Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 9 April 2019 : JANGAN MENYERAH PADA KEGAGALAN

Bacaan Ekaristi : Bil. 21:4-9; Mzm. 102:2-3, 16-18, 19-21; Yoh. 8:21-30

Berkaca pada Bacaan Pertama hari itu (Bil. 21:4-9), Paus Fransiskus mengatakan bahwa kadang-kadang umat Kristiani “lebih menyukai kegagalan”, meninggalkan ruang untuk keluh kesah dan ketidakpuasan, sebuah medan yang sempurna tempat iblis menabur benihnya.

Berdasarkan Bacaan Pertama, umat Allah, beliau menjelaskan, tidak tahan menanggung perjalanan : kegairahan dan harapan mereka ketika mereka terbebas dari perbudakan di Mesir berangsur-angsur memudar, kesabaran mereka habis, dan mereka mulai bersungut-sungut dan berkeluh kesah kepada Allah : "Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini?".


"Roh kelelahan menghilangkan harapan kita", kata Paus Fransiskus. Beliau menambahkan bahwa "kelelahan bersifat memilih : kelelahan selalu membuat kita melihat hal negatif pada saat kita hidup, dan melupakan hal-hal baik yang telah kita terima".

“Ketika kita merasa hancur dan tidak sanggup menanggung perjalanan, kita mencari perlindungan baik dalam berhala maupun dalam keluh kesah ... (...) Roh kelelahan ini menjadikan kita umat Kristiani yang tidak puas (...) dan segala sesuatunya berjalan salah ... Yesus sendiri yang mengajarkan kita hal ini ketika Ia mengatakan bahwa kita laksana anak-anak yang sedang bermain ketika kita diliputi oleh roh ketidakpuasan ini”.

Paus Fransiskus mengatakan beberapa orang Kristiani menyerah pada "kegagalan" tanpa menyadari bahwa hal ini menciptakan "medan yang sempurna untuk iblis".

Mereka "takut akan penghiburan", "takut akan harapan", "takut akan belaian Tuhan", beliau mengatakan.

Paus Fransiskus menyesalkan fakta bahwa inilah kehidupan banyak umat Kristiani : "Mereka hidup berkeluh kesah, hidup mengritik, bersungut-sungut, dan tidak puas".

“Umat Allah tidak tahan menanggung perjalanan. Kita umat Kristiani sering tidak tahan menanggung perjalanan. Kita lebih memilih kegagalan, yaitu kehancuran”.

Beliau mengatakan memilih kegagalan adalah penghancuran ular : ular purba, ular Taman Firdaus. Ular tersebut melambangkan ular yang menggoda Hawa. Suatu cara yang menunjukkan bahwa ular yang selalu menggigit di bagian dalam pada saat-saat kehancuran.

Orang-orang yang menghabiskan hidupnya dengan berkeluh kesah, Paus Fransiskus mengatakan, adalah mereka yang “lebih memilih kegagalan”, “yang menanggung harapan”, “dari orang-orang yang tidak tahan menanggung kebangkitan Yesus”.

Paus Fransiskus mengakhiri homilinya dengan mengundang umat Kristiani untuk memohon kepada Tuhan membebaskan kita dari wabah ini.

“Semoga Tuhan", beliau mengatakan, “selalu memberi kita harapan untuk masa depan dan kekuatan untuk terus berjalan”.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.