Bacaan
Ekaristi : 1Ptr. 5:5b-14; Mzm. 89:2-3,6-7,16-17; Mrk. 16:15-20.
Hari
ini Gereja merayakan Santo Markus, salah seorang dari empat penginjil, sangat
dekat dengan rasul Petrus. Injil Markus adalah Injil yang pertama kali ditulis.
Bercorak sederhana, sangat akrab. Jika kamu mempunyai waktu hari ini, ambil dan
bacalah. Tidak lama, dan sangatlah menyenangkan membaca kesederhanaan yang
dengannya Markus menceritakan kehidupan Tuhan.
Dan
dalam Injil kita telah membaca sekarang - yang merupakan akhir Injil Markus -
ada pengutusan Tuhan. Tuhan menyatakan diri-Nya sebagai Sang Penyelamat,
sebagai Putra Allah yang tunggal; Ia telah menampakkan diri kepada seluruh
Israel, kepada orang-orang, terutama lebih rinci kepada para rasul, kepada para
murid. Inilah kepergian Tuhan, Tuhan pergi: Ia pergi dan "terangkat ke
surga dan duduk di sebelah kanan Allah" (Mrk 16:19). Tetapi sebelum pergi,
ketika Ia menampakkan diri kepada sebelas Rasul, Ia mengatakan kepada mereka :
"Pergilah ke seluruh dunia dan nyatakan Injil kepada setiap makhluk"
(Mrk. 16:15). Ada sifat misioner iman. Iman adalah misioner atau bukan iman.
Iman bukan hanya untuk saya, karena saya bertumbuh dengan iman : ini adalah
bidaah Gnostik. Iman selalu menuntunmu keluar dari dirimu sendiri. Pergi
keluar. Penerusan iman; iman harus diteruskan, iman harus ditawarkan, terutama
dengan kesaksian : "Pergilah, biarkan orang melihat bagaimana kamu
hidup" (bdk. ayat 15).
Seseorang
mengatakan kepada saya, seorang imam Eropa, tentang sebuah kota di Eropa: “Ada
begitu banyak ketidakpercayaan, begitu banyak agnostisisme di kota-kota kita, karena
umat Kristiani tidak memiliki iman. Jika mereka beriman, mereka pasti akan
memberikannya kepada orang-orang. "Kemisioneran sedang lenyap. Karena
keyakinan tersebut sedang lenyap pada akarnya" : Ya, saya seorang
Kristiani, saya seorang Katolik ... ". Seolah-olah iman adalah sikap
sosial. Dalam kartu tanda penduduk kamu disebut demikian dan demikian. ... dan
"saya seorang Kristiani". Inilah data kartu tanda penduduk. Ini bukan
iman! Ini adalah perkara budaya. Iman tentu saja membawa kamu keluar, iman menuntunmu
untuk memberikannya: karena iman pada dasarnya harus diteruskan. iman tidak
tinggal diam. "Ah, maksudmu, bapa, bahwa kita semua harus menjadi
misionaris dan pergi ke negara-negara yang jauh?". Tidak, ini adalah
bagian dari sifat misioner. Ini berarti bahwa jika kamu memiliki iman kamu
harus keluar dari dirimu sendiri, dan menunjukkan iman secara sosial. Iman
bersifat sosial, iman adalah untuk semua orang : "Pergilah ke seluruh
dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk" (ayat 15). Dan ini tidak
berarti penyebaran agama, seolah-olah saya adalah tim sepakbola penyebaran
agama, atau saya adalah badan amal. Tidak, iman adalah : "bukan penyebaran
agama". Iman adalah untuk menunjukkan pewahyuan, sehingga Roh Kudus dapat
bertindak dalam orang-orang melalui kesaksian : dengan pelayanan. Pelayanan
adalah cara hidup. Jika saya mengatakan bahwa saya adalah seorang Kristiani dan
saya hidup sebagai seorang penyembah berhala, iman tidak akan berjalan! Ini
tidak meyakinkan siapa pun. Jika saya mengatakan bahwa saya seorang Kristiani
dan hidup sebagai seorang Kristiani, ini menarik. Iman adalah kesaksian.
Suatu
hari, di Polandia, seorang mahasiswa bertanya kepada saya, ”Di universitas,
saya mempunyai banyak teman yang ateis. Apa yang harus saya katakan kepada mereka
untuk meyakinkan mereka?" - "Tidak ada, sayang, tidak ada! Hal
terakhir yang perlu kamu lakukan adalah mengatakan sesuatu. Mulailah hidup, dan
mereka, melihat kesaksianmu, akan bertanya kepadamu: 'Mengapa kamu hidup
seperti ini?'". Iman harus diteruskan : tidak memaksakan tetapi menawarkan
harta. "Iman ada di sana, kamu lihat?" Dan ini juga merupakan
kerendahan hati yang dikatakan Santo Petrus dalam Bacaan Pertama :
"Saudara-saudaraku yang terkasih, rendahkanlah dirimu seorang terhadap
yang lain, sebab Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang
yang rendah hati" (1Ptr 5:5). Berapa kali dalam Gereja, dalam sejarah,
lahirnya gerakan, perkumpulan, pria atau wanita ingin memaksakan iman,
mempertobatkan ... Benar "penyebaran agama". Dan bagaimana akhirnya
mereka? Dalam keburukan.
Perikop
Injil ini begitu lembut! Tetapi di mana andalannya? Bagaimana saya bisa yakin
bahwa dengan meninggalkan diri, saya akan berbuah dalam penerusan iman?
"Beritakanlah Injil kepada segala makhluk" (Mrk 16:15), kamu akan
melakukan berbagai keajaiban (bdk. ayat 17-18). Dan Tuhan akan menyertai kita
sampai akhir zaman. Iman menyertai kita. Dalam penerusan iman, Tuhan senantiasa
beserta kita. Dalam penerusan ideologi akan ada guru, tetapi ketika saya
memiliki sikap iman yang harus diteruskan, ada Tuhan yang menyertai saya. Dalam
penerusan iman, saya tidak pernah sendirian. Tuhanlah yang bersama saya
meneruskan iman. Ia menjanjikannya : "Aku menyertai kamu senantiasa sampai
kepada akhir zaman" (bdk. Mat 28:20).
Marilah
kita berdoa kepada Tuhan untuk membantu kita menghayati iman kita seperti ini :
iman dari pintu yang terbuka, iman yang tembus pandang, bukan iman yang
"mengandung penyebaran agama", tetapi menunjukkan : "Saya
seperti ini". Dan dengan rasa ingin tahu yang sehat ini, kamu membantu
orang-orang menerima pesan yang akan menyelamatkan mereka ini.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.