Bacaan
Ekaristi : Yes. 1:10,16-20; Mzm. 50:8-9,16bc-17,21,23; Mat. 23:1-12.
Kemarin, sabda Allah mengajarkan kita
bagaimana mengenali dosa-dosa kita dan mengakuinya, tetapi tidak hanya dengan
pikiran, juga dengan hati, dengan semangat rasa malu; rasa malu atas dosa-dosa
kita sebagai sikap yang paling mulia di hadapan Allah. Dan hari ini Allah
memanggil kita semua orang-orang berdosa untuk berdialog dengan-Nya (bdk. Yes 1:10.16-20).
Karena dosa menutup kita di dalam diri kita sendiri, dosa membuat kita
bersembunyi, atau menyembunyikan kebenaran kita, di dalam diri kita. Itulah apa
yang terjadi pada Adam dan Hawa : setelah berbuat dosa mereka menyembunyikan
diri karena malu; mereka telanjang (bdk. Kej 3:8-10). Dan orang berdosa, ketika
ia merasa malu, kemudian tergoda untuk bersembunyi. Dan Tuhan memanggil :
"’Marilah, baiklah kita beperkara – sabda Tuhan’ (Yes 1:18); baiklah kita membicarakan
dosamu, baiklah kita membicarakan situasimu. Jangan takut". Dan Ia
melanjutkan : “Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih
seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi
putih seperti bulu domba” (ayat 18). “Marilah, karena Aku bisa mengubah
segalanya”, Tuhan memberitahu kita. “Jangan takut untuk datang dan berbicara. Beranilah
bahkan dengan kesusahanmu”.
Saya teringat akan santa yang begitu menyesal itu : ia banyak
berdoa. Dan ia selalu berusaha memberikan kepada Tuhan segala yang diminta
Tuhan kepadanya. Tetapi Tuhan tidak berkenan. Dan suatu hari ia sedikit marah
kepada Tuhan, karena santa itu memiliki karakter yang memadai. Dan ia berkata
kepada Tuhan, “Tetapi, Tuhan, aku tidak mengerti Engkau. Aku memberikan
kepada-Mu segalanya, segalanya, dan Engkau selalu tidak puas, seolah-olah ada
sesuatu yang kurang. Apa yang kurang?". "Berikan kepada-Ku
dosa-dosamu: itu yang kurang". Milikilah keberanian untuk pergi dengan kesusahan
kita dan berbicaralah kepada Tuhan : "Mari, marilah, baiklah kita membicarakannya!
Jangan takut". “Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih
seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi
putih seperti bulu domba” (ayat 18).
Inilah undangan Tuhan. Tetapi selalu ada
penipuan : ketimbang pergi berbicara dengan Tuhan, berpura-pura tidak menjadi orang-orang
berdosa. Itulah sebabnya Tuhan mencela para ahli Taurat (lih. Mat 23: 1-12).
Orang-orang ini melakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang : mereka memakai
tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; mereka suka duduk di tempat
terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka
menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi" (ayat 5-7).
Penampilan, kesombongan. Menutupi kebenaran hati kita dengan kesombongan.
Kesombongan tidak pernah menyembuhkan! Kesombongan tidak pernah menyembuhkan.
Sebaliknya, kesombongan meracuni, dan berlanjut sampai membuat hati sakit,
menuntunmu menuju kekerasan hati yang mengatakan kepadamu : “Tidak, jangan
pergi kepada Tuhan, jangan pergi. Tetaplah sendirian ...".
Kesombongan adalah tempat di mana kita
menutup diri dari panggilan Tuhan. Sebaliknya, undangan Tuhan adalah undangan
seorang ayah, seorang saudara : “Marilah! Baiklah kita berbicara, baiklah kita
berbicara. Pada akhirnya saya bisa mengubah hidup saya dari merah menjadi putih”.
Semoga sabda Tuhan ini menguatkan kita.
Semoga doa kita menjadi doa yang sejati : tentang kenyataan kita, tentang dosa-dosa
kita, tentang kesusahan kita. Ia mengetahui, Ia mengetahui kita apa adanya.
Kita mengetahuinya, tetapi kesombongan kita selalu mengundang kita untuk
menutupinya. Semoga Tuhan membantu kita.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.