Bacaan
Ekaristi : Kis. 16:1-10; Mzm. 100:1-2,3,5; Yoh. 15:18-21.
Yesus
beberapa kali, dan khususnya dalam perpisahan-Nya dengan para rasul, berbicara
tentang dunia (bdk. Yoh 15:18-21). Dan di sini Ia berkata : "Jikalau dunia
membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada
kamu" (ayat 18). Jelas dikatakan tentang kebencian yang dimiliki dunia
terhadap Yesus dan akan terhadap kita. Dan dalam doa yang Ia buat di meja
bersama para murid pada Perjamuan Malam, Ia meminta Bapa untuk tidak mengambil
mereka dari dunia, tetapi melindungi mereka dari roh dunia (bdk. Yoh 17:15).
Saya
pikir kita bisa bertanya pada diri sendiri : apakah roh dunia? Apakah
keduniawian ini, yang mampu membenci, menghancurkan Yesus dan murid-murid-Nya,
atau lebih tepatnya merusak mereka dan merusak Gereja? Bagaimana roh dunia,
apakah ini, sebaiknya kita memikirkannya. Roh dunia adalah ihwal kehidupan,
keduniawian. Tetapi seseorang berpikir bahwa keduniawian adalah berpesta, hidup
dalam liburan ... Tidak, tidak. Keduniawian mungkin seperti ini, tetapi pada
dasarnya tidak seperti ini.
Keduniawian
adalah sebuah budaya; keduniawian adalah budaya fana, budaya penampilan, budaya
riasan, budaya "hari ini ya besok tidak, besok ya dan hari ini
tidak". Keduniawian memiliki nilai-nilai yang dangkal. Budaya yang tidak
mengenal kesetiaan, karena berubah sesuai dengan keadaan, menegosiasikan
segalanya. Inilah budaya duniawi, budaya keduniawian. Dan Yesus bersikeras
membela kita dari hal ini dan berdoa agar Bapa melindungi kita dari budaya
keduniawian ini. Sebuah budaya sekali pakai, menurut apa yang nyaman. Sebuah
budaya tanpa kesetiaan, tidak memiliki akar. Tetapi sebuah cara hidup, sebuah
cara hidup juga bagi banyak orang yang menyebut diri Kristiani. Mereka adalah
umat Kristiani tetapi mereka duniawi.
Yesus,
dalam perumpamaan tentang benih yang jatuh ke bumi, mengatakan bahwa
kekhawatiran dunia - yaitu, keduniawian - mencekik sabda Allah, jangan biarkan
sabda itu tumbuh (bdk. Luk 8:7). Dan Paulus mengatakan kepada orang-orang
Galatia : "Kamu adalah hamba dunia, hamba keduniawian" (bdk. Gal
4:3). Saya selalu terkejut ketika membaca halaman terakhir buku Pastor de Lubac
: "Meditasi tentang Gereja" (bdk. Henri de Lubac, Meditasi tentang
Gereja, Milan, 1955), tiga halaman terakhir, di mana persisnya ia berbicara
tentang keduniawian rohani. Dan ia mengatakan bahwa kejahatan yang terburuk
dapat terjadi pada Gereja; dan tidak melebih-lebihkan, karena kemudian ia
mengatakan beberapa kejahatan yang mengerikan, dan hal ini yang terburuk :
keduniawian rohani, karena merupakan hermeneutika kehidupan, merupakan suatu
cara hidup; juga cara hidup kekristenan. Dan untuk bertahan hidup di hadapan
pemberitaan Injil, ia membenci, ia membunuh.
Ketika
dikatakan tentang para martir yang terbunuh dalam kebencian terhadap iman,
memang bagi beberapa orang, kebencian tersebut adalah karena masalah teologis;
tetapi kebencian tersebut bukan mayoritas. Dalam kebanyakan [kasus] keduniawian
yang membenci iman dan membunuh mereka, seperti dilakukan terhadap Yesus.
Anehnya
: keduniawian, seseorang dapat memberitahu saya : "Tetapi Bapa, ini adalah
kedangkalan hidup ...". Jangan menipu diri kita! Kehidupan sosial sama
sekali tidak dangkal! Kehidupan sosial memiliki akar yang dalam, akar yang
dalam. Seperti bunglon, perubahan, datang dan pergi sesuai dengan keadaan,
tetapi hakekatnya sama : tawaran kehidupan yang masuk ke mana-mana, bahkan
dalam Gereja. Keduniawian, hermeneutik duniawi, riasan, semuanya disalahgunakan
menjadi seperti itu.
Rasul
Paulus datang ke Athena, dan terkesan ketika ia melihat begitu banyak monumen
bagi para dewa di Areopagus. Dan ia berpikir untuk membicarakan hal ini :
"Kamu adalah orang yang beragama, aku melihat hal ini ... Aku tertarik
pada sebuah mezbah bagi 'Allah yang tidak dikenal'. Aku mengetahui hal ini dan
aku datang untuk memberitahu kamu siapa dia". Dan ia mulai memberitakan
Injil. Tetapi ketika ia tiba pada salib dan kebangkitan mereka bergunjing dan
pergi (bdk. Kis 17:22-33). Ada satu hal yang tidak ditoleransi oleh keduniawian
: skandal Salib. Ia tidak mentolerirnya. Dan satu-satunya obat melawan roh
keduniawian adalah Kristus yang wafat dan bangkit untuk kita, skandal dan
kebodohan (bdk. 1 Kor 1:23).
Inilah
sebabnya ketika rasul Yohanes dalam suratnya yang pertama berurusan dengan tema
dunia ia berkata : "Inilah kemenangan yang mengalahkan dunia : iman
kita" (1Yoh. 5:4). Satu-satunya : iman kepada Yesus Kristus, yang wafat
dan bangkit. Dan itu tidak berarti menjadi fanatik. Hal ini tidak berarti
mengabaikan dialog dengan semua orang, tidak, tetapi dengan keyakinan iman,
mulai dari skandal Salib, dari kebodohan Kristus dan juga dari kemenangan
Kristus. "Inilah kemenangan kita", kata Yohanes, "iman
kita".
Dalam
hari-hari terakhir, bahkan dalam Novena Roh Kudus, dalam hari-hari terakhir
Masa Paskah, kita memohonkan kepada Roh Kudus rahmat untuk membedakan apa yang
duniawi dan apa yang injili, serta jangan tertipu, karena dunia membenci kita,
dunia membenci Yesus dan Yesus berdoa agar Bapa sudi melindungi kita dari roh
dunia (bdk. Yoh 17:15).
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.