Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 6 Mei 2020 : JANGAN TAKUT AKAN TERANG YESUS


Bacaan Ekaristi : Kis. 12:24-13:5a; Mzm. 67:2-3,5,6,8; Yoh. 12:44-50.

Perikop Injil Yohanes ini (bdk. 12:44-50) membuat kita melihat keintiman yang ada antara Yesus dan Bapa. Yesus melakukan apa yang diperintahkan Bapa. Oleh karena itu, Ia berkata : "Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku" (ayat 44). Kemudian Ia memerinci perutusan-Nya : "Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan" (ayat 46). Ia menghadirkan diri-Nya sebagai terang. Perutusan Yesus adalah untuk menerangi - terang. Ia sendiri mengatakan : “Akulah terang dunia” (Yoh 8:12). Nabi Yesaya telah menubuatkan terang ini : "Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar" (ayat 9:1). Janji terang, yang akan menerangi bangsa. Dan membawa terang juga merupakan perutusan para Rasul. Paulus mengatakannya kepada Raja Agripa : “Aku dipilih untuk menerangi, membawa terang ini - yang bukan terangku, yaitu Terang lain, tetapi membawa terang” (bdk. Kis 26:18). Perutusan Yesus : membawa terang. Dan perutusan para rasul adalah membawa terang Yesus, menerangi, karena dunia berada dalam kegelapan.


Namun, drama terang Yesus adalah terang yang ditolak. Sudah sejak awal Injil Yohanes mengatakannya dengan jelas : “Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Mereka mencintai kegelapan lebih daripada terang” (bdk. Yoh 1:9-11). Terbiasa dengan kegelapan, hidup dalam kegelapan : mereka tidak bisa menerima terang. Mereka tidak bisa; mereka adalah budak kegelapan. Dan ini terus menerus akan menjadi perjuangan Yesus : menerangi, membawa terang yang membuat segala sesuatu terlihat sebagaimana adanya; membawa terang membuat kebebasan terlihat, kebenaran terlihat, jalan yang harus diikuti terlihat, dengan terang Yesus.

Paulus mengalami kisah dari kegelapan menuju terang ini, ketika Tuhan menjumpainya di jalan menuju Damsyik. Ia menjadi buta - buta. Terang Tuhan membutakannya. Dan kemudian, setelah beberapa hari, dengan Pembaptisan, ia mendapatkan terang kembali (bdk. Kis 9:1-19). Ia memiliki pengalaman perjalanan dari kegelapan, di mana ia berada, menuju terang. Kisah kita juga, yang kita terima secara sakramental dalam Pembaptisan : oleh karena itu Pembaptisan disebut dalam abad-abad pertama, “Penerangan” (bdk. Santo Yustinus, Apologia I, 61,12), karena memberikan suatu terang, “membuat kita masuk”. Itulah sebabnya dalam upacara Pembaptisan kami memberikan lilin yang menyala, lilin yang menyala kepada ayah dan ibu, sehingga anak diterangi. Yesus membawa terang, tetapi bangsa, bangsa-Nya menolaknya. Mereka begitu terbiasa dengan kegelapan sehingga terang menyilaukan mereka, mereka tidak bisa pergi ... (bdk. Yoh 1:10-11). Dan inilah tragedi dosa kita : dosa membutakan kita dan kita tidak bisa mentolerir terang. Mata kita sakit. Dan Yesus mengatakannya dengan jelas dalam Injil Matius : “Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu!" (bdk. Mat 6:22-23). ​​Kegelapan ... Dan pertobatan adalah melintas dari kegelapan menuju terang. Tetapi apakah hal-hal yang menyakitkan mata, mata iman? Mata kita sakit : hal-hal apakah yang “meruntuhkannya”, yang membutakan mereka? Kejahatan, roh duniawi, keangkuhan. Kejahatan yang “meruntuhkan kita” dan juga tiga hal ini - kejahatan, keangkuhan, roh duniawi - membuatmu bersosialisasi dengan orang lain untuk tetap aman dalam kegelapan. Kita sering berbicara tentang mafia : inilah. Namun, ada "mafia rohani", ada "mafia rumah tangga, selalu, mencari orang lain untuk menutupi diri sendiri dan tinggal dalam kegelapan. Tidak mudah hidup dalam terang. Terang membuat kita melihat begitu banyak hal yang mengerikan di dalam diri kita sehingga kita tidak ingin melihatnya : kejahatan, dosa ... Marilah kita memikirkan kejahatan kita, marilah kita memikirkan kesombongan kita, marilah kita memikirkan roh duniawi kita : hal-hal ini membutakan kita, mereka menjauhkan kita dari terang Yesus.

Namun, jika kita mulai memikirkan hal-hal ini, kita tidak akan menemukan tembok, tidak, kita akan menemukan jalan keluar, karena Yesus sendiri mengatakan bahwa Ia adalah terang dan, juga : "Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya” (bdk. Yoh 12:46-47). Yesus, diri-Nya, Sang Terang, mengatakan, ”Kuatkan hati : perkenankan dirimu diterangi, perkenankan dirimu melihat apa yang ada di dalam dirimu, karena Aku akan membawamu ke depan untuk menyelamatkanmu. Aku tidak menghakimimu. Aku menyelamatkanmu” (bdk. ayat 47). Tuhan menyelamatkan kita dari kegelapan yang kita miliki di dalam diri kita, dari kegelapan kehidupan sehari-hari, kehidupan sosial, kehidupan politik, kehidupan nasional, internasional ... Ada begitu banyak kegelapan di dalam diri kita. Dan Tuhan menyelamatkan kita, tetapi Ia meminta kita untuk melihatnya terlebih dahulu, memiliki keberanian untuk melihat kegelapan kita sehingga terang Tuhan dapat masuk dan menyelamatkan kita.

Janganlah kita takut akan Tuhan. Ia sangat baik, Ia lemah lembut; Ia dekat dengan kita. Ia datang untuk menyelamatkan kita. Janganlah kita takut akan terang Yesus.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.