Bacaan
Ekaristi : 1Yoh. 4:7-10; Mzm. 72:2,3-4ab,7-8; Mrk. 6:34-44.
Roh
Kudus adalah jaminan bahwa Allah tetap di dalam kita dan kita tidak percaya
kepada roh dunia yang membuat kita tidak sadar hingga titik tidak bisa
membedakan yang baik dari yang jahat. Hal tersebut disampaikan oleh Paus
Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Selasa pagi, 7 Januari 2020, di
Casa Santa Marta, Vatikan. Paus Fransiskus mengacu pada Bacaan Pertama liturgi
hari itu (1Yoh. 4:7-10) yang mengutip nasihat Yesus kepada murid-murid-Nya :
"tetap berada di dalam Allah".
Orang
dapat "berada di dalam kota-kota yang paling berdosa, di dalam masyarakat
yang paling ateis, tetapi jika hatinya tetap berada di dalam Allah", tegas
Paus Fransiskus, laki-laki ini dan perempuan ini membawa keselamatan. Beliau
kemudian mengingat paparan dalam Kisah Para Rasul : Paulus tiba di sebuah kota
(Efesus) dan bertemu orang-orang Kristen yang dibaptis oleh Yohanes. Paulus
bertanya kepada mereka, “Katanya kepada mereka: Sudahkah kamu menerima Roh
Kudus?" (Kis 19:2). tetapi mereka bahkan tidak tahu bahwa Roh Kudus berada
di sana. Betapa banyak umat kristiani, Paus Fransiskus mengulas, bahkan dewasa
ini mengenali Roh Kudus hanya dengan seekor merpati dan tidak tahu bahwa
"apa yang membuatmu tetap berada di dalam Tuhan adalah jaminan, kekuatan
tetap berada di dalam Tuhan".
Paus
Fransiskus kemudian berbicara tentang roh dunia, yang bertentangan dengan Roh
Kudus. "Yesus, pada Perjamuan Terakhir", beliau mengingatkan,
"tidak mohon kepada Bapa untuk mengenyahkan para murid dari dunia",
karena kehidupan kristiani berada di dunia, "tetapi melindungi mereka dari
roh dunia, sang penentang. Beliau menekankan "Suasana yang membuatmu tidak
sadar, membawamu ke suatu titik di mana kamu tidak tahu cara mengenali yang
baik dari yang jahat bahkan lebih buruk daripada berbuat dosa".
Sebaliknya,
untuk tetap berada di dalam Allah, "kita harus memohon karunia" Roh
Kudus ini, yang merupakan jaminannya. Dari hal ini "kita tahu bahwa kita
tetap berada di dalam Tuhan". Tetapi bagaimana kita bisa tahu, tanya Paus
Fransiskus, apakah kita memiliki Roh Kudus atau roh dunia? Kepada kita, beliau
menjelaskan, Santo Paulus memberikan nasihat ini : "Jangan membuat sedih
Roh Kudus. Ketika kita pergi ke arah roh dunia, kita mengecewakan Roh Kudus dan
mengabaikan-Nya, kita mengesampingkan-Nya dan hidup kita berjalan ke arah
lain".
Roh
dunia, Paus Fransiskus menambahkan, adalah melupakan, karena "dosa tidak
memalingkan dirimu dari Allah jika kamu menyadarinya dan memohon pengampunan,
tetapi roh dunia yang membuatmu lupa apa itu dosa, "memperkenankan
segalanya". Kemudian beliau mengatakan bahwa dalam hari-hari ini seorang imam
memperlihatkan kepadanya sebuah film tentang umat kristiani yang sedang
merayakan Tahun Baru di sebuah kota wisata, di sebuah negara kristiani.
