Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 15 Mei 2020 : BAHAYA KEKAKUAN


Bacaan Ekaristi : Kis. 15:22-31; Mzm. 57:8-9,10-12; Yoh. 15:12-17.


“Dalam Kitab Kisah Para Rasul kita melihat bahwa pada mulanya ada masa-masa damai di dalam Gereja”, tetapi “ada juga masa-masa penganiayaan” dan “masa-masa gangguan. Dan inilah keberatan dari Bacaan Pertama hari ini : masa gangguan". Kebetulan orang-orang Kristen yang berasal dari kekafiran “telah percaya kepada Yesus Kristus dan menerima Baptisan dan bahagia : mereka telah menerima Roh Kudus. Mereka beralih dari kekafiran ke agama Kristen tanpa tahap peralihan”. Namun, ada orang-orang Kristiani yang “menganut paham Yahudi” yang “berpikir hal ini tidak boleh dilakukan. Jika seseorang adalah kafir, ia harus menjadi orang Yahudi terlebih dahulu, orang Yahudi yang baik, dan kemudian menjadi Kristen. ”Dan orang-orang Kristen yang bertobat dari kekafiran tidak memahami hal ini. “Bagaimana bisa, kita adalah orang-orang Kristen kelas dua? Tidak bisakah seseorang beralih dari kekafiran ke kekristenan?”. Mereka bertanya-tanya apakah kebangkitan Kristus telah membawa Hukum kuno ke dalam penggenapan yang lebih besar. Mereka bermasalah dan ada banyak silang pendapat di antara mereka.


"Para penganut paham Yahudi" mendukung tesis mereka "dengan keberatan pastoral, keberatan teologis, juga beberapa keberatan moral" dan "hal ini mempertanyakan kebebasan Roh Kudus dan juga kecuma-cumaan kebangkitan Kristus dan kecuma-cumaan rahmat. Keberatan-keberatan metodis, dan juga kaku". Yesus telah menegur para ahli Taurat ini yang membuat penyebaran agama lebih buruk dari keberatan-keberatan tersebut. “Orang-orang yang ideologis ini” lebih dari dogmatis, telah “mereduksi Hukum, dogma menjadi sebuah ideologi”, menjadi “sebuah agama resep dan, dengan hal ini, mereka mengambil kebebasan Roh. Dan para pengikut mereka adalah 'orang-orang yang kaku', yang tidak mengenal sukacita Injil. Kesempurnaan cara mengikuti Yesus adalah kekakuan". "Para ahli Taurat ini memanipulasi hati nurani yang setia, mereka membuat hati nurani menjadi kaku atau lenyap".

Paus menegaskan : “Kekakuan bukanlah berasal dari Roh yang baik, karena kekakuan mempertanyakan kecuma-cumaan Penebusan, kecuma-cumaan kebangkitan Kristus”, dan “hal ini telah diulangi sepanjang sejarah Gereja. Kita berpikir tentang para pengikut Pelagian, orang-orang yang terkenal kaku. Dan di zaman kita juga kita telah melihat beberapa organisasi kerasulan yang pada kenyataannya tampak terorganisir dengan baik, yang bekerja dengan baik. . . tetapi semuanya kaku, satu dan lainnya semua sama, dan kemudian kitai mengetahui tentang korupsi yang ada di dalamnya, juga dalam diri para pendirinya”. "Di mana ada kekakuan, Roh Allah tidak ada di sana, karena Roh Allah adalah kebebasan". Dan orang-orang ini mengambil "kebebasan Roh Allah dan kecuma-cumaan Penebusan". Tetapi “pembenaran adalah cuma-cuma. Wafat dan kebangkitan Kristus adalah cuma-cuma, tidak membayar, tidak membeli : wafat dan kebangkitan Kristus adalah karunia".

“Para Rasul berkumpul dalam Konsili ini dan pada akhirnya menulis surat yang dimulai sebagai berikut : 'Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini', dan mereka menetapkan kewajiban moral yang lebih besar ini, tentang akal sehat : tidak merancukan Kekristenan dengan kekafiran” dan “pada akhirnya, ketika orang-orang Kristen yang bermasalah ini berkumpul, mereka menerima surat itu” dan “bersukacita karena dorongan yang ditanamkan dalam diri mereka - dari gangguan ke sukacita. Roh kekakuan selalu mengarah pada gangguan : ‘Tetapi apakah ia telah melakukan hal ini dengan baik? Ia belum melakukannya dengan baik?' Gangguan'. "Sebaliknya, roh kebebasan menuntun kita kepada sukacita, karena inilah, sebenarnya, yang dibawa oleh Yesus dengan kebangkitan-Nya : sukacita". Hubungan dengan Allah, hubungan dengan Yesus, tidak membuatmu mengatakan : "Aku melakukan ini dan Engkau memberiku itu", sebuah hubungan komersial : tidak! cuma-cuma, karena hubungan Yesus dengan murid-murid-Nya cuma-cuma : ‘Kamu adalah sahabat-Ku. Aku tidak menyebut kamu hamba; Aku menyebutlmu sahabat. Bukan kamu yang memilih Aku' : hal ini kecuma-cumaan".

“Mari kita memohon kepada Tuhan untuk membantu kita membedakan buah-buah kebajikan injili dari buah-buah kekakuan noninjili, dan agar Ia membebaskan kita dari setiap gangguan orang-orang yang menempatkan iman, kehidupan iman di bawah perkara resep, resep yang membuat tidak masuk akal. Saya sedang merujuk pada resep-resep yang tidak masuk akal, bukan pada Perintah-perintah. Semoga Ia membebaskan kita dari roh kekakuan yang menghilangkan kebebasan”. Iman kepada Yesus memberi sukacita dan kebebasan; kekakuan menyebabkan gangguan.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.