Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 10 Mei 2020 : DOA MENGHIDUPI GEREJA


Bacaan Ekaristi : Kis. 6:1-7; Mzm. 33:1-2,4-5,18-19; 1Ptr. 2:4-9; Yoh. 14:1-12.

Dalam perikop Injil (bdk. Yoh. 14:1-14), pidato perpisahan Yesus ini, Yesus mengatakan bahwa Ia pergi kepada Bapa. Dan Ia mengatakan bahwa Ia akan berada bersama Bapa dan sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Ia lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Ia pergi kepada Bapa; dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Nya, Ia akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak" (ayat 12-14). Kita dapat mengatakan bahwa perikop Injil Yohanes ini adalah deklarasi pendakian kepada Bapa.


Bapa selalu hadir dalam kehidupan Yesus, dan Yesus berbicara tentang itu. Yesus berdoa kepada Bapa. Dan berkali-kali, Ia berbicara tentang Bapa yang peduli pada kita, seperti Ia memelihara burung-burung, bunga bakung di ladang ... Sang Bapa. Dan ketika para murid meminta-Nya untuk mengajari berdoa, Yesus mengajarkan berdoa kepada Bapa : "Bapa kami" (Mat 6:9). Selalu [berpaling] kepada Bapa. Tetapi dalam langkah ini ajaran Yesus sangat kuat; dan ajaran itu juga seolah-oleh membuka pintu kemahakuasaan doa. “Karena Aku bersama Bapa : kamu meminta dan Aku akan melakukan segalanya. Tetapi karena Bapa akan melakukannya bersama-Ku" (bdk. Yoh 14:11). Kepercayaan kepada Bapa ini, kepercayaan pada Bapa yang mampu melakukan segalanya. Keberanian untuk berdoa ini, karena untuk berdoa dibutuh keberanian! Dibutuhkan keberanian yang sama, keterusterangan yang sama seperti berkhotbah : sama. Kita memikirkan bapa kita Abraham, ketika ia - saya percaya dikatakan - "tawar-menawar" dengan Allah untuk menyelamatkan Sodom (bdk. Kej 18:20-33) : "Sekiranya didapati kurang? Dan kurang? Dan kurang? ... ". Sungguh, ia tahu bagaimana "bernegosiasi ". Tetapi selalu dengan keberanian ini :" Maaf, Tuhan, tetapi berilah saya keringan : kurangi sedikit, kurangi sedikit ... ". Selalu keberanian bergumul dalam doa, karena berdoa adalah pertarungan : bertarung dengan Allah. Dan kemudian, Musa: dua kali Tuhan ingin menghancurkan bangsanya (bdk. Kel 32:1-35 dan bdk. Bil 11.1-3) dan menjadikannya pemimpin bangsa lain, Musa berkata, "Tidak!". Dan ia mengatakan "tidak" kepada Bapa! Dengan keberanian! Tetapi jika kamu pergi untuk berdoa seperti ini - [doa yang berbisik malu] - ini adalah kurangnya rasa hormat! Doa adalah pergi bersama Yesus kepada Bapa yang akan memberimu segalanya. Keberanian dalam doa, keterusterangan dalam doa. Sama seperti yang dibutuhkan untuk berkhotbah.

Dan kita mendengar dalam Bacaan Pertama bahwa perseteruan di masa-masa awal Gereja (bdk. Kis 6:1-7), oleh karena orang-orang Kristiani Yunani bersungut-sungut - mereka bersungut-sungut, sudah pada saat itu hal ini dilakukan : terlihat bahwa itu adalah kebiasaan Gereja ... - mereka bersungut-sungut karena para janda mereka, para anak yatim mereka tidak dirawat dengan baik; para rasul tidak punya waktu untuk melakukan banyak hal. Dan Petrus [bersama para rasul], yang tercerahkan oleh Roh Kudus, "mengangkat", boleh dikatakan, para diakon. "Marilah kita melakukan satu hal : kita mencari tujuh orang yang baik dan yang peduli akan pelayanan" (bdk. Kis 6:2-4). Diakon adalah seorang petugas pelayanan dalam Gereja. "Maka orang-orang ini, yang dijadikan alasan untuk bersungut-sungut, diperhatikan dengan baik kebutuhannya dan kami - kata Petrus, telah mendengarnya - dan kami akan mengabdikan diri untuk doa dan pemberitaan Sabda" (bdk. ayat 5). Inilah tugas uskup : berdoa dan berkhotbah. Dengan kekuatan yang kita rasakan dalam Injil ini : uskup adalah yang pertama pergi ke Bapa, dengan kepercayaan yang diberikan Yesus, dengan keberanian, dengan berani berbicara, berjuang untuk umatnya. Tugas pertama seorang uskup adalah berdoa. Petrus mengatakan : "Supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Sabda".

Saya bertemu dengan seorang imam, seorang pastor paroki yang baik, yang ketika ia menemukan seorang uskup menyambutnya, yah, sangat ramah, dan selalu mengajukan pertanyaan : "Yang Mulia, berapa jam sehari Anda berdoa?", Dan selalu berkata : " Mengapa tugas pertama adalah berdoa?". Karena doa pemimpin untuk umatnya, pengantaraan kepada Bapa, yang melindungi umat.

Doa seorang uskup, tugas pertamanya : berdoa. Dan umat, melihat uskup berdoa, belajar berdoa. Karena Roh Kudus mengajarkan kita bahwa Allah yang "melakukan perkara itu". Kita melakukan sedikit perkara, tetapi Dialah yang "melakukan berbagai perkara" Gereja, dan doa adalah salah satu perkara yang mendorong Gereja berkembang. Dan karena hal ini, para pemimpin Gereja, boleh dikatakan demikian, para uskup, harus berlanjut dengan doa.

Perkataan Petrus itu adalah nubuat : “Biarkan para diakon itu yang melakukan semua ini, sehingga umat dirawat dengan baik serta permasalahan mereka telah terpecahkan dan bahkan kebutuhan mereka. Tetapi bagi kami, para uskup, doa dan pemberitaan Sabda".

Sungguh menyedihkan melihat para uskup yang baik, umat yang baik, yang baik, tetapi sibuk dengan berbagai hal, ekonomi, dan ini dan itu yang lain dan itu yang lain ... Doa di tempat pertama. Lalu, hal-hal lain. Tetapi ketika hal-hal lain menyita ruang untuk berdoa, sesuatu tidak bekerja. Dan doa sangat kuat untuk hal ini yang telah kita dengar dalam Injil Yesus : "Sebab Aku pergi kepada Bapa. Dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Putra" (Yoh 14:12-13) Demikianlah Gereja berjalan, dengan doa, keberanian doa, karena Gereja tahu bahwa tanpa pendakian kepada Bapa ini, ia tidak dapat bertahan hidup.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.