Bacaan
Ekaristi : Kis. 5:34-42; Mzm. 27:1,4,13-14; Yoh. 6:1-15.
Ungkapan
dari perikop ini membuat kita berpikir : "Hal itu dikatakan-Nya untuk
mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya".
Itulah yang ada dalam pikiran Yesus ketika Ia berkata : "Bagaimana kita
membeli roti, supaya orang-orang ini makan?" Tetapi Ia mengatakannya untuk
mencobai dia, Filipus. Ia tahu. Terlihat di sini sikap Yesus terhadap para
Rasul. Ia terus-menerus mencobai mereka untuk mengajar mereka dan, ketika
mereka berada di luar batas dan di luar fungsi yang harus mereka lakukan, Ia
mencegah mereka dan mengajar mereka. Injil penuh dengan tindak tanduk Yesus ini
untuk membuat murid-murid-Nya bertumbuh menjadi para gembala Umat Allah, dalam
hal ini para uskup, para gembala Umat Allah. Dan salah satu hal yang paling
disukai Yesus adalah berada bersama orang banyak, karena hal ini juga merupakan
lambang universalitas Penebusan. Dan salah satu hal yang paling tidak disukai
oleh para Rasul adalah orang banyak, karena mereka suka mendekati Tuhan,
mendengarkan Tuhan, mendengarkan seluruh perkataan Tuhan.
Hari
ini mereka pergi ke sana untuk memiliki sebuah hari istirahat - versi lain
dalam Injil lain mengatakan, karena keempat Injil membicarakannya ... mungkin
ada dua penggandaan roti - dan mereka tiba dari sebuah perutusan dan Tuhan berkata
: "Marilah kita istirahat sejenak". Dan mereka pergi ke sana dan
orang-orang memperhatikan ke mana mereka pergi melalui laut, mereka membuat
sebuah lingkaran dan menunggu-Nya di sana. Dan para murid tidak bahagia karena
orang-orang telah memberantakkan hari Senin Paskah, dan mereka tidak bisa
merayakannya bersama Tuhan. Meskipun demikian, Yesus mulai mengajar, mereka
mendengarkan, kemudian mereka berbicara di antara mereka sendiri, dan
berjam-jam, berjam-jam berlalu, Yesus berbicara dan orang-orang senang. Dan
kemudian para Rasul berkata, “Perayaan kami berantakan; istirahat kami
berantakan".
Namun,
Tuhan berusaha mendekati umat dan Ia berusaha untuk membentuk hati para gembala
untuk dekat dengan Umat Allah, untuk melayani mereka. Dan mereka, kita paham,
dipilih dan merasa agak seperti sebuah lingkaran istimewa, sebuah kelas
istimewa, "kaum bangsawan", katakanlah, dekat dengan Tuhan dan
berulang kali Tuhan mengisyaratkan untuk memperbaiki mereka. Sebagai contoh,
kita berpikir <bagaimana Ia> bersama anak-anak. Mereka <para Rasul>
melindungi Tuhan : “Tidak, tidak, tidak, anak-anak tidak boleh mendekat karena
mereka mengacau, mengganggu ... Tidak, anak-anak <harus tetap> bersama
orang tua". Dan Yesus? "Biarkan anak-anak datang". Dan mereka
<para Rasul> tidak mengerti. Kemudian mereka mengerti. Kemudian saya
memikirkan jalan menuju Yerikho, <orang> yang berteriak : "Yesus,
anak Daud, kasihanilah aku". Dan mereka <para Rasul berkata> :
“Tetapi diamlah ketika Tuhan lewat; jangan ganggu Dia". Dan Yesus berkata:
"Tetapi, siapakah itu? Mintalah ia datang”. Sekali lagi, Tuhan
<memperbaiki mereka>. Maka, Ia mengajarkan kepada mereka kedekatan dengan
Umat Allah.
