Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 8 Mei 2020 : TIGA BENTUK PENGHIBURAN YESUS : KEDEKATAN, KEBENARAN DAN HARAPAN


Bacaan Ekaristi : Kis. 13:26-33; Mzm. 2:6-7,8-9,10-11; Yoh. 14:1-6.


Percakapan Yesus dengan para murid ini sekali lagi di meja, selama makan malam (bdk. Yoh 14:1-6). Yesus sedih dan mereka semua sedih : Yesus mengatakan bahwa salah seorang dari mereka akan mengkhianati-Nya (bdk. Yoh 13:21), dan semuanya merasakan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Yesus mulai menghibur diri-Nya. Tuhan menghibur murid-murid-Nya dan di sini kita melihat cara Yesus menghibur. Kita memiliki begitu banyak cara untuk menghibur, dari yang paling tulen, dari yang lebih dekat hingga yang lebih formal, seperti telegram belasungkawa. “Sangat berdukacita atas ...". Cara tersebut tidak menghibur siapa pun, cara tersebut sebuah kepura-puraan; cