Bacaan
Ekaristi : Hos. 14:2-10; Mzm. 81:6c-8a,8bc-9,10-11ab,14,17; Mrk. 12:28b-34.
Ketika
saya membaca atau mendengarkan perikop Nabi Hosea ini, yang kita dengar dalam
Bacaan Pertama (Hos. 14:2-10) [yang mengatakan] : “Kembalilah, hai Israel,
kepada Tuhan, Allahmu”, ketika saya mendengarnya, terlintas dalam benak saya
sebuah lagu ("Torna Piccina Mia") yang dinyanyikan Carlo Buti 75
tahun yang lalu, dan keluarga-keluarga Italia di Buenos Aires suka
mendengarkannya : "Kembalilah kepada ayahmu, ia kembali akan menyanyikan
lagu pengantar tidur untukmu". Kembalilah : tetapi Ayahmulah yang meminta
kamu untuk kembali. Allah adalah Ayahmu; Ia bukan seorang hakim; Ia adalah
Ayahmu : Kembalilah ke rumah, dengarkanlah, ayo”. Dan kenangan itu - saya masih
kecil - segera membawa saya kepada Ayah dalam Injil Lukas bab 15, tentang Ayah
itu dikatakan : "Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya",
anak itu telah pergi membawa seluruh uang dan telah memboroskannya. Namun, jika
ia melihatnya dari jauh, itu karena ia sedang menunggunya. Ia akan naik ke
teras - berapa kali sehari! - selama berhari-hari, berbulan-bulan, mungkin,
bertahun-tahun menunggu anaknya. Ia melihatnya dari jauh. Kembalilah kepada
ayahmu, kembalilah kepada ayahmu. Ia sedang menunggumu. Kelembutan Allah
berbicara kepada kita, terutama dalam masa Prapaskah. Inilah saatnya untuk
masuk ke dalam diri kita dan mengingat Bapa dan kembali kepada ayah.
"Tidak,
Bapa, aku malu untuk kembali karena ... Engkau tahu Bapa, aku telah membuat
begitu banyak ..., aku sudah melakukan banyak ...”. Apa yang dikatakan Tuhan?
“Kembalilah. Aku akan memulihkanmu dari penyelewengan, Aku akan mengasihimu
dengan sukarela, sebab murka-Ku telah surut dari padamu. Aku akan seperti embun
bagimu, maka ia akan berbunga seperti bunga bakung dan akan menjulurkan
akar-akarnya seperti pohon hawar". Kembali kepada Bapamu yang menunggumu.
Allah yang lembut akan memulihkan kita; Ia akan memulihkan kita dari banyak,
banyak luka kehidupan dan banyak hal buruk yang telah kita lakukan. Setiap
orang memilikinya!
Namun,
pikirkanlah hal ini : kembali kepada Allah berarti kembali kepada sebuah
pelukan, kepada pelukan Bapa. Dan pikirkanlah janji lain yang dibuat Yesaya :
"Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti
salju". Ia mampu mengubah rupa diri kita, Ia mampu mengubah hati kita,
tetapi perlu untuk mengambil langkah pertama : kembali. Kembali kepada Allah
bukanlah pergi kepada Allah, tidak : kembali kepada Allah berarti pulang.
Dan
Masa Prapaskah senantiasa menunjukkan pertobatan hati ini, yang dalam kebiasaan
Kristiani, diwujudkan dalam Sakramen Tobat. Tetapi Masa Prapaskah adalah masa
untuk - saya tidak tahu apakah harus "menyesuaikan cerita", saya
tidak suka itu - memperkenankan Allah
memutihkan kita, Allah memurnikan kita, Allah memeluk kita.
Saya
tahu bahwa kebanyakan kamu pergi ke pengakuan dosa menjelang Paskah untuk
kembali bertemu Allah. Namun, banyak yang akan mengatakan kepada saya hari ini
: "Tetapi, Bapa, di mana aku dapat menemukan seorang imam, seorang bapa
pengakuan, karena kami tidak dapat meninggalkan rumah? Dan aku ingin berdamai
dengan Tuhan, aku ingin Ia memelukku, agar Ayahku memelukku ... Apa yang bisa
kulakukan jika aku tidak dapat menemukan seorang imam?" Lakukanlah apa
yang dikatakan Katekismus; Katekismus sangat jelas: jika kamu tidak menemukan
seorang imam untuk mendengarkan pengakuanmu, berbicaralah dengan Allah, Ia
adalah Bapamu, dan katakanlah yang sebenarnya kepada-Nya, "Tuhan, aku
telah melakukan ini, dan itu, dan itu ... aku minta maaf", dan mohonkanlah
pengampunan kepada-Nya dengan segenap hati, dengan tindakan penyesalan dan
berjanji kepada-Nya : "Setelah itu aku akan pergi ke pengakuan dosa,
tetapi ampunilah aku sekarang". Dan kamu akan segera kembali kepada rahmat
Allah. Seperti yang diajarkan oleh Katekismus, kamu sendiri dapat mendekati pengampunan
Allah tanpa memiliki seorang imam. Pikirkanlah : inilah saatnya! Dan inilah
saat yang tepat, saat yang layak. Dan tindakan penyesalan dilakukan dengan
baik, dan jiwa kita akan menjadi seputih salju. Akan ada baiknya jika hari ini
"kembali" ini bergema di telinga kita, "kembali kepada Ayahmu,
kembali kepada Bapamu". Ia sedang menunggumu dan Ia akan merayakanmu.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.