Bacaan
Ekaristi : Kis. 13:26-33; Mzm. 2:6-7,8-9,10-11; Yoh. 14:1-6.
Percakapan
Yesus dengan para murid ini sekali lagi di meja, selama makan malam (bdk. Yoh
14:1-6). Yesus sedih dan mereka semua sedih : Yesus mengatakan bahwa salah
seorang dari mereka akan mengkhianati-Nya (bdk. Yoh 13:21), dan semuanya
merasakan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Yesus mulai menghibur
diri-Nya. Tuhan menghibur murid-murid-Nya dan di sini kita melihat cara Yesus
menghibur. Kita memiliki begitu banyak cara untuk menghibur, dari yang paling
tulen, dari yang lebih dekat hingga yang lebih formal, seperti telegram
belasungkawa. “Sangat berdukacita atas ...". Cara tersebut tidak menghibur
siapa pun, cara tersebut sebuah kepura-puraan; cara tersebut adalah sebuah
penghiburan formalitas. Tetapi, bagaimana cara Tuhan menghibur? Mengetahui hal
ini penting karena kita juga, ketika dalam hidup harus melewati saat-saat
kesedihan, <harus> mempelajari apa yang merupakan penghiburan Tuhan yang
sesungguhnya.
Dan,
dalam perikop Injil ini, kita melihat bahwa Tuhan selalu menghibur dalam
kedekatan, dengan kebenaran dan harapan. Ketiganya adalah keistimewaan
penghiburan Tuhan, dalam kedekatan - tidak pernah jauh : Aku di sini. Kata yang
indah : "Aku di sini". "Aku di sini, bersamamu" dan,
seringkali, dalam keheningan. Tetapi kita tahu bahwa Ia ada di sini. Ia selalu
ada di sini - kedekatan yang merupakan gaya Allah, <yang juga ada dalam
Penjelmaan, menjadikan diri-Nya dekat dengan kita. Tuhan menghibur dalam kedekatan,
dan Ia tidak mempergunakan kata-kata kosong, malahan, Ia lebih memilih diam.
Kekuatan kedekatan, kehadiran, dan Ia sedikit berbicara, tetapi dekat.
Keistimewaan
yang kedua dari kedekatan Yesus, cara Yesus menghibur adalah kebenaran : Yesus
sesuai kenyataan. Ia tidak mengatakan hal-hal formal yang bohong : "Tidak,
tetap tenang, semuanya akan berlalu, tidak ada yang akan terjadi, itu akan
berlalu, hal-hal berlalu ...“. Tidak, Ia mengatakan kebenaran. Ia tidak
menyembunyikan kebenaran, karena dalam perikop ini Ia sendiri berkata :
"Akulah Kebenaran" (bdk. Yoh 14:6). Dan kebenaran tersebut adalah :
"Aku pergi", yaitu, "Aku akan mati" (bdk. ayat.2-3). Kita
berada di hadapan kematian; itulah kebenaran. Dan Ia mengatakannya dengan
sederhana dan Ia bahkan mengatakannya dengan lemah lembut, tanpa melukai. Kita
berada di hadapan kematian; Ia tidak menyembunyikan kebenaran tersebut.
Dan
inilah keistimewaan yang ketiga : Yesus menghibur dengan harapan. Ya, sebuah
saat momen yang mengerikan. Tetapi “janganlah gelisah hatimu (...) percayalah
juga kepada-Ku” (ayat 1). Saya akan mengatakan sesuatu kepadamu, demikian kata
Yesus : "Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. (...) Aku pergi ke situ
untuk menyediakan tempat bagimu" (ayat 2). Pertama-tama Ia pergi untuk
membuka pintu, pintu dari tempat yang akan dilewati kita semua, jadi Ia
berharap : "Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya
di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada" (ayat 3). Tuhan kembali
setiap kali salah seorang dari kita berada dalam perjalanan pergi dari dunia
ini. "Aku akan datang dan Aku akan membawamu" : harapan. Ia akan
datang dan memegang kita dan membawa kita <ke sana>. Ia tidak mengatakan,
"Tidak, kamu tidak akan menderita, tidak ada apa-apa ..". Tidak. Ia
mengatakan kebenaran : “Aku dekat denganmu; inilah kebenarannya : inilah saat
yang mengerikan, saat yang membahayakan, saat kematian. Namun, janganlah
gelisah hatimu. Tinggallah dalam kedamaian tersebut, kedamaian yang menjadi
dasar setiap penghiburan tersebut, karena Aku akan datang dan akan memegangmu
ke mana pun Aku akan berada”.
Memperkenankan
diri kita dihibur oleh Tuhan tidak mudah. Seringkali, dalami saat-saat yang
buruk, kita menjadi marah kepada Tuhan dan kita tidak memperkenankan-Nya datang
dan berbicara kepada kita cara ini, dengan kelembutan ini, dengan kedekatan
ini, dengan kelemahlembutan ini, dengan kebenaran ini dan dengan harapan ini.
Marilah
kita mohon rahmat untuk memperkenankan diri kita dihibur oleh Tuhan.
Penghiburan Tuhan apa adanya dan tidak menipu. Penghiburan Tuhan bukan
pembiusan, bukan, tetapi kedekatan, penghiburan Tuhan apa adanya dan membukakan
kita pintu harapan.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.