Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 19 September 2019 : PELAYANAN ADALAH KARUNIA YANG HARUS DIRENUNGKAN


Bacaan Ekaristi : 1Tim. 4:12-16; Mzm. 111:7-8,9-10; Luk. 7:36-50.

Paus Fransiskus berkaca pada pelayanan para klerus dalam homilinya pada Misa harian Kamis pagi 19 September 2019 di Casa Santa Marta, Vatikan, yang dihadiri oleh sekelompok imam dan uskup yang merayakan 25 tahun tahbisan mereka. Beliau mengatakan Yesus menawarkan karunia ini kepada para diakon, imam, dan uskup agar mereka dapat melayani sesama.


Paus Fransiskus mengajak untuk berkaca pada Bacaan Pertama liturgi hari itu (1Tim 4:12-16). Dalam bacaan tersebut Santo Paulus mengajak Timotius untuk tidak mengabaikan karunia pelayanan para klerus.

Pelayanan para klerus bukanlah kontrak kerja : 'Aku harus melakukannya'. Tindakan melakukan tersebut berada di tempat kedua. Saya harus menerima karunia tersebut dan memeliharanya, dan dari sana mengalir seluruh sisanya : dalam permenungan akan karunia tersebut. Ketika kita melupakan hal ini, menyisihkan karunia tersebut, dan mengubahnya menjadi suatu fungsi, maka kita kehilangan hati pelayanan dan kehilangan pandangan Yesus yang memandang kita dan berkata : 'Ikutlah Aku'. Kecuma-cumaan hilang".  Paus Fransiskus kemudian memperingatkan resiko menjadikan pelayanan sebagai pengamalan yang berpusat pada diri sendiri.

Jika kita tidak merenungkan karunia yang telah kita terima tersebut, beliau berkata, “seluruh penyimpangan yang dapat kita bayangkan terlontar, dari yang paling menakutkan - yang mengerikan - sampai yang paling duniawi, yang membuat kita mengubah pelayanan kita menjadi ada di sekitar kita, alih-alih kecuma-cumaan karunia dan kasih kita untuk Dia yang memberikan karunia pelayanan kepada kita".

Paus Fransiskus mengajak para diakon, imam, dan uskup untuk merenungkan pelayanan dan pelayanan mereka sebagai karunia. Kita melakukan apa yang kitai bisa lakukan, dengan niat baik, kecerdasan, dan "bahkan dengan sedikit licik", tetapi selalu memelihara karunia itu.

Melupakan aspek ini, kata Paus Fransiskus, seperti yang dilakukan oleh orang-orang Farisi dalam Bacaan Injil hari itu (Luk 7:36-50), ketika kita melupakan beberapa aturan keramahtamahan ketika kita menjamu Yesus, sangatlah manusiawi.

“Di sana ada orang ini, orang yang baik, orang Farisi yang baik tetapi ia telah melupakan karunia tatakrama, karunia keramahtamahan - yang juga merupakan karunia. Karunia selalu dilupakan ketika ada semacam kepentingan pribadi yang terlibat, ketika saya ingin melakukan ini atau itu - selalu melakukan, melakukan ... Ya, kita semua para imam harus melakukan sesuatu, dan tugas pertama kita adalah memberitakan Injil, tetapi kita harus memelihara pusat kita, sumber kita yang daripada perutusan kita mengalir, yang merupakan karunia yang telah kita terima dari tuhan secara cuma-cuma”.

Paus Fransiskus mengakhiri homilinya dengan sebuah doa untuk seluruh klerus. Semoga Tuhan “membantu kita memelihara karunia ini, terutama mempertimbangkan pelayanan kita sebagai karunia, kemudian sebagai pelayanan”. Dengan cara ini, kata Paus Fransiskus, para pelayan dapat terhindar untuk menjadi "pengusaha atau orang yang berbuat baik".

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.