Bacaan
Ekaristi : Kis. 16:22-34; Mzm. 138:1-2a,2bc-3,7c-8; Yoh. 16:5-11.
Dalam
homilinya pada Misa harian Selasa pagi, 28 Mei 2019, di Casa Santa Marta,
Vatikan, Paus Fransiskus bercermin pada Roh Kudus yang menjadi tokoh utama
Bacaan Injil hari itu (Yoh. 16:5-11). Mengulas pidato perpisahan Yesus kepada
para murid sebelum Ia pergi ke surga, Paus Fransiskus mengatakan bahwa Yesus
memberi kita katekese yang sesungguhnya tentang Roh Kudus.
Para
murid, beliau mengatakan, sedih mendengar bahwa Guru mereka akan segera
meninggalkan mereka, tetapi Yesus menegur mereka. Ia menunjukkan bahwa meskipun
“hatimu berdukacita [...] adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi".
“Tetapi
bagaimana mungkin kita tidak berdukacita?”, Paus Fransiskus melanjutkan, dan
mengatakan bahwa “untuk melawan dukacita, kita harus berdoa kepada Tuhan agar keawetmudaan
roh diperbarui di dalam diri kita”. Roh Kuduslah, beliau mengatakan, yang
memastikan bahwa kita terus diperbarui dan iman kita awet muda.
Roh
Kudus, Paus Fransiskus menjelaskan, memberi kita kemampuan untuk memikul salib
kita. Beliau bercermin pada Bacaan Pertama (Kis. 16:22-34) yang menceritakan
bagaimana Paulus dan Silas, yang telah dikoyakkan pakaiannya, didera,
dibelenggu dan dipenjarakan, menyanyikan puji-pujian kepada Allah.
Roh
Kudus, beliau mengatakan, memperbarui segalanya. Roh Kudus menyertai kita dalam
kehidupan dan menopang kita. Dan berkenaan dengan penyebutan Roh Kudus sebagai
'Penghibur', Paus Fransiskus menjelaskan arti kata "asing" ini - yang
merujuk pada "Dia yang berada di dekat saya dan mendukung saya sehingga
saya tidak jatuh, jadi saya tetap berjiwa awet muda”.
"Orang
Kristiani selalu muda", lanjut Paus Fransiskus, dan ketika hati orang
Kristiani mulai menua, begitu pula panggilan Kristianinya. “Kamu muda dalam
hati dan jiwa, atau kamu tidak sepenuhnya Kristiani”.
Paus
Fransiskus mengatakan bahwa ada dukacita dan penderitaan di sepanjang kehidupan
kita. Tetapi beliau menyoroti teladan Paulus dan Silas yang meskipun didera dan
menderita, keduanya penuh sukacita dan bernyanyi.
Beliau
menjelaskan bahwa di sinilah bagian "awet muda" muncul ketika
kemudaan tersebut melihat ke depan dengan harapan. Tetapi untuk dapat memiliki
sikap awet muda ini, beliau melanjutkan, setiap hari kita perlu berdialog
dengan Roh Kudus, yang senantiasa beserta kita.
“Inilah
karunia besar yang ditinggalkan Yesus bagi kita : dukungan ini, yang
memungkinkan kita untuk maju”, kata Paus Fransiskus.
Paus
Fransiskus mengakhiri homilinya dengan kata-kata dorongan semangat dan harapan.
Beliau mengatakan bahwa bahkan sekalipun kita adalah orang-orang berdosa, Roh
Kudus tetap membantu kita untuk bertobat dan melihat ke depan :
"berbicaralah kepada Roh Kudus yang akan mendukungmu dan memulihkan
kemudaanmu". Dosa di sisi lain, beliau mengatakan, menuakan : "jiwa
menua, segalanya menua".
Dalam
kehidupan ada saat-saat sulit, tetapi di saat-saat ini “kita merasakan Roh
Kudus membantu kita maju [...] dan mengatasi berbagai kesulitan. Bahkan
kemartiran”, kata Paus Fransiskus.
“Marilah
kita mohon kepada Tuhan agar tidak kehilangan kemudaan yang diperbarui ini,
tidak menjadi umat Kristiani yang telah purnabakti dan telah kehilangan
sukacita mereka”, beliau mengatakan : “orang Kristiani tidak pernah purnabakti,
orang Kristiani hidup karena ia muda - ketika ia adalah orang Kristiani yang
sejati”.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.