Bacaan
Ekaristi : Yes. 42:1-7; Mzm. 27:1,2,3,13-14; Yoh. 12:1-11.
Perikop
ini diakhiri dengan sebuah pengamatan : “Lalu imam-imam kepala bermufakat untuk
membunuh Lazarus juga, sebab karena dia banyak orang Yahudi meninggalkan mereka
dan percaya kepada Yesus” (Yoh 12:10-11). Lain hari kita melihat perikop
tentang pencobaan : pencobaan awal, khayalan, kemudian pencobaan tersebut
berkembang - perikop kedua - dan perikop ketiga; pencobaan berkembang dan
menjangkiti serta membenarkan dirinya sendiri. Namun, ada perikop lain :
pencobaan berjalan terus, pencobaan tidak berhenti. Pencobaan tidak memadai,
oleh karena ini, menjatuhkan hukuman mati pada Yesus, tetapi sekarang, juga
Lazarus, karena ia adalah saksi kehidupan.
Namun,
hari ini saya ingin berhenti sejenak pada perkataan Yesus. Enam hari sebelum
Paskah, - kita sebenarnya berada di ambang Sengsara -, Maria melakukan tingkah
laku permenungan ini. Marta sedang melayani - seperti dalam perikop lain - dan
Maria membuka pintu menuju permenungan. Dan Yudas memikirkan uang dan
memikirkan orang miskin, tetapi "bukan karena ia memperhatikan nasib
orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering
mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya” (Yoh 12:6 ). Kisah
bendahara yang tidak jujur ini selalu tepat waktu; mereka selalu ada, juga pada
kalangan atas : kita memikirkan beberapa organisasi amal dan kemanusiaan yang
memiliki begitu banyak orang yang berketetapan hati, begitu banyak, yang
memiliki struktur orang-orang yang sangat kaya dan pada akhirnya apa yang
diterima orang miskin hanya 40%, karena 60 % sisanya digunakan untuk membayar
upah dari begitu banyak orang tersebut. Inilah cara merampas uang orang miskin
- tetapi Yesus adalah jawabannya. Dan saya ingin berhenti sejenak di sini :
"Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu". Ada orang miskin,
ada begitu banyak orang miskin : ada orang miskin yang kita lihat, tetapi ini
sebagian kecil; sejumlah besar orang miskin adalah orang-orang yang tidak kita
lihat, orang-orang miskin yang tersembunyi. Dan kita tidak melihat mereka
karena kita memasuki budaya ketidakpedulian ini, yaitu seorang penyangkal dan
kita menyangkal : "Tidak, tidak, tidak begitu banyak, mereka tidak
kelihatan"; ya, perkara itu ... selalu mengurangi kenyataan orang miskin -
namun, ada begitu banyak orang miskin, begitu banyak.
Atau
bahkan, jika kita tidak memasuki budaya ketidakpedulian ini, ada kebiasaan
melihat orang miskin sebagai pajangan dari sebuah kota : ya, mereka ada di
sana, sebagai patung; ya, mereka kelihatan; ya, perempuan tua renta kurus yang
meminta sedekah itu ... Tetapi seolah-olah sesuatu yang lumrah. Orang-orang
miskin tersebut merupakan bagian pajangan kota. Namun, sebagian besar adalah
korban miskin dari kebijakan ekonomi, kebijakan keuangan. Dan beberapa data
statistik baru-baru ini merangkumnya sebagai berikut : ada begitu banyak uang
di tangan segelintir orang dan begitu banyak kemiskinan dalam kebanyakan orang
- dalam kebanyakan orang. Dan inilah kemiskinan banyak orang, korban
ketidakadilan tatanan ekonomi dunia. Dan [ada] begitu banyak orang miskin yang merasa
sungkan untuk memperlihatkan bahwa mereka tidak dapat melakukannya sampai akhir
bulan; begitu banyak orang miskin dari kalangan menengah, yang pergi
bersembunyi di Caritas serta meminta secara pribadi dan merasa sungkan. Orang
miskin jauh lebih banyak daripada orang kaya, banyak, banyak ... Dan apa yang
dikatakan Yesus adalah benar: "Karena orang-orang miskin selalu ada pada
kamu". Namun, apakah aku melihat mereka? Apakah aku sadar akan kenyataan
ini, terutama kenyataan yang tersembunyi, mereka yang merasa sungkan untuk
mengatakan bahwa mereka tidak dapat mencapai akhir bulan?
Saya
ingat ketika di Buenos Aires saya diberitahu bahwa bangunan pabrik yang
terbengkalai, yang kosong selama bertahun-tahun, dihuni oleh sekitar lima belas
keluarga dalam beberapa bulan terakhir. Saya pergi ke sana. Mereka adalah
keluarga-keluarga dengan anak-anak dan masing-masing telah tinggal menempatil
bagian pabrik yang terbengkalai itu. Dan, memandang sekeliling, saya melihat
bahwa setiap keluarga memiliki perabotan yang bagus, mereka adalah kelas
menengah; mereka punya televisi, tetapi mereka pergi ke sana karena mereka
tidak bisa membayar sewa. Orang-orang miskin yang baru, yang harus meninggalkan
rumah mereka karena mereka tidak dapat membayar sewanya, pergi ke sana. Ketidakadilan
dari organisasi ekonomi dan keuangan yang membawa mereka ke sana. Dan ada
begitu banyak, sangat banyak ... sedemikian rupa sehingga kita akan bertemu
mereka dalam Penghakiman. Dan pertanyaan pertama yang akan diajukan Yesus
kepada kita adalah : “Bagaimana kamu bergaul dengan orang-orang miskin? Apakah
kamu memberi mereka makan? Ketika <orang miskin> berada di dalam penjara,
apakah kamu mengunjunginya? Di rumah sakit, apakah kamu melihatnya? Apakah kamu
membantu janda, anak yatim? Karena Aku ada di sana". Dan kita akan
dihakimi atas hal ini. Kita tidak akan dihakimi karena <kepemilikan kita>
yang mewah atau perjalanan yang kita lakukan atau kepentingan sosial yang kita
miliki. Kita akan diadili karena hubungan kita dengan orang miskin. Namun, jika
hari ini aku mengabaikan orang-orang miskin, aku mengesampingkan mereka, aku
percaya mereka tidak ada di sana maka Tuhan akan mengabaikanku pada Hari
Penghakiman. Ketika Yesus berkata: "Orang-orang miskin selalu ada pada
kamu", Ia memaksudkannya : "Aku akan selalu bersamamu dalam diri
orang-orang miskin. Aku akan hadir di sana". Dan hal ini bukan untuk
menjadi seorang Komunis; inilah pusat Injil : kita akan dihakimi atas hal ini.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.