Bacaan
Ekaristi : 1Yoh. 1:5-2:2; Mat. 11:25-30.
Dalam
Surat Pertama Rasul Santo Yohanes, ada banyak kontras antara terang dan
kegelapan, antara dusta dan kebenaran, antara dosa dan kesucian (bdk. 1 Yoh
1:5-7). Namun, Rasul Yohanes selalu memanggil kepada kenyataan, kepada
kebenaran, dan ia mengatakan kepada kita bahwa kita tidak bisa berada dalam
persekutuan dengan Yesus dan sekaligus berjalan dalam kegelapan karena Ia
adalah Terang. Satu hal maupun hal lainnya : abu-abu bahkan lebih buruk karena
abu-abu membuat kamu percaya bahwa kamu berjalan dalam terang karena kamu tidak
berada dalam kegelapan dan hal ini menenangkanmu. Abu-abu sangat berbahaya -
satu hal maupun hal lainnya.
Rasul
Yohanes melanjutkan, "Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka
kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita" (1
Yoh 1:8) karena kita semua memiliki dosa; kita semua adalah orang berdosa. Dan
di sini ada sesuatu yang dapat menipu kita : mengatakan : "Kita semua
adalah orang berdosa" seperti orang yang mengatakan "selamat pagi",
"hari yang baik", hal yang biasa, juga hal yang bersifal sosial, kita
tidak memiliki kesadaran yang benar tentang dosa. Tidak, saya orang berdosa
oleh karena ini, ini dan ini - kenyataan, kenyataan kebenaran. Kebenaran selalu
nyata. Dusta itu sangat halus, ia seperti udara; kamu tidak bisa menangkapnya.
Kebenaran itu nyata. Dan kamu tidak bisa mengakui dosa-dosamu secara niskala:
"Ya, saya ... ya, saya pernah kehilangan kesabaran, lain waktu ... dan
hal-hal yang niskala. Saya adalah orang berdosa". Kenyataan : “Saya telah
melakukan ini; saya telah memikirkan ini; saya telah mengatakan ini".
Kenyataan adalah hal yang membuat saya merasakan dengan sungguh-sungguh bahwa
saya adalah orang berdosa dan bukan ‘orang berdosa di udara”.
Yesus
berkata dalam Bacaan Injil (Mat. 11:25-30) : “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa,
Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak
dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil” (ayat 25) -
kenyataan orang-orang kecil. Sangat menyenangkan mendengarkan orang-orang kecil
ketika mereka datang ke pengakuan dosa : mereka tidak mengatakan hal-hal yang
aneh, "di udara". Mereka mengatakan hal-hal nyata, dan terkadang
terlalu nyata karena mereka memiliki kesederhanaan yang diberikan Tuhan kepada
orang-orang kecil. Saya selalu ingat seorang anak lelaki yang datang untuk
memberitahu saya bahwa ia sedih karena ia bertengkar dengan bibinya ... tetapi
kemudian ia melanjutkan ... Saya berkata, "Tetapi apa yang kamu
lakukan?" - “Ah, aku berada di rumah; aku ingin bermain sepak bola - anak
laki-laki, ah? - Ibuku tidak ada di sana, tetapi bibiku berkata : 'Tidak, kamu
tidak boleh keluar, kamu harus melakukan tugasmu terlebih dahulu'. Sepatah kata
berlalu, sepatah kata tiba dan pada akhirnya, aku menyuruhnya ke negara itu".
Ia adalah seorang anak laki-laki dengan banyak pengetahuan geografis ... Ia
bahkan memberitahu saya nama negara tempat ia menyuruh bibinya! Mereka seperti
ini : sederhana, nyata.
