Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 21 April 2020 : UANG, KESOMBONGAN DAN PERGUNJINGAN : TIGA HAL YANG MEMECAH BELAH JEMAAT


Bacaan Ekaristi : Kis. 4:32-37; Mzm. 93:1ab,1c-2,5; Yoh. 3:7-15.


"Dilahirkan dari atas” (Yoh 3:7) adalah dilahirkan dengan kekuatan Roh Kudus. Kita tidak bisa membawa Roh Kudus untuk diri kita sendiri; kita hanya bisa memperkenankan-Nya mengubah rupa kita. Dan kepatuhan kita membuka pintu bagi Roh Kudus : Dialah yang melakukan perubahan, perubahan rupa - kelahiran kembali dari atas. Yesus berjanji untuk mengutus Roh Kudus (bdk. Kis 1:8). Roh Kudus mampu melakukan berbagai mukjizat, berbagai hal yang bahkan tidak dapat kita pikirkan. Contohnya adalah jemaat Kristen perdana ini, yang bukan sebuah khayalan, apa yang dikatakan kepada kita di sini bukan sebuah khayalan : sebuah teladan, di mana kita dapat tiba ketika ada kepatuhan serta Roh Kudus diperkenankan untuk masuk dan Ia mengubah rupa kita. Suatu jemaat - katakan saja demikian - yang merupakan "impian". Memang benar bahwa segera sesudahnya permasalahan akan dimulai, tetapi Tuhan membuat kita melihat ke mana kita dapat mencapai jika kita terbuka kepada Roh Kudus, jika kita patuh. Ada kerukunan dalam jemaat ini (bdk. Kis 4:32-37). Roh Kudus adalah Guru Kerukunan, Ia mampu melakukannya, dan Ia melakukannya di sini. Ia harus melakukannya di dalam hati kita : Ia harus mengubah begitu banyak hal kita, tetapi menghasilkan kerukunan, karena Ia sendiri adalah kerukunan. Juga, kerukunan antara Bapa dan Putra : Ia adalah cinta kerukunan. Dan dengan kerukunan, Ia menciptakan hal-hal ini, seperti jemaat yang sangat rukun ini. Namun kemudian, sejarah memberitahu kita - Kitab Kisah Para Rasul itu sendiri - banyak masalah dalam jemaat. Ini adalah suatu teladan : Tuhan memperkenankan teladan jemaat yang hampir-hampir “surgawi” ini membuat kita melihat ke mana kita harus tiba.


Namun, perpecahan dimulai di dalam jemaat. Dalam bab kedua dari Suratnya, Rasul Yakobus, mengatakan : “Janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka" (Yak 2:1), karena ada perpecahan! "Jangan membeda-bedakan" : Para Rasul harus pergi untuk menegur. Dan dalam bab 11 dari Surat Pertamanya kepada jemaat Korintus, Paulus menyesali : "Aku mendengar ada perpecahan di antara kamu" (bdk. 1 Kor 11:18) : perpecahan di dalam jemaat dimulai. Dan kita harus sampai pada "impian" ini, tetapi itu tidak mudah : ada begitu banyak hal yang memecah-belah suatu jemaat, baik di dalam paroki, atau keuskupan, atau kalangan imam, atau para pelaku hidup bakti ... begitu banyak hal masuk untuk memecah belah jemaat.

Melihat hal-hal apa yang ada, yang memecah belah jemaat Kristen perdana, saya menemukan tiga : pertama, uang. Ketika Rasul Yakobus mengatakan hal ini - tidak memiliki kesukaan pribadi -, ia memberikan contoh sebab “jika ada seorang masuk ke dalam kumpulanmu, ke gerejamu, dengan memakai cincin emas dan pakaian indah, kamu mengantarkannya ke depan dan kamu mengesampingkan orang miskin” (bdk. Yak 2:2), itulah uang. Paulus mengatakan hal yang sama : "Orang kaya membawa makanan dan mereka memakannya, serta orang miskin tetap berdiri" (bdk. 1 Kor 11:20-22), kita membiarkan mereka di sana seolah-olah mengatakan kepada mereka: "Aturlah dirimu sebisamu". Uang memecah belah; cinta akan uang memecah belah jemaat, cinta akan uang memecah belah Gereja.

Berkali-kali, dalam sejarah Gereja, di mana ada penyimpangan ajaran - tidak selalu, tetapi berkali-kali - uang ada di belakang penyimpangan tersebut : uang kekuasaan, entah kekuasaan politik, entah dalam bentuk tunai, tetapi itulah uang. Uang memecah belah jemaat. Oleh karena itu, kemiskinan adalah induk dari jemaat; kemiskinan adalah tembok yang melindungi jemaat. Uang memecah belah, kepentingan pribadi <memecah belah>, juga dalam keluarga. Berapa banyak keluarga yang akhirnya terpecah belah atas warisan? Berapa banyak keluarga? Dan mereka tidak lagi saling berbicara ... Berapa banyak keluarga. . . terpecah belah atas warisan ... warisan memecah belah - uang memecah belah.

Kesombongan adalah sesuatu yang lain yang memecah belah jemaat, keinginan untuk merasa lebih baik dari orang lain. "Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain" (bdk. Luk 18:11), - doa orang Farisi. Kesombongan, merasakan diriku <lebih baik> ... Dan juga kesombongan dalam membuat diriku terlihat, kesombongan dalam kebiasaanku, dalam pakaianku : berapa kali - tidak selalu tetapi berkali-kali - perayaan Sakramen adalah contoh kesombongan, orang-orang yang mengenakan pakaian yang paling baik, yang melakukan ini atau itu ... itulah kesombongan ... pada perayaan terbesar ... Kesombongan masuk ke sana juga, dan kesombongan memecah belah, karena kesombongan membawamu menjadi seekor burung merak dan, di mana ada seekor burung merak selalu ada perpecahan.

Hal ketiga yang memecah belah jemaat adalah pergunjingan. Ini bukan pertama kalinya saya mengatakannya, tetapi itulah kenyataan; itulah kenyataan, hal itu yang dimasukkan iblis ke dalam diri kita, sebagai kebutuhan untuk berbicara buruk tentang orang lain. “Tetapi dia orang yang baik ...“ - “Ya, ya, namun demikian ..." segera sebuah "tetapi", itulah sebuah batu untuk mendiskualifikasikan orang lain dan saya segera mengatakan sesuatu yang saya dengar serta saya juga sedikit merendahkan orang lain.

Namun, Roh selalu datang dengan kekuatan-Nya untuk menyelamatkan kita dari keduniawian uang, kesombongan dan pergunjingan, karena Roh bukanlah dunia : Ia menentang dunia; Ia mampu melakukan mukjizat-mukjizat ini, hal-hal besar ini.

Marilah kita memohonkan kepada Tuhan kepatuhan kepada Roh sehingga Ia sudi mengubah rupa diri kita dan mengubah rupa jemaat kita, jemaat paroki, keuskupan dan jemaat keagamaan kita : agar Ia sudi mengubah rupa mereka, selalu berjalan maju dalam kerukunan yang dikehendaki Yesus untuk jemaat Kristiani.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.