Bacaan
Ekaristi : Keb. 2:23-3:9; Mzm. 34:2-3,16-17,18-19; Luk. 17:7-10.
Setan
ada, menabur kebencian dan maut di seluruh dunia. Ia dengki karena Putra Allah
menjadi manusia. Inilah pokok homili Paus Fransiskus dalam Misa harian Selasa
pagi, 12 November 2019, di Casa Santa Marta, Vatikan.
Paus
Fransiskus berkaca pada Bacaan Pertama (Keb. 2:23-3:9), khususnya ayat pertama
yang dimulai dengan : "Allah telah menciptakan manusia untuk kebakaan, dan
dijadikan-Nya gambar hakekat-Nya sendiri". Ayat yang sama berlanjut dengan
: "Tetapi karena dengki setan maka maut masuk ke dunia".
Paus
Fransiskus menjelaskan bagaimana "kecemburuan dari malaikat yang sombong
yang menolak menerima penjelmaan" membawanya "untuk menghancurkan
umat manusia". Itulah bagaimana "kedengkian, kecemburuan,
persaingan" memasuki hati kita, kata Paus Fransiskus, sementara jika
sebaliknya "kita bisa hidup dalam damai bagaikan saudara dan
saudari". Di sinilah "perjuangan dan keinginan untuk
menghancurkan" dimulai, beliau menambahkan.
Paus
Fransiskus menggambarkan sebuah dialog imajiner dengan umat : "Tetapi
Bapa, aku tidak menghancurkan siapa pun". "Tidak? Dan bagaimana
dengan pergunjinganmu? Ketika kamu berbicara buruk tentang seseorang, kamu
menghancurkannya". Paus Fransiskus mengutip Rasul Yakobus : "Lidah
adalah sesuatu yang buas". "Pergunjingan membunuh. Fitnah
membunuh", beliau mengatakan.
Kita
sedang berperang di dalam diri kita sendiri, lanjut Paus Fransiskus, dan kita
telah melakukannya sejak awal. "Kain dan Habel bersaudara", beliau
mengatakan, "tetapi kecemburuan dan kedengkian yang satu menghancurkan yang
lain". Beginilah kenyataannya, kata Paus Fransiskus, hanya menonton berita
malam : "perang, kehancuran, orang-orang mendekati ajal oleh kesakitan
yang disebabkan oleh perang".
Paus
Fransiskus mengenang peringatan runtuhnya Tembok Berlin, kengerian perang,
Nazi, dan orang-orang yang "menyiksa siapa pun yang bukan berasal dari
'ras murni'".
Di
balik semua ini ada seseorang yang menggerakkan kita untuk melakukan hal-hal
ini. Itulah yang kita sebut pencobaan. Ketika kita pergi ke pengakuan dosa,
kita mengatakan kepada imam : "Bapa, aku tergoda dengan hal ini, hal itu,
dan hal lainnya ...". Seseorang menjamah hatimu untuk menuntunmu ke jalan
yang salah. Seseorang menabur kehancuran dan kebencian dalam hati kita. Hari
ini kita harus mengatakannya dengan jelas, ada banyak orang yang menabur
kebencian di dunia, yang menghancurkan.
Paus
Fransiskus mengatakan beliau sering memiliki kesan bahwa berita adalah sebuah
kisah kebencian dan kehancuran, perang dan serangan teroris. "Begitu
banyak anak meninggal karena kelaparan dan penyakit" karena mereka tidak
memiliki air, tidak ada pendidikan, atau perawatan kesehatan, kata Paus
Fransiskus. Sebaliknya, "uang yang dibutuhkan untuk hal ini digunakan
untuk pembuatan senjata pemusnah". Inilah yang terjadi di dunia, tetapi
juga "di dalam jiwa saya dan di dalam jiwamu", beliau melanjutkan,
karena kebencian dan dengki setan. "Dan mengapa setan dengki?", tanya
Paus Fransiskus : ia dengki "dengan hakekat manusiawi kita".
Apakah
kamu tahu kenapa? Karena Putra Allah menjadi salah seorang dari kita. Setan
tidak bisa menerimanya.
Itulah
sebabnya ia menghancurkan, kata Paus Fransiskus, dan itulah “akar dengki setan,
akar kejahatan kita, pencobaan kita, itulah akar perang, kelaparan, semua
musibah di dunia”. Menghancurkan dan menabur kebencian bukanlah norma, Paus
Fransiskus melanjutkan, bahkan dalam politik sekalipun. "Tetapi beberapa
orang melakukannya". Seringkali seorang politisi tergoda untuk
menjelek-jelekkan lawan politiknya, "menghancurkan orang lain",
menggunakan kebohongan maupun kebenaran. Ini bukan persaingan politik yang
sehat dan bersih "demi kebaikan negara". Politisi-politisi semacam
itu menggunakan penghinaan untuk merendahkan lawan politiknya, takut mereka
mungkin terlihat lebih cakap.
Saya
ingin kita semua memikirkan hal ini : mengapa ada begitu banyak kebencian di
dunia saat ini? Dalam keluarga-keluarga yang tidak dapat didamaikan, di
lingkungan kita, di tempat kerja, dalam politik ... setan adalah penabur
kebencian : "Maut memasuki dunia melalui dengki setan". Ada yang
mengatakan : tetapi Bapa, setan tidak ada, itu jahat, sebuah kejahatan yang
sangat halus ... Tetapi Sabda Allah jelas. Setan marah kepada Yesus. Bacalah
Injil : itu sudah jelas, entah kita memiliki iman atau tidak.
Paus
Fransiskus mengakhiri homilinya dengan berdoa agar Allah “sudi menjadikan hati
kita bertumbuh dalam iman kepada Yesus Kristus, Putra-Nya", yang mengambil
hakekat manusiawi kita, "untuk berperang dengan daging kita dan menang
dalam daging kita" atas setan dan kejahatan. Semoga iman ini "memberi
kita kekuatan untuk tidak memainkan permainan sang pencemburu, sang pendusta
besar, sang penabur kebencian".
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.