dan ketidakpuasan, sebuah medan yang sempurna tempat iblis
menabur benihnya.
Berdasarkan
Bacaan Pertama, umat Allah, beliau menjelaskan, tidak tahan menanggung
perjalanan : kegairahan dan harapan mereka ketika mereka terbebas dari
perbudakan di Mesir berangsur-angsur memudar, kesabaran mereka habis, dan
mereka mulai bersungut-sungut dan berkeluh kesah kepada Allah : "Mengapa
kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun
ini?".
"Roh
kelelahan menghilangkan harapan kita", kata Paus Fransiskus. Beliau
menambahkan bahwa "kelelahan bersifat memilih : kelelahan selalu membuat
kita melihat hal negatif pada saat kita hidup, dan melupakan hal-hal baik yang
telah kita terima".
“Ketika
kita merasa hancur dan tidak sanggup menanggung perjalanan, kita mencari
perlindungan baik dalam berhala maupun dalam keluh kesah ... (...) Roh
kelelahan ini menjadikan kita umat Kristiani yang tidak puas (...) dan segala
sesuatunya berjalan salah ... Yesus sendiri yang mengajarkan kita hal ini
ketika Ia mengatakan bahwa kita laksana anak-anak yang sedang bermain ketika
kita diliputi oleh roh ketidakpuasan ini”.
Paus
Fransiskus mengatakan beberapa orang Kristiani menyerah pada
"kegagalan" tanpa menyadari bahwa hal ini menciptakan "medan
yang sempurna untuk iblis".
Mereka
"takut akan penghiburan", "takut akan harapan", "takut
akan belaian Tuhan", beliau mengatakan.
Paus
Fransiskus menyesalkan fakta bahwa inilah kehidupan banyak umat Kristiani :
"Mereka hidup berkeluh kesah, hidup mengritik, bersungut-sungut, dan tidak
puas".
“Umat
Allah tidak tahan menanggung perjalanan. Kita umat Kristiani sering tidak tahan
menanggung perjalanan. Kita lebih memilih kegagalan, yaitu kehancuran”.
Beliau
mengatakan memilih kegagalan adalah penghancuran ular : ular purba, ular Taman
Firdaus. Ular tersebut melambangkan ular yang menggoda Hawa. Suatu cara yang
menunjukkan bahwa ular yang selalu menggigit di bagian dalam pada saat-saat
kehancuran.
Orang-orang
yang menghabiskan hidupnya dengan berkeluh kesah, Paus Fransiskus mengatakan,
adalah mereka yang “lebih memilih kegagalan”, “yang menanggung harapan”, “dari
orang-orang yang tidak tahan menanggung kebangkitan Yesus”.
Paus
Fransiskus mengakhiri homilinya dengan mengundang umat Kristiani untuk memohon
kepada Tuhan membebaskan kita dari wabah ini.
“Semoga
Tuhan", beliau mengatakan, “selalu memberi kita harapan untuk masa depan
dan kekuatan untuk terus berjalan”.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.