Bacaan
Ekaristi : Kis. 4:23-31; Mzm. 2:1-3,4-6,7-9; Yoh. 3:1-8.
Orang
ini, Nikodemus, adalah pemimpin orang Yahudi, seorang yang berwenang. Ia merasa
perlu untuk pergi kepada Yesus. Dia pergi di waktu malam hari karena ia harus
melakukan beberapa penyesuaian, karena orang-orang yang pergi untuk berbicara
dengan Yesus tidak dihormati. Ia orang Farisi yang jujur, karena tidak semua
orang Farisi jahat. Tidak, tidak, ada juga orang-orang Farisi yang jujur, dan
ia ini salah satunya. Ia merasa cemas, karena ia adalah orang yang telah
membaca para nabi dan tahu bahwa para nabi memaklumkan apa yang dilakukan
Yesus. Ia merasa cemas dan pergi untuk berbicara dengan Yesus. "Rabi, kami
tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah", - sebuah
pengakuan, sampai titik tertentu. "Tidak ada seorang pun yang dapat
mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak
menyertainya". Dan ia berhenti. Ia berhenti sebelum "oleh karena
itu". Jika saya mengatakan ini ... oleh karena itu! ... Dan Yesus
menjawab. Ia menjawab dengan sulit dimengerti, karena ia, Nikodemus, tidak
menyangka. Ia menjawab dengan gambaran kelahiran tersebut : jika seorang tidak
dilahirkan dari atas, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah. Dan ia, Nikodemus,
merasa bingung; ia tidak mengerti dan menerima jawaban Yesus secara harfiah.
Tetapi bagaimana seorang bisa dilahirkan jika ia sudah dewasa, orang dewasa?
Dilahirkan dari atas, dilahirkan dari Roh adalah lompatan pengakuan yang harus
dilakukan Nikodemus dan ia tidak tahu bagaimana melakukannya, karena Roh tidak
dapat diduga. Definisi Roh yang diberikan Yesus di sini menarik : ”Angin
bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu
dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap
orang yang lahir dari Roh", yaitu, bebas. Orang yang memperkenankan
dirinya dibawa dari satu sisi ke sisi lain oleh Roh Kudus : inilah kebebasan
Roh. Dan orang yang melakukan hal ini adalah orang yang taat dan di sini kita
berbicara tentang ketaatan pada Roh.
Menjadi
orang Kristiani bukan sekadar mematuhi Perintah-perintah : ya, kita harus
melakukannya; ini benar. Namun, jika kamu berhenti di situ, kamu bukan orang
Kristiani yang baik. Menjadi orang Kristiani yang baik berarti memperkenankan
Roh masuk ke dalam dirimu dan membawamu, membawamu ke mana pun yang Ia
kehendaki. Sering kali, dalam kehidupan Kristiani kita, kita berhenti, seperti
Nikodemus, dalam menghadapi "oleh karena itu", kita tidak tahu
langkah apa yang harus diambil, kita tidak tahu bagaimana melakukannya, atau
kita tidak memiliki kepercayaan pada Allah untuk mengambil langkah ini dan
memperkenankan Roh masuk. Lahir baru berarti memperkenankan Roh memasuki diriku
dan bahwa Rohlah yang membimbingku dan bukan aku dan di sini, bebas, dengan
kebebasan Roh ini, yang tidak pernah diketahui ke mana kita pada akhirnya.
Ketika
Roh datang, para Rasul, yang berada di Ruang Atas, pergi untuk berkhotbah
dengan keberanian itu, dengan mampu mengambil resiko itu ... mereka tidak tahu
bahwa hal ini akan terjadi, dan mereka melakukannya karena Roh membimbing
mereka. Orang Kristiani tidak boleh berhenti hanya untuk mematuhi
Perintah-perintah : ya, ia harus melakukannya, tetapi ia harus melangkah lebih
jauh, menuju kelahiran yang baru ini, yaitu kelahiran dalam Roh, yang
memberinya kebebasan Roh. Itulah yang terjadi pada jemaat Kristiani dalam
Bacaan Pertama ini, setelah Yohanes dan Petrus kembali dari interogasi yang
dilakukan oleh para imam. Mereka pergi kepada saudara-saudara mereka di dalam
jemaat ini dan menunjukkan semua yang telah dikatakan mereka kepada para
pemimpin Yahudi, para imam dan para tua-tua. Dan ketika jemaat mendengar semua
ini, mereka semua bersama-sama, agak takut. Dan apa yang mereka lakukan? Mereka
berdoa. Mereka tidak berhenti pada langkah kehati-hatian. “Tidak, sekarang kita
melakukan hal ini, kita menjadi sedikit lebih tenang .. "Tidak. Mereka
berdoa, sehingga Rohlah yang mengatakan kepada mereka apa yang harus mereka
lakukan. Mereka melambungkan suara mereka kepada Allah dengan berkata :
"Tuhan!" dan mereka berdoa. Doa yang indah ini di saat yang gelap, di
saat ketika mereka harus mengambil keputusan dan tidak tahu harus berbuat apa.
Mereka ingin dilahirkan dari Roh; mereka membuka hati mereka kepada Roh, agar
Ia dapat mengatakannya kepada mereka. Dan mereka meminta tolong : "Tuhan,
Herodes, Pontius Pilatus dengan bangsa-bangsa dan orang-orang Israel bersekutu
melawan Roh Kudus dan Yesus", mereka menceritakan sejarah dan berkata,
"Tuhan, lakukanlah sesuatu!" Dan sekarang, Tuhan, lihatlah ancaman mereka,
"orang-orang dari kelompok imam", dan berikanlah kepada
hamba-hamba-Mu untuk mengucapkan sabda-Mu dengan penuh keberanian" -
mereka memohonkan keberanian, keberanian agar tidak takut - "seraya Engkau
mengulurkan tangan-Mu untuk menyembuhkan, serta tanda-tanda dan
keajaiban-keajaiban dilakukan melalui nama Yesus hamba-Mu yang kudus”. “Dan
ketika mereka berdoa, tempat mereka berkumpul bersama terguncang; dan mereka
semua dipenuhi dengan Roh Kudus dan mengucapkan sabda Allah dengan berani”.
Pentakosta kedua terjadi di sini.
Dalam
menghadapi berbagai kesulitan, dalam menghadapi pintu-pintu yang terkunci,
sehingga mereka tidak tahu bagaimana untuk berjalan maju, mereka pergi kepada
Tuhan, mereka membuka hati mereka serta Roh datang dan memberi mereka apa yang
mereka butuhkan dan mereka pergi untuk berkhotbah, dengan keberanian, dan maju.
Inilah dilahirkan dari Roh; ini bukan berhenti pada “oleh karena itu”, pada
“oleh karena itu” hal-hal yang selalu saya lakukan, pada “oleh karena itu”
melampaui Perintah, pada “oleh karena itu” melampaui kebiasaan keagamaan :
tidak! Inilah dilahirkan kembali. Dan bagaimana kita bersiap untuk dilahirkan
kembali? Dengan doa - doa adalah apa yang membuka pintu bagi Roh dan memberikan
kita kebebasan ini, keberanian ini, keberanian Roh Kudus ini, di mana kita
tidak akan pernah tahu ke mana Ia akan menuntun kita, Roh semata.
Semoga
Tuhan membantu kita untuk selalu terbuka kepada Roh, karena Dialah yang membawa
kita maju dalam kehidupan pelayanan kita kepada Tuhan.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.