Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 24 April 2020 : YESUS MENGAJAR PARA MURID DENGAN MENCOBAI MEREKA



Bacaan Ekaristi : Kis. 5:34-42; Mzm. 27:1,4,13-14; Yoh. 6:1-15.

Ungkapan dari perikop ini membuat kita berpikir : "Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya". Itulah yang ada dalam pikiran Yesus ketika Ia berkata : "Bagaimana kita membeli roti, supaya orang-orang ini makan?" Tetapi Ia mengatakannya untuk mencobai dia, Filipus. Ia tahu. Terlihat di sini sikap Yesus terhadap para Rasul. Ia terus-menerus mencobai mereka untuk mengajar mereka dan, ketika mereka berada di luar batas dan di luar fungsi yang harus mereka lakukan, Ia mencegah mereka dan mengajar mereka. Injil penuh dengan tindak tanduk Yesus ini untuk membuat murid-murid-Nya bertumbuh menjadi para gembala Umat Allah, dalam hal ini para uskup, para gembala Umat Allah. Dan salah satu hal yang paling disukai Yesus adalah berada bersama orang banyak, karena hal ini juga merupakan lambang universalitas Penebusan. Dan salah satu hal yang paling tidak disukai oleh para Rasul adalah orang banyak, karena mereka suka mendekati Tuhan, mendengarkan Tuhan, mendengarkan seluruh perkataan Tuhan.


Hari ini mereka pergi ke sana untuk memiliki sebuah hari istirahat - versi lain dalam Injil lain mengatakan, karena keempat Injil membicarakannya ... mungkin ada dua penggandaan roti - dan mereka tiba dari sebuah perutusan dan Tuhan berkata : "Marilah kita istirahat sejenak". Dan mereka pergi ke sana dan orang-orang memperhatikan ke mana mereka pergi melalui laut, mereka membuat sebuah lingkaran dan menunggu-Nya di sana. Dan para murid tidak bahagia karena orang-orang telah memberantakkan hari Senin Paskah, dan mereka tidak bisa merayakannya bersama Tuhan. Meskipun demikian, Yesus mulai mengajar, mereka mendengarkan, kemudian mereka berbicara di antara mereka sendiri, dan berjam-jam, berjam-jam berlalu, Yesus berbicara dan orang-orang senang. Dan kemudian para Rasul berkata, “Perayaan kami berantakan; istirahat kami berantakan".

Namun, Tuhan berusaha mendekati umat dan Ia berusaha untuk membentuk hati para gembala untuk dekat dengan Umat Allah, untuk melayani mereka. Dan mereka, kita paham, dipilih dan merasa agak seperti sebuah lingkaran istimewa, sebuah kelas istimewa, "kaum bangsawan", katakanlah, dekat dengan Tuhan dan berulang kali Tuhan mengisyaratkan untuk memperbaiki mereka. Sebagai contoh, kita berpikir <bagaimana Ia> bersama anak-anak. Mereka <para Rasul> melindungi Tuhan : “Tidak, tidak, tidak, anak-anak tidak boleh mendekat karena mereka mengacau, mengganggu ... Tidak, anak-anak <harus tetap> bersama orang tua". Dan Yesus? "Biarkan anak-anak datang". Dan mereka <para Rasul> tidak mengerti. Kemudian mereka mengerti. Kemudian saya memikirkan jalan menuju Yerikho, <orang> yang berteriak : "Yesus, anak Daud, kasihanilah aku". Dan mereka <para Rasul berkata> : “Tetapi diamlah ketika Tuhan lewat; jangan ganggu Dia". Dan Yesus berkata: "Tetapi, siapakah itu? Mintalah ia datang”. Sekali lagi, Tuhan <memperbaiki mereka>. Maka, Ia mengajarkan kepada mereka kedekatan dengan Umat Allah.