Kita
juga harus sederhana, nyata : kenyataan membawamu kepada kerendahan hati karena
kerendahan hati adalah nyata. “Kita semua adalah orang berdosa <frasa
ini> adalah sesuatu yang niskala. Tidak : saya orang berdosa karena ini, ini
dan ini", dan ini membuat saya malu untuk memandang Yesus :
"Ampunilah aku", itulah sikap sejati seorang pendosa. “Jika kita
berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan
kebenaran tidak ada di dalam kita" (1 Yoh 1:8). Sikap niskala ini adalah
cara untuk mengatakan bahwa kita tidak berdosa. “Ya, kita adalah orang berdosa,
ya, saya pernah kehilangan kesabaran ...". Tetapi "semuanya ada di
udara". Saya tidak menyadari kenyataan dosa-dosa saya. "Tetapi kamu
tahu, kita semua, kita semua melakukan hal-hal ini, saya meminta maaf, saya
meminta maaf ... itu menyakitkan saya, saya tidak ingin melakukannya lagi, saya
tidak ingin mengatakannya lagi, saya tidak ingin memikirkannya lagi".
Memberi nama pada dosa-dosa kita di dalam diri kita adalah penting. Kita harus
nyata, karena jika kita "menjaga diri kita tetap di udara", kita akan
berakhir dalam kegelapan. Marilah kita menjadi seperti orang-orang kecil, yang
mengatakan apa yang mereka rasakan, apa yang mereka pikirkan : mereka tidak
belajar untuk mengatakan hal-hal yang agak terbungkus sehingga hal-hal tersebut
dipahami tetapi tidak dikatakan. Inilah seni orang dewasa, yang sering kali
tidak bermanfaat bagi kita.
Kemarin
saya menerima sebuah surat dari seorang anak laki-laki dari Caravaggio. Namanya
Andrea. Dan ia memberitahu saya beberapa hal dalam suratnya : surat anak muda,
surat anak-anak, sangat indah, oleh karena kenyataannya. Dan ia mengatakan
kepada saya bahwa ia mendengar Misa di televisi dan bahwa ia harus “menegur
saya” karena sesuatu : karena saya mengatakan “damai besertamu”, “dan Anda
tidak dapat mengatakan ini karena dengan pandemi kita tidak dapat saling
bersentuhan. Ia tidak melihat bahwa saya [di sini di gereja] menundukkan kepala
dan tidak saling menyentuh. Tetapi ia memiliki kebebasan untuk mengatakan
sesuatu sebagaimana adanya.
Kita
juga harus memiliki kebebasan untuk mengatakan berbagai hal kepada Tuhan
sebagaimana adanya : "Tuhan, aku orang berdosa, tolonglah aku".
Seperti Petrus setelah penangkapan ajaib yang pertama : "Tuhan, pergilah
dari padaku, karena aku ini seorang berdosa" (Luk 5:8). Kita harus
memiliki kebijaksanaan akan kenyataan ini, karena iblis menginginkan kita hidup
dalam kehangatan, suam-suam kuku, dalam abu-abu: tidak baik maupun tidak jahat;
tidak putih maupun tidak hitam tetapi abu-abu - kehidupan yang tidak berkenan
kepada Tuhan. Tuhan tidak suka suam-suam kuku. <Kita harus nyata>, bukan
menjadi para pendusta. “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan
adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita” (1Yoh 1:9). Ia mengampuni
kita ketika kita nyata. Kehidupan rohani sangat sederhana, sangat sederhana,
tetapi kita membuatnya rumit dengan nuansa ini, dan pada akhirnya, kita tidak
pernah sampai di sana ...
Marilah
kita memohon kepada Tuhan rahmat kesederhanaan dan agar Ia memberi kita rahmat
ini, yang Ia berikan kepada yang orang-orang yang sederhana, kepada anak-anak,
kepada anak muda yang mengatakan apa yang mereka rasakan, yang tidak
menyembunyikan apa yang mereka rasakan. Bahkan jika itu sesuatu yang salah,
mereka mengatakannya. Katakanlah juga hal-hal kepada-Nya <tetapi> dengan
keterusterangan, dan tidak menjalani kehidupan yang bukan satu hal ataupun hal
lainnya. Marilah kita memohon rahmat kebebasan untuk mengatakan hal-hal ini dan
juga rahmat untuk mengenal dengan baik siapa kita di hadapan Allah.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.