Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 4 Mei 2020 : SATU KAWANAN DENGAN SEORANG GEMBALA


Bacaan Ekaristi : Kis. 11:1-18; Mzm. 42:2-3;43:3,4; Yoh. 10:11-18.

Ketika Petrus pergi ke Yerusalem, orang-orang percaya berselisih pendapat dengannya (bdk. Kis 11:1-8). Mereka berselisih pendapat dengannya karena ia pergi ke rumah orang-orang yang tidak disunat dan makan bersama mereka, dengan orang-orang kafir. Hal tersebut tidak bisa dilakukan; sebuah dosa. Kemurnian Hukum tidak memperkenankan hal ini. Namun, Petrus melakukannya karena Rohlah yang membawanya ke sana. Selalu ada dalam Gereja - dan banyak dalam Gereja perdana karena masalahnya tidak jelas - semangat "kita benar, orang lain <adalah> orang-orang berdosa" ini. “Kita dan orang lain” ini, “kita dan orang lain”, - <menciptakan> perpecahan. "Kita, pada kenyataannya, memiliki posisi yang tepat di hadapan Allah". Sebaliknya, ada "orang lain," bahkan sudah dikatakan : "Mereka yang orang-orang terkutuk". Dan inilah penyakit Gereja, suatu penyakit yang lahir dari ideologi atau pesta keagamaan ... Pikirkan bahwa pada zaman Yesus ada setidaknya empat pesta keagamaan : pesta orang Farisi, pesta orang Saduki, pesta orang Zelot dan pesta orang Eseni, dan masing-masing menafsirkan Hukum menurut “gagasan” yang dimilikinya. Dan gagasan ini adalah sebuah sekolah "di luar hukum" ketika cara berpikir duniawi, cara merasakan menjadikan dirinya penafsir Hukum. Mereka juga berselisih pendapat dengan Yesus karena masuk ke dalam rumah para pemungut cukai - yang, menurut mereka, adalah orang-orang berdosa - dan makan bersama-sama mereka, dengan orang-orang berdosa, karena kemurnian Hukum tidak memperkenankannya; dan mereka tidak mencuci tangan sebelum makan siang ... selalu berselisih pendapat yang menyebabkan perpecahan : inilah apa yang penting, yang ingin saya garis bawahi.


Ada gagasan, posisi yang menyebabkan perpecahan, sampai-sampai perpecahan itu lebih penting ketimbang kesatuan. Gagasan saya lebih penting ketimbang Roh Kudus yang membimbing kita. Ada seorang kardinal purnabakti, yang tinggal di sini di Vatikan, seorang gembala yang baik, dan ia berkata kepada umatnya : Tetapi, tahukah kamu bahwa Gereja itu seperti sungai? Beberapa orang berada lebih ke sisi ini dan lainnya ke sisi yang lainnya, tetapi yang penting yakni semua berada di dalam sungai. " Inilah kesatuan Gereja - tidak ada orang di luar, semuanya di dalam. Lalu, dengan kekhasan tersebut : hal ini tidak memecah belah, bukan sebuah ideologi, sah-sah saja. Tetapi mengapa Gereja seluas ini? Karena Tuhan menghendakinya demikian.

Dalam Injil, Tuhan berkata kepada kita, “Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala” (Yoh 10:16). Tuhan berkata : "Aku mempunyai domba di mana-mana dan Aku adalah Gembala dari semua". "Semua" dalam Yesus ini sangat penting. Kita memikirkan perumpamaan tentang pesta perkawinan (bdk. Mat 22:1-10), ketika para tamu tidak sudi datang : yang seorang karena ia telah membeli ladang, yang lainnya karena ia menikah ... masing-masing beralasan untuk tidak hadir. Dan raja menjadi murka dan berkata, “Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu” (ayat 9) - semua, besar dan kecil, kaya dan miskin, baik dan jahat - semuanya. "Semua" ini adalah ... daya penglihatan Tuhan, yang datang untuk semua dan wafat untuk semua. "Tetapi apakah Ia juga wafat untuk si bedebah yang menjadikan hidupku tidak mungkin?" Ia juga wafat untuknya. "Dan untuk si brengsek itu?" Ia wafat untuknya, untuk semua. Dan juga untuk orang-orang yang tidak percaya kepada-Nya atau penganut agama lain : Ia wafat untuk semua. Ini tidak berarti bahwa kita harus terlibat dalam penyebaran agama : tidak. Tetapi Ia wafat untuk semua; Ia telah membenarkan semua.

Ada seorang perempuan di sini di Roma, seorang perempuan yang baik, seorang guru besar, Profesor [Maria Grazia] Mara, yang ketika ia berada dalam kesulitan oleh karena banyak hal, dan ada berbagai pesta, ia berkata : “Tetapi Kristus wafat untuk semua : marilah berjalan maju!" Ia memiliki kemampuan yang membangun itu. Kita hanya memiliki seorang Penebus, hanya satu kesatuan : Kristus wafat untuk semua. Sebaliknya ada godaan ... bahkan Paulus mengalaminya : Aku dari golongan Paulus, aku dari golongan Apolos, aku dari golongan ini, aku dari golongan itu ... “Dan kita memikirkan diri kita sendiri, lima puluh tahun yang lalu, setelah Konsili : perpecahan yang dialami Gereja. "Saya dari pihak ini, saya memikirkan ini, kamu memikirkan itu ..." Ya, memang sah-sah saja berpikir demikian, tetapi dalam kesatuan Gereja, di bawah Yesus, Sang Gembala.

Dua hal : para Rasul berselisih pendapat dengan Petrus, karena ia telah memasuki rumah orang-orang kafir dan Yesus yang mengatakan : "Aku adalah Gembala dari semua". Aku Gembala dari semua. Dan siapa yang berkata : “Aku mempunyai domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; Aku harus menuntun mereka juga, dan mereka akan memperhatikan suara-Ku. Jadi, akan ada satu kawanan” (bdk. Yoh 10:16). Sebuah doa untuk kesatuan semua manusia, karena semua laki-laki dan perempuan, kita semua hanya memiliki satu Gembala : Yesus.

Semoga Tuhan membebaskan kita dari psikologi perpecahan, psikologi yang sedang memecah belah tersebut, dan membantu kita untuk melihat Yesus ini, hal-hal yang luar biasa dari Yesus ini, bahwa di dalam Dia kita semua bersaudara dan Ia adalah Gembala dari semua. Hari ini, semoga kata itu : "Semua, semua," menyertai kita sepanjang hari.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.