Bacaan
Ekaristi : Yak. 4:1-10; Mzm. 55:7-8,9-10a,10b-11a,23; Mrk. 9:30-37.
Keduniaian
adalah musuh Allah. Itulah pokok homili Paus Fransiskus dalam Misa harian
Selasa pagi, 25 Februari 2020, di Casa Santa Marta, Vatikan. Beliau berkaca
pada Bacaan Injil liturgi hari itu (Mrk. 9:30-37) yang di dalamnya Yesus
mengatakan kepada para murid-Nya, "Jika seseorang ingin menjadi yang
terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari
semuanya". Jika kita berkompromi ketika berusaha menghayati Injil,
akhirnya kita akan meminum roh dunia, yang mengarah pada menguasai sesama.
Sebaliknya, Yesus memanggil kita menuju jalan pelayanan.
Yesus
tahu bahwa para murid, oleh karena ambisi, telah mempertengkarkan siapa yang
terbesar di antara mereka. Paus Fransiskus menjelaskan bahwa sikap ingin mejadi
yang terdahulu, ingin meninggikan ini adalah "roh dunia". Santo
Yakobus, dalam Bacaan Pertama (Yak. 4:1-10), mengatakan "persahabatan
dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah".
Paus
Fransiskus selanjutnya mengatakan bahwa kecemasan keduniawian ini, keprihatinan
ini menjadi lebih penting daripada yang lainnya. “Tidak! Aku layak menerima hal
ini, orang itu tidak layak menerimanya” : inilah keduniawian, inilah roh dunia,
dan orang-orang yang bernafas dalam roh ini, bernafas dalam permusuhan dengan
Allah. Yesus, dalam perikop lain, berkata kepada para murid, “Siapa tidak
bersama Aku, ia melawan Aku”. Tidak ada kompromi dalam Injil. Dan ketika
seseorang ingin menghayati Injil seraya berkompromi, ia akhirnya mendapati
dirinya bersama roh dunia, yang senantiasa berusaha untuk berkompromi demi
mendaki lebih tinggi, menguasai, menjadi lebih besar.
Begitu
banyak peperangan dan begitu banyak pertengkaran justru berasal dari keinginan
duniawi, dari hawa nafsu, Paus Fransiskus menekankan, kembali merujuk pada
kata-kata Santo Yakobus. Memang benar bahwa ada banyak peperangan yang terjadi
di dunia saat ini, kata Paus Fransiskus. Tetapi beliau bertanya,
"Bagaimana dengan peperangan di antara kita sendiri, seperti yang terjadi
di antara para Rasul tentang siapa yang paling penting?" Beliau
menggambarkan mereka yang terjangkit keduniawian, seperti para pengejar karier
yang selalu memperjuangkan tempat yang lebih tinggi, pengakuan yang lebih besar.
Inilah
roh dunia, dan ini tidak kristiani. [Mereka mengatakan] “Tidak! Giliranku! Aku
harus mendapatkan lebih banyak untuk mendapatkan lebih banyak uang dan lebih
banyak kekuasaan”. Inilah roh dunia. Dan kemudian, [ada] kejahatan perbincangan
: pergunjingan. Dari mana asalnya? Dari iri hati. Sosok yang paling iri hati
adalah iblis, kita mengetahuinya, dikatakan demikian di dalam Kitab Suci.
[Kejahatan perbincangan berasal] dari iri hati. Melalui iri hati, iblis masuk
ke dalam dunia. Iri hati adalah hal tercela yang mendorongmu untuk
menghancurkan, menjelekkan sesama, membinasakan sesama.
Dalam
perbincangan di antara para murid, seluruh hawa nafsu ini hadir, Paus
Fransiskus berkata; dan oleh karena itu Yesus menegur para murid-Nya, dan
memanggil mereka untuk menjadi pelayan dari semuanya, dan mengambil tempat yang
terakhir.
Siapa
yang paling penting dalam Gereja? Paus, para uskup, para monsinyur, para
kardinal, para pastor dari paroki-paroki yang paling indah, para ketua
lembaga-lembaga awam? Bukan! Yang terbesar dalam Gereja adalah orang-orang yang
menjadikan diri mereka pelayan dari semuanya, orang-orang yang melayani semuanya,
bukan orang-orang yang memiliki gelar. Dan untuk membantu kita memahami hal
ini, Ia mengambil seorang anak dan menempatkannya di tengah-tengah mereka;
serta memeluknya dengan lembut - karena Yesus berbicara dengan lembut, Ia
berbicara begitu lembut - Ia berkata kepada mereka : "Barangsiapa
menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku".
Artinya, barangsiapa yang menyambut orang-orang yang paling rendah hati, orang
yang melayani banyak orang. Inilah jalannya. Hanya ada satu jalan melawan roh
dunia : kerendahan hati. Melayani sesama, memilih tempat terakhir, bukan menapaki
jenjang.
Beliau
melanjutkan, dengan mengatakan tidak perlu berkompromi, “tawar-menawar dengan
roh dunia”, karena keduniawian “adalah musuh Allah”. Sebaliknya, kita perlu
mendengarkan kata-kata penghiburan yang "sangat bijak" yang dikatakan
dalam Injil ini : "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah
ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya".
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.