Bacaan
Ekaristi : Kis. 2:14,22-33; Mzm. 16:1-2a,5,7-8,9-10,11; 1Ptr. 1:17-21; Luk.
24:13-35.
Berulang
kali kita telah mendengar bahwa kekristenan bukan hanya sebuah ajaran,
kekristenan bukan cara berperilaku, kekristenan sebuah bukan budaya. Ya,
kekristenan adalah semua ini, tetapi yang lebih penting dan terutama,
kekristenan adalah sebuah pertemuan. Seseorang adalah orang Kristiani karena ia
bertemu dengan Yesus Kristus, ia memperkenankan dirinya "ditemui
oleh-Nya".
Perikop
Injil Lukas ini memberitahu kita tentang suatu perjumpaan, cara memahami dengan
baik bagaimana Tuhan berkarya, bagaimana cara kita bertindak. Kita dilahirkan
dengan benih kegelisahan. Allah menginginkannya seperti ini: kegelisahan untuk
menemukan kepenuhan, kegelisahan untuk menemukan Allah, berulang kali bahkan
tanpa mengetahui bahwa kita memiliki kegelisahan ini. Hati kita gelisah, hati
kita haus : haus akan perjumpaan dengan Allah. Ia mencari kita, berulang kali
di jalan yang salah : Ia mencari dirinya, kemudian ia kembali, ia mencari
dirinya ... Di sisi lain, Allah haus akan perjumpaan tersebut, sangat haus
sehingga Ia mengutus Yesus untuk menemui kita, menemui keprihatinan ini.
Bagaimana
cara kerja Yesus? Dalam perikop Injil ini (bdk. Luk 24:13-35) kita melihat
dengan baik bahwa Ia menghormati, menghormati situasi kita, tidak berjalan
terus. Hanya, kadang-kadang, dengan keras kepala, kita memikirkan Paulus,
bukan? Ketika ia terlempar dari kudanya. Tetapi biasanya cara kerja berjalan
lambat, menghormati masa-masa kita. Ia adalah Tuhan yang sabar. Betapa banyak
kesabaran yang dimiliki Tuhan terhadap kita masing-masing! Tuhan berjalan di
samping kita.
Seperti
yang telah kita lihat di sini dengan kedua murid ini, mendengarkan keprihatinan
kita - mengenali keprihatinan! - dan pada titik tertentu memberitahu kita
sesuatu. Tuhan suka mendengarkan bagaimana kita berbicara, untuk saling
memahami dengan baik dan memberikan jawaban yang tepat terhadap kecemasan itu.
Tuhan tidak mempercepat langkah, Ia selalu berjalan dengan langkah kita,
berulang kali lambat, tetapi kesabaran-Nya seperti ini.
Ada
aturan peziarah pada zaman dahulu yang mengatakan bahwa peziarah sejati harus
mengikuti langkah orang yang paling lambat. Dan Yesus mampu melakukan hal ini,
Ia melakukannya, Ia tidak mempercepat, Ia menunggu kita mengambil langkah
pertama. Dan ketika saatnya tiba, Ia mengajukan pertanyaan kepada kita. Dalam
hal ini jelas : "Apakah yang kamu percakapkan?" (bdk. ayat 17), Ia
pura-pura tidak tahu untuk membuat kita berbicara. Ia suka kita bicara. Ia suka
mendengar hal ini, Ia suka kita berbicara seperti ini. Mendengarkan dan
menanggapi, Ia membuat kita berbicara, seolah-olah Ia tidak tahu, tetapi dengan
begitu hormat. Dan kemudian Ia menjawab, Ia menjelaskan, hingga titik yang
diperlukan. Di sini Ia memberitahu kita bahwa : "Bukankah Kristus harus
menanggung penderitaan ini untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" Dan,
dimulai dengan Musa dan semua nabi, Ia menjelaskan kepada mereka dalam seluruh
Kitab Suci apa yang merujuk kepada-Nya" (bdk. ayat 26). Menerangkan,
menjelaskan.
Saya
mengakui bahwa saya memiliki keingintahuan untuk mengetahui bagaimana Yesus
menjelaskan untuk melakukan hal yang sama. Katekese yang indah. Dan kemudian
Yesus yang sama yang menemani kita, yang mendekati kita, berpura-pura
meneruskan perjalanan untuk melihat tingkat kecemasan kita : "Jangan, ayo,
ayo, tinggallah bersama-sama dengan kami untuk sementara waktu" (bdk. ayat
29). Demikianlah pertemuan itu terjadi. Tetapi pertemuan itu bukan hanya saat
memecahkan roti di sini, tetapi di seluruh perjalanan. Kita bertemu Yesus dalam
kegelapan keraguan kita. Bahkan di dalam keraguan akan dosa-dosa kita yang
tidak menyenangkan, Ia berada di sana untuk membantu kita, dalam kecemasan kita
... Ia selalu bersama kita.
Tuhan
menemani kita karena Ia ingin bertemu kita. Inilah sebabnya mengapa kita
mengatakan bahwa inti dari kekristenan adalah sebuah perjumpaan : perjumpaan
dengan Yesus. Mengapa kamu seorang Kristiani? Mengapa kamu seorang Kristiani?
Dan banyak orang tidak bisa mengatakannya. Beberapa orang, secara tradisional
tetapi yang lainnya tidak dapat mengatakannya : karena mereka bertemu Yesus,
tetapi mereka tidak menyadari bahwa itu adalah perjumpaan dengan Yesus. Yesus
selalu mencari kita. Selalu. Dan kita memiliki keprihatinan. Saat di mana
kegelisahan kita bertemu dengan Yesus, di sana mulai ada kehidupan rahmat,
kehidupan penuh, kehidupan perjalanan Kristiani.
Semoga
Tuhan memberikan kepada kita semua rahmat untuk bertemu Yesus ini setiap hari,
mengetahui, mengetahui dengan tepat bahwa Ia berjalan bersama kita dalam
seluruh momen kita. Ia adalah rekan peziarahan kita.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.