Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 25 April 2020 : IMAN DITERUSKAN MELALUI KESAKSIAN


Bacaan Ekaristi : 1Ptr. 5:5b-14; Mzm. 89:2-3,6-7,16-17; Mrk. 16:15-20.


Hari ini Gereja merayakan Santo Markus, salah seorang dari empat penginjil, sangat dekat dengan rasul Petrus. Injil Markus adalah Injil yang pertama kali ditulis. Bercorak sederhana, sangat akrab. Jika kamu mempunyai waktu hari ini, ambil dan bacalah. Tidak lama, dan sangatlah menyenangkan membaca kesederhanaan yang dengannya Markus menceritakan kehidupan Tuhan.


Dan dalam Injil kita telah membaca sekarang - yang merupakan akhir Injil Markus - ada pengutusan Tuhan. Tuhan menyatakan diri-Nya sebagai Sang Penyelamat, sebagai Putra Allah yang tunggal; Ia telah menampakkan diri kepada seluruh Israel, kepada orang-orang, terutama lebih rinci kepada para rasul, kepada para murid. Inilah kepergian Tuhan, Tuhan pergi: Ia pergi dan "terangkat ke surga dan duduk di sebelah kanan Allah" (Mrk 16:19). Tetapi sebelum pergi, ketika Ia menampakkan diri kepada sebelas Rasul, Ia mengatakan kepada mereka : "Pergilah ke seluruh dunia dan nyatakan Injil kepada setiap makhluk" (Mrk. 16:15). Ada sifat misioner iman. Iman adalah misioner atau bukan iman. Iman bukan hanya untuk saya, karena saya bertumbuh dengan iman : ini adalah bidaah Gnostik. Iman selalu menuntunmu keluar dari dirimu sendiri. Pergi keluar. Penerusan iman; iman harus diteruskan, iman harus ditawarkan, terutama dengan kesaksian : "Pergilah, biarkan orang melihat bagaimana kamu hidup" (bdk. ayat 15).

Seseorang mengatakan kepada saya, seorang imam Eropa, tentang sebuah kota di Eropa: “Ada begitu banyak ketidakpercayaan, begitu banyak agnostisisme di kota-kota kita, karena umat Kristiani tidak memiliki iman. Jika mereka beriman, mereka pasti akan memberikannya kepada orang-orang. "Kemisioneran sedang lenyap. Karena keyakinan tersebut sedang lenyap pada akarnya" : Ya, saya seorang Kristiani, saya seorang Katolik ... ". Seolah-olah iman adalah sikap sosial. Dalam kartu tanda penduduk kamu disebut demikian dan demikian. ... dan "saya seorang Kristiani". Inilah data kartu tanda penduduk. Ini bukan iman! Ini adalah perkara budaya. Iman tentu saja membawa kamu keluar, iman menuntunmu untuk memberikannya: karena iman pada dasarnya harus diteruskan. iman tidak tinggal diam. "Ah, maksudmu, bapa, bahwa kita semua harus menjadi misionaris dan pergi ke negara-negara yang jauh?". Tidak, ini adalah bagian dari sifat misioner. Ini berarti bahwa jika kamu memiliki iman kamu harus keluar dari dirimu sendiri, dan menunjukkan iman secara sosial. Iman bersifat sosial, iman adalah untuk semua orang : "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk" (ayat 15). Dan ini tidak berarti penyebaran agama, seolah-olah saya adalah tim sepakbola penyebaran agama, atau saya adalah badan amal. Tidak, iman adalah : "bukan penyebaran agama". Iman adalah untuk menunjukkan pewahyuan, sehingga Roh Kudus dapat bertindak dalam orang-orang melalui kesaksian : dengan pelayanan. Pelayanan adalah cara hidup. Jika saya mengatakan bahwa saya adalah seorang Kristiani dan saya hidup sebagai seorang penyembah berhala, iman tidak akan berjalan! Ini tidak meyakinkan siapa pun. Jika saya mengatakan bahwa saya seorang Kristiani dan hidup sebagai seorang Kristiani, ini menarik. Iman adalah kesaksian.

Suatu hari, di Polandia, seorang mahasiswa bertanya kepada saya, ”Di universitas, saya mempunyai banyak teman yang ateis. Apa yang harus saya katakan kepada mereka untuk meyakinkan mereka?" - "Tidak ada, sayang, tidak ada! Hal terakhir yang perlu kamu lakukan adalah mengatakan sesuatu. Mulailah hidup, dan mereka, melihat kesaksianmu, akan bertanya kepadamu: 'Mengapa kamu hidup seperti ini?'". Iman harus diteruskan : tidak memaksakan tetapi menawarkan harta. "Iman ada di sana, kamu lihat?" Dan ini juga merupakan kerendahan hati yang dikatakan Santo Petrus dalam Bacaan Pertama : "Saudara-saudaraku yang terkasih, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati" (1Ptr 5:5). Berapa kali dalam Gereja, dalam sejarah, lahirnya gerakan, perkumpulan, pria atau wanita ingin memaksakan iman, mempertobatkan ... Benar "penyebaran agama". Dan bagaimana akhirnya mereka? Dalam keburukan.

Perikop Injil ini begitu lembut! Tetapi di mana andalannya? Bagaimana saya bisa yakin bahwa dengan meninggalkan diri, saya akan berbuah dalam penerusan iman? "Beritakanlah Injil kepada segala makhluk" (Mrk 16:15), kamu akan melakukan berbagai keajaiban (bdk. ayat 17-18). Dan Tuhan akan menyertai kita sampai akhir zaman. Iman menyertai kita. Dalam penerusan iman, Tuhan senantiasa beserta kita. Dalam penerusan ideologi akan ada guru, tetapi ketika saya memiliki sikap iman yang harus diteruskan, ada Tuhan yang menyertai saya. Dalam penerusan iman, saya tidak pernah sendirian. Tuhanlah yang bersama saya meneruskan iman. Ia menjanjikannya : "Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (bdk. Mat 28:20).

Marilah kita berdoa kepada Tuhan untuk membantu kita menghayati iman kita seperti ini : iman dari pintu yang terbuka, iman yang tembus pandang, bukan iman yang "mengandung penyebaran agama", tetapi menunjukkan : "Saya seperti ini". Dan dengan rasa ingin tahu yang sehat ini, kamu membantu orang-orang menerima pesan yang akan menyelamatkan mereka ini.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.