Bacaan
Ekaristi : Kis. 15:1-6; Mzm. 122:1-2,3-4a,4b-5; Yoh. 15:1-8.
Tuhan
kembali ke "tinggal di dalam Aku"-Nya, dan mengatakan kepada kita :
"Kehidupan Kristiani harus tinggal di dalam Aku" - tinggal (bdk. Yoh
15:1-8). Dan di sini Ia menggunakan gambaran pokok anggur, karena
ranting-rantingnya tinggal di dalam pokok anggur. Dan tinggal ini bukan tinggal
yang pasif, jatuh tertidur di dalam Tuhan : ini akan mungkin, mungkin,
"tidur yang penuh kebahagiaan", tetapi bukan ini. Tinggal ini adalah
tinggal yang aktif; tinggal ini juga timbal balik, mengapa? Karena Ia berkata:
“Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu” (ayat 4). Ia juga tinggal di
dalam kita, bukan hanya kita di dalam Dia. Sebuah tinggal yang timbal balik. Di
bagian lain, Ia berkata : Bapa-Ku dan Aku “akan datang kepadanya dan diam
bersama-sama dengan dia” (Yoh 14:23). Ini adalah misteri, tetapi misteri
kehidupan, misteri yang paling indah adalah tinggal yang timbal balik. Juga
dengan contoh ranting-ranting : memang benar, tanpa pokok anggur
ranting-ranting tidak dapat berbuat apa-apa karena getah tidak mengalir;
ranting-ranting membutuhkan getah untuk tumbuh dan berbuah. Namun, pohon, pokok
anggur membutuhkan ranting-ranting, karena buah tidak melekat pada pohon, pada
pokok anggur. Kebutuhan yang timbal balik; tinggal yang timbal balik untuk
menghasilkan buah.
Dan
inilah kehidupan Kristiani : memang benar bahwa kehidupan Kristiani adalah
menaati Perintah-perintah (bdk. Kel 20:1-11); hal ini harus dilakukan. Kehidupan
Kristiani adalah mengikuti jalan Sabda Bahagia (bdk. Mat 5:1-13); hal ini harus
dilakukan. Kehidupan Kristiani adalah melakukan karya belas kasih, seperti yang
diajarkan Tuhan kepada kita dalam Injil (bdk. Mat 25:35-36), dan hal ini harus
dilakukan. Tetapi, lebih dari itu : tinggal yang timbal balik ini. Tanpa Yesus,
kita tidak dapatberbuat apa-apa, seperti ranting tanpa pokok anggur. Dan Ia -
semoga Tuhan memperkenankan saya untuk mengatakannya - tampaknya tidak dapat
berbuat apa-apa tanpa kita, karena ranting menghasilkan buah, bukan pohon,
bukan pokok anggur. Di dalam komunitas ini, dalam keintiman “tinggal yang
berbuah” ini, Bapa dan Yesus tinggal di dalam aku dan aku tinggal di dalam
Mereka.
Ada
muncul di benak, apa "kebutuhan" yang dimiliki pokok anggur dari
ranting-rantingnya? "Kebutuhan"-nya adalah memiliki buah. Apa
“kebutuhan” - katakan saja demikian, dengan sedikit keberanian - apa
“kebutuhan” yang dimiliki Yesus dari kita? Kesaksian. Ketika Ia mengatakan
dalam Injil bahwa kita adalah terang - Ia berkata : “Hendaknya terangmu
bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan
memuliakan Bapamu yang di surga" (Mat 5:16), yaitu, kesaksian adalah
kebutuhan yang dimiliki Yesus dari kita. Memberikan kesaksian akan nama-Nya, karena
iman, Injil tumbuh melalui kesaksian.
Inilah
jalan yang penuh misteri : Yesus dimuliakan di Surga, setelah melalui
kesengsaraan, membutuhkan kesaksian kita untuk bertumbuh, untuk memberitakan,
agar Gereja bertumbuh. Dan ini adalah misteri "tinggal" yang timbal
balik. Ia, Bapa dan Roh Kudus tinggal di dalam kita, dan kita tinggal di dalam
Yesus.
Akan
ada baiknya kita berpikir dan merenungkan hal ini : tinggal di dalam Yesus; dan
Yesus tinggal di dalam kita. Tinggal di dalam Yesus berarti memiliki getah,
kekuatan, memiliki pembenaran, kecuma-cumaan karena memiliki kesuburan. Dan Ia
tinggal di dalam kita guna memberi kita kekuatan untuk [menghasilkan] buah
(lih. Yoh 5:15), memberi kita kekuatan untuk memberikan kesaksian yang
dengannya Gereja bertumbuh. Dan saya bertanya pada diri saya sendiri :
bagaimana hubungan antara Yesus, yang tinggal di dalam saya, dan saya, yang
tinggal di dalam Dia? Hubungan keintiman, hubungan yang bersifat mistik,
hubungan tanpa kata-kata. "Tetapi Bapa, biarkan para mistikus melakukan
hal ini!" Tidak, hal ini untuk kita semua, dengan sedikit pemikiran :
“Tuhan, aku tahu bahwa Engkau ada di sana : berikan aku kekuatan dan aku akan
melakukan apa yang Engkau katakan kepadaku. Tetapi aku harus tinggal di dalam
Mereka ...".
Semoga
Tuhan membantu kita untuk memahami, untuk merasakan mistisisme tinggal ini yang
padanya sangat, sangat Yesus bersikeres. Seringkali, ketika kita berbicara
tentang pokok anggur dan ranting-rantingnya, kita berhenti pada sosok, pada
profesi petani, profesi Bapa : agar [ranting] menghasilkan buah, ia pangkas,
yaitu, ia rapikan, dan apa yang tidak ia rapikan, ia potong dan buang (bdk. Yoh
15:1-2). Memang benar, Ia melakukan hal ini, tetapi tidak semuanya, tidak. Ada
sesuatu yang lebih; hal ini adalah pertolongan : pencobaan, kesulitan hidup,
juga koreksi yang dilakukan Tuhan kepada kita. Namun, jangan kita berhenti di
sana. Antara pokok anggur dan ranting-rantingnya ada tinggal yang intim ini.
Kita, ranting-rantingnya, membutuhkan getah, dan pokok anggur membutuhkan
buah-buah kesaksian.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.