Mereka
merayakan Tahun Baru dengan keduniawian yang mengerikan, menghambur-hamburkan
uang dan banyak hal. Roh dunia. "Apakah ini dosa?" - "Tidak
sayang : ini adalah kebusukan, lebih buruk dari dosa". Roh Kudus
menuntunmu kepada Allah, dan jika kamu berdosa, Roh Kudus melindungimu dan
membantumu untuk bangkit, tetapi roh dunia menuntunmu kepada kebusukan, hingga titik
kamu tidak tahu apa yang baik dan apa yang ada. jahat : semuanya sama.
Paus
Fransiskus mengingat sebuah lagu Argentina yang mengatakan : "Pergi,
pergi, pergi ... semuanya sama karena di bawah sana di dalam oven kita akan
bertemu". Roh dunia, beliau mengatakan, menuntunmu kepada ketidaksadaran
"tidak bisa membedakan dosa". Dan bagaimana saya tahu, Paus
Fransiskus bertanya, jika "saya berada di jalan menuju keduniawian, menuju
roh dunia, atau saya mengikuti Roh Allah?".
Rasul
Yohanes memberi kita nasihat ini : "Saudara-saudaraku yang kekasih,
janganlah percaya akan setiap roh (yaitu setiap perasaan, setiap ilham, setiap
gagasan), tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah (atau
dari dunia)" (1Yoh 4:1). Tetapi apa artinya menguji Roh? Hanya ini :
ketika kamu merasakan sesuatu, kamu merasakan ingin melakukan sesuatu, atau
kamu datang dengan sebuah gagasan, sebuah penilaian akan sesuatu, tanyakan pada
dirimu : apakah yang kurasakan ini berasal dari Roh Allah atau dari roh dunia?.
Dan
bagaimana kamu melakukannya? Saran Paus Fransiskus adalah bertanya pada diri
sendiri "sekali, dua kali sehari, atau ketika kamu merasakan sesuatu
muncul dalam pikiranmu". Hal yang kurasakan, yang ingin kulakukan ini,
dari mana asalnya? "Dari roh dunia atau Roh Allah? Apakah hal ini akan
membuatku baik atau aku akan menyusuri jalan keduniawian secara tidak
sadar?".
Banyak
umat kristiani, Paus Fransiskus mengeluh, "hidup tanpa mengetahui apa yang
terjadi di dalam hati mereka". Itulah sebabnya Santo Paulus dan Santo
Yohanes mengatakan: "Janganlah percaya akan setiap roh", tetapi,
ujilah apa yang kamu rasakan. Maka "kita akan tahu apa yang terjadi di
dalam hati kita". Karena, Paus Fransiskus mengakhiri, "bagi
kebanyakan umat kristiani hati mereka seperti sebuah jalan dan mereka tidak
tahu siapa yang datang dan pergi, yang datang dan pergi, karena mereka tidak
tahu bagaimana memeriksa apa yang terjadi di dalam hati".
Karena
alasan ini saya menyarankan agar kamu meluangkan waktu setiap hari sebelum tidur
atau pada siang hari - ketika kamu menginginkan - [dan bertanya pada dirimu] :
apa yang telah terjadi di dalam hatiku hari ini? Apa yang ingin kulakukan,
pikirkanlah? Roh apakah yang telah bergerak di dalam hatiku? Roh Allah, karunia
Allah, Roh Kudus yang selalu membawaku maju menuju perjumpaan dengan Tuhan atau
roh dunia yang dengan lembut, perlahan-lahan menjauhkanku dari Tuhan;
"slide" yang perlahan-lahan, perlahan-lahan, perlahan-lahan.
Dalam
nasihat terakhir, Paus Fransiskus berkata, "kita memohon rahmat ini",
tetap berada di dalam Tuhan dan kita berdoa kepada Roh Kudus, agar Ia sudi
membuat kita tetap berada di dalam Tuhan dan memberi kita rahmat untuk
membedakan roh, yakni, apa yang bergerak di dalam diri kita. Semoga hati kita
tidak menjadi sebuah jalan", semoga hati kita menjadi sebuah titik
pertemuan antara kita dan Allah.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.