Bacaan
Ekaristi : Kis. 8:26-40; Mzm. 66:8-9,16-17,20; Yoh. 6:44-51.
"Tidak
ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh
Bapa" : Yesus mengingatkan <kita> bahwa para nabi juga telah
memeritakan hal ini sebelumnya. "Dan mereka semua akan diajar oleh
Allah". Allahlah yang menarik <kita> untuk mengenal Putra. Tanpa hal
ini, <kita> tidak bisa mengenal Yesus. Ya, ya, kita dapat belajar, juga
belajar Kitab Suci, juga tahu bagaimana Ia dilahirkan, apa yang Ia perbuat : ya
ini. Namun, mengenal diri-Nya, mengenal misteri Kristus hanya untuk mereka yang
ditarik oleh Allah kepada hal ini.
Inilah
apa yang terjadi pada kepala perbendaharaan ratu negeri Etiopia. Kita melihat
bahwa ia adalah orang yang saleh, dan bahwa ia memanfaatkan waktu, di tengah
banyak urusannya, untuk pergi dan menyembah Allah. Ia adalah seorang yang
beriman. Dan ia kembali ke negerinya, membaca kitab nabi Yesaya. Tuhan membawa
Filipus, Ia mengutusnya ke tempat itu dan kemudian berkata kepadanya :
"Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!", dan ia mendengar kepala
perbendaharaan tersebut yang sedang membaca kitab nabi Yesaya. Ia mendekatinya
dan mengajukan pertanyaan kepadanya : "Mengertikah tuan apa yang tuan baca
itu?" - "Tetapi bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang
membimbing aku!", Dan ia mengajukan pertanyaan : "tentang siapakah
nabi berkata demikian?" "Tolong, naiklah ke kereta", dan selama perjalanan
- aku tidak tahu berapa lama, aku pikir setidaknya beberapa jam - Filipus
menjelaskan, ia menjelaskan Yesus kepadanya.
Kegelisahan
yang dimiliki orang ini dalam membaca kitab nabi Yesaya sebenarnya berasal dari
Bapa, yang sedang menariknya kepada Yesus : Ia telah mempersiapkannya, Ia telah
membawanya dari Etiopia ke Yerusalem untuk menyembah Allah dan kemudian, dengan
bacaan ini, Ia telah mempersiapkan hatinya untuk mengungkapkan Yesus
<kepadanya, sampai pada titik ketika ia melihat air, ia berkata :
"Apakah halangannya, jika aku dibaptis?". Dan ia percaya.
Dan
kenyataan ini, bahwa tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada Yesus
jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa - adalah sah untuk kerasulan kita, untuk
perutusan kerasulan kita sebagai umat Kristiani. Saya juga memikirkan berbagai
perutusan. "Apa yang akan kamu lakukan dalam perutusan-perutusan
tersebut?" - "Aku <akan> mempertobatkan orang-orang -.
"Tetapi berhenti, kamu tidak akan mempertobatkan siapa pun! Bapalah yang
menarik hati orang-orang untuk mengenal Yesus. ”Melaksanakan perutusan adalah
memberi kesaksian iman kita; tanpa kesaksian, kamu tidak akan melakukan apa
pun. Melaksanakan perutusan - dan para misionaris itu baik! - tidak bermaksud
membangun tatanan yang bagus, melakukan sesuatu dan berhenti seperti itu. Tidak,
tatanannya haruslah kesaksian. Kamu dapat mendirikan tatanan rumah sakit,
tatanan pendidikan yang sungguh sempurna, dengan perkembangan yang luar biasa;
namun, jika suatu tatanan tanpa kesaksian Kristiani, karyamu di sana tidak akan
menjadi karya seorang saksi, suatu karya pemberitaan yang benar tentang Yesus.
Suatu masyarakat amal yang sangat baik, sangat baik, tetapi tidak lebih!
Jika
saya ingin melaksanakan perutusan, dan saya mengatakan hal ini, jika saya ingin
terlibat dalam kerasulan, saya harus pergi dengan kesediaan agar Bapa menarik
orang-orang kepada Yesus, dan kesaksian melakukan hal ini. Yesus sendiri
mengatakannya kepada Petrus, ketika ia mengaku bahwa Ia adalah Mesias :
"Berbahagialah engkau Simon sebab Bapa-Ku telah menyatakan hal ini kepadamu".
Bapa yang menarik, dan Ia juga menarik dengan kesaksian kita. “Saya akan
melakukan banyak karya, di sana-sini dan di luar, karya pendidikan, karya ini
dan itu ...", namun, tanpa kesaksian karya-karya tersebut adalah hal-hal
yang baik tetapi bukan pemberitaan Injil; karya-karya tersebut bukan tonggak
yang memberi kemungkinan bahwa Bapa akan menarik untuk mengenal Yesus. Karya
dan kesaksian <diperlukan>.
"Tetapi
apa yang bisa kulakukan agar Bapa bisa menarik orang-orang itu?" Doa. Dan
inilah doa untuk perutusan : berdoa agar Bapa dapat menarik orang-orang kepada
Yesus. Kesaksian dan doa berjalan seiring. Tanpa kesaksian dan doa, pewartaan
kerasulan tidak dapat dilakukan, pemberitaan tidak dapat dilakukan. Kamu
<mungkin> melakukan homili moral yang baik, melakukan banyak hal yang
baik - semua hal yang baik; namun, Bapa tidak akan memiliki kemungkinan untuk
menarik orang-orang kepada Yesus. Dan inilah pusatnya; inilah pusat kerasulan
kita, agar Bapa dapat menarik orang-orang kepada Yesus. Kesaksian kita membukakan
pintu bagi orang-orang dan doa kita membukakan pintu bagi hati Bapa untuk
menarik orang-orang - kesaksian dan doa. Dan hal ini tidak hanya untuk
perutusan, hal ini juga <sungguh> untuk karya kita sebagai umat
Kristiani. Apakah saya benar-benar memberikan kesaksian tentang kehidupan
Kristiani dengan gaya hidup saya? Apakah saya berdoa agar Bapa dapat menarik
orang-orang kepada Yesus?
Inilah
aturan agung bagi kerasulan kita di mana pun, dan, terutama, bagi perutusan;
melaksanakan perutusan <tetapi> bukan terlibat dalam penyebaran agama.
Suatu ketika seorang wanita, seorang wanita yang baik kita bisa melihatnya
memiliki niat baik - mendekati saya dengan dua orang anak muda, seorang anak
laki-laki dan seorang anak perempuan, serta ia berkata kepada saya : [Anak
laki-laki] ini, Bapa, adalah Protestan dan ia bertobat, saya meyakinkan dia.
Dan [anak perempuan] ini adalah ... "Saya tidak tahu, tidak seorang
animis, saya tidak tahu apa yang ia katakan kepada saya, dan saya
mempertobatkannya". Dan wanita itu baik, baik. Tetapi ia keliru. Saya agak
kehilangan kesabaran dan berkata : "Tetapi dengarkan, kamu tidak
mempertobatkan siapa pun. Allahlah yang menjamah hati orang-orang. Dan, jangan
lupa : kesaksian, ya, penyebaran agama, tidak".
Marilah
kita memohon kepada Tuhan rahmat untuk melaksanakan karya kita dengan kesaksian
dan doa, sehingga Ia, Bapa, dapat menarik orang-orang kepada Yesus.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.