Memang
benar bahwa Umat Allah melelahkan gembala, mereka melelahkannya : banyak hal
berlipat ganda ketika ada gembala yang baik, karena orang selalu pergi ke
gembala yang baik karena satu dan lain alasan. Suatu ketika, seorang pastor
paroki yang luar biasa di lingkungan keuskupan yang sederhana dan bersahaja
memiliki pastoran sebagai rumah biasa dan umat mengetuk pintu atau mengetuk
jendela, setiap saat ... dan ia pernah berkata kepada saya, "Tetapi aku
ingin menemboki pintu dan jendela agar mereka membiarkan aku
beristirahat". Namun, ia sadar bahwa ia adalah seorang gembala dan harus
bersama umat. Dan Yesus membentuk, Ia mengajarkan kepada para murid, kepada
para Rasul sikap pastoral ini, sikap kedekatan dengan Umat Allah. Dan Umat
Allah melelahkan gembala, karena mereka selalu meminta hal-hal nyata, mereka
selalu meminta sesuatu yang nyata, mungkin keliru, tetapi mereka meminta
hal-hal nyata. Dan gembala harus menanggapi hal-hal ini. Versi penginjil lain
ketika mereka membuat Yesus melihat bahwa berjam-jam telah berlalu dan
orang-orang harus pergi, karena hari sudah mulai gelap, dan mereka berkata : "Suruhlah
orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan, bahkan ketika hari
sudah gelap, ketika hari mulai gelap ... Tetapi, apa yang ada dalam pikiran
mereka? Setidaknya sedikit merayakan di antara mereka, bukan egoisme yang jahat
tetapi, kita mengerti, kebersamaan dengan sang gembala, kebersamaan dengan
Yesus yang adalah Sang Gembala yang agung. Dan, untuk mencobai mereka, Yesus
menjawab : "Kamu harus memberi mereka makan". Dan inilah yang
dikatakan Yesus hari ini kepada seluruh gembala : "Kamu harus memberi
mereka makan". “Apakah mereka sedih? Kamu memberi mereka penghiburan”.
“Apakah mereka tersesat? Kamu harus memberi mereka jalan keluar. Apakah mereka
keliru? Kamu harus memberi mereka <sesuatu> untuk menyelesaikan masalah
... Kamu harus memberi mereka ...“. Dan Rasul yang malang merasa ia harus
memberi, memberi, memberi, tetapi dari siapakah ia menerima? Yesus mengajarkan
kita, serupa dengan yang diterima Yesus.
Setelah
ini, ia menyingkir dari para Rasul dan pergi berdoa, kepada Bapa, <Ia berdoa>.
Kedekatan ganda dari gembala ini adalah apa yang diusahakan Yesus untuk
membantu pemahaman para Rasul, sehingga mereka menjadi para gembala yang luar
biasa. Namun, berulang kali orang banyak keliru, dan juga keliru di sini,
"Lalu orang-orang, setelah melihat tanda yang telah Ia perbuat, berkata :
'Ini benar-benar seorang nabi, Ia telah datang ke dunia!'. Namun, Yesus,
mengetahui bahwa mereka datang untuk membawa-Nya guna djadikan raja, kembali
menarik diri”. Mungkin - Injil tidak mengatakannya - salah seorang Rasul
barangkali berkata kepada-Nya : "Tetapi Tuhan, marilah kita mengambil
keuntungan dari hal ini dan memiliki kuasa" - pencobaan lain. Dan Yesus
membuat mereka melihat bahwa itu bukan jalannya. Kuasa seorang gembala adalah
pelayanan; ia tidak memiliki kuasa lain dan, ketika ia berlaku keliru pada
kuasa lain panggilannya berantakan dan <para gembala> menjadi, saya tidak
tahu, para manajer bisnis pastoral tetapi bukan para gembala. Tatanan tersebut
bukan penggembalaan : hati gembala adalah apa yang penggembalaan. Dan hati
Pendeta adalah apa yang sekarang sedang diajarkan Yesus kepada kita. Hari ini
marilah kita mendoakan kepada Tuhan para gembala Gereja; semoga Tuhan
senantiasa berbicara kepada mereka, karena Ia sangat mengasihi mereka: semoga
Ia senantiasa berbicara kepada kita, semoga Ia memberitahu kita bagaimana
hal-hal semestinya, semoga Ia menjelaskan kepada kita dan, terutama,
mengajarkan kita untuk tidak takut kepada Umat Allah, tidak perlu takut
mendekati mereka.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.