Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 11 Maret 2020 : CARA MEMBEDAKAN BAGAIMANA IBLIS SEDANG BEKERJA



Bacaan Ekaristi : Yer. 18:18-20; Mzm. 31:5-6,14,15-16; Mat. 20:17-28.

Bacaan Pertama, sebuah perikop dari nabi Yeremia (18:18-20), benar-benar sebuah nubuat tentang sengsara Tuhan. Apa yang dikatakan para musuh? "Ayo, mari kita merintanginya ketika ia berbicara; janganlah memperhatikan seluruh kata-katanya. Mari kita halangi jalannya. Tidak dikatakan : mari kita kalahkan dia, bunuh dia, tidak; persulit hidupnya, siksa dia. Itulah penderitaan sang nabi, tetapi di sana ada nubuat tentang Yesus.


Dalam Bacaan Injil (Mat. 20:17-28), Yesus sendiri berbicara kepada kita tentang hal ini : “Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan”. Itu bukan sekedar hukuman mati : ada lebih banyak. Ada penghinaan, kekejaman. Dan ketika ada kekejaman dalam penganiayaan terhadap orang Kristiani, penganiayaan seseorang, iblis ada di sana. Iblis memiliki dua gaya : rayuan, dengan janji-janji dunia, seperti yang ingin dilakukannya dengan Yesus di padang gurun, merayu-Nya, dan dengan rayuan untuk membuat-Nya mengubah rencana penebusan, dan, jika itu tidak bekerja, kekejaman. Iblis tidak memiliki jangka menengah. Harga dirinya begitu besar sehingga ia mencoba untuk menghancurkan dan menghancurkan, menikmati kehancuran dengan kekejaman.

Mari kita memikirkan penganiayaan dari begitu banyak orang kudus, begitu banyak orang Kristiani yang tidak (hanya) terbunuh, tetapi mereka dibuat menderita dan berusaha dengan segala cara untuk dipermalukan, sampai akhir hayat. Jangan mengacaukan penganiayaan sosial, politik, dan keagamaan yang sederhana dengan kekejaman iblis. Iblis mengamuk untuk menghancurkan. Mari kita memikirkan apokaliptik : ia ingin melahap anak yang akan dilahirkan dari perempuan itu.

Dua penjahat yang disalibkan bersama Yesus dihukum, disalibkan dan dibiarkan mati dalam damai. Tidak ada yang menghina mereka; tidak ada yang tertarik. Penghinaan itu hanya untuk Yesus, terhadap Yesus. Yesus berkata kepada para Rasul bahwa Ia akan dijatuhi hukuman mati <dan> akan diolok-olok, disesah <dan> disalibkan ... Mereka mengolok-olok-Nya. Dan cara untuk keluar dari kekejaman iblis, dari kehancuran ini, adalah roh duniawi, apa yang diminta ibu untuk anak-anaknya, anak-anak Zebedeus. Yesus berbicara tentang penghinaan, yang merupakan takdir-Nya sendiri, dan di sana mereka meminta-Nya untuk mempertunjukkan, kuasa. Kesombongan, roh duniawi tepatnya adalah cara yang ditawarkan Iblis untuk meninggalkan Salib Kristus. Kepuasan seseorang, memiliki karier, kesuksesan duniawi : semuanya adalah cara yang tidak Kristiani. Semuanya adalah cara untuk menutupi Salib Yesus.

Semoga Tuhan memberi kita rahmat untuk dapat membedakan di mana beradanya roh, yang ingin menghancurkan kita dengan kekejaman, dan ketika roh yang sama ingin menghibur kita dengan penampilan dunia, dengan kesombongan. Namun, jangan lupa : ketika ada kekejaman, ada kebencian, balas dendam iblis yang kalah. Demikianlah hingga hari ini di dalam Gereja. Marilah kita memikirkan banyak umat Kristiani yang dianiaya dengan kejam. Pada hari-hari ini, surat kabar berbicara tentang Asia Bibi : sembilan tahun di dalam penjara, penderitaan. Inilah kekejaman iblis.

Semoga Tuhan memberi kita rahmat untuk membedakan jalan Tuhan, yaitu Salib, jalan dunia, yang adalah kesombongan, penampilan, rias wajah.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.