Memang benar bahwa Umat Allah melelahkan gembala, mereka melelahkannya : banyak hal berlipat ganda ketika ada gembala yang baik, karena orang selalu pergi ke gembala yang baik karena satu dan lain alasan. Suatu ketika, seorang pastor paroki yang luar biasa di lingkungan keuskupan yang sederhana dan bersahaja memiliki pastoran sebagai rumah biasa dan umat mengetuk pintu atau mengetuk jendela, setiap saat ... dan ia pernah berkata kepada saya, "Tetapi aku ingin menemboki pintu dan jendela agar mereka membiarkan aku beristirahat". Namun, ia sadar bahwa ia adalah seorang gembala dan harus bersama umat. Dan Yesus membentuk, Ia mengajarkan kepada para murid, kepada para Rasul sikap pastoral ini, sikap kedekatan dengan Umat Allah. Dan Umat Allah melelahkan gembala, karena mereka selalu meminta hal-hal nyata, mereka selalu meminta sesuatu yang nyata, mungkin keliru, tetapi mereka meminta hal-hal nyata. Dan gembala harus menanggapi hal-hal ini. Versi penginjil lain ketika mereka membuat Yesus melihat bahwa berjam-jam telah berlalu dan orang-orang harus pergi, karena hari sudah mulai gelap, dan mereka berkata : "Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan, bahkan ketika hari sudah gelap, ketika hari mulai gelap ... Tetapi, apa yang ada dalam pikiran mereka? Setidaknya sedikit merayakan di antara mereka, bukan egoisme yang jahat tetapi, kita mengerti, kebersamaan dengan sang gembala, kebersamaan dengan Yesus yang adalah Sang Gembala yang agung. Dan, untuk mencobai mereka, Yesus menjawab : "Kamu harus memberi mereka makan". Dan inilah yang dikatakan Yesus hari ini kepada seluruh gembala : "Kamu harus memberi mereka makan". “Apakah mereka sedih? Kamu memberi mereka penghiburan”. “Apakah mereka tersesat? Kamu harus memberi mereka jalan keluar. Apakah mereka keliru? Kamu harus memberi mereka <sesuatu> untuk menyelesaikan masalah ... Kamu harus memberi mereka ...“. Dan Rasul yang malang merasa ia harus memberi, memberi, memberi, tetapi dari siapakah ia menerima? Yesus mengajarkan kita, serupa dengan yang diterima Yesus.

Setelah ini, ia menyingkir dari para Rasul dan pergi berdoa, kepada Bapa, <Ia berdoa>. Kedekatan ganda dari gembala ini adalah apa yang diusahakan Yesus untuk membantu pemahaman para Rasul, sehingga mereka menjadi para gembala yang luar biasa. Namun, berulang kali orang banyak keliru, dan juga keliru di sini, "Lalu orang-orang, setelah melihat tanda yang telah Ia perbuat, berkata : 'Ini benar-benar seorang nabi, Ia telah datang ke dunia!'. Namun, Yesus, mengetahui bahwa mereka datang untuk membawa-Nya guna djadikan raja, kembali menarik diri”. Mungkin - Injil tidak mengatakannya - salah seorang Rasul barangkali berkata kepada-Nya : "Tetapi Tuhan, marilah kita mengambil keuntungan dari hal ini dan memiliki kuasa" - pencobaan lain. Dan Yesus membuat mereka melihat bahwa itu bukan jalannya. Kuasa seorang gembala adalah pelayanan; ia tidak memiliki kuasa lain dan, ketika ia berlaku keliru pada kuasa lain panggilannya berantakan dan <para gembala> menjadi, saya tidak tahu, para manajer bisnis pastoral tetapi bukan para gembala. Tatanan tersebut bukan penggembalaan : hati gembala adalah apa yang penggembalaan. Dan hati Pendeta adalah apa yang sekarang sedang diajarkan Yesus kepada kita. Hari ini marilah kita mendoakan kepada Tuhan para gembala Gereja; semoga Tuhan senantiasa berbicara kepada mereka, karena Ia sangat mengasihi mereka: semoga Ia senantiasa berbicara kepada kita, semoga Ia memberitahu kita bagaimana hal-hal semestinya, semoga Ia menjelaskan kepada kita dan, terutama, mengajarkan kita untuk tidak takut kepada Umat Allah, tidak perlu takut mendekati mereka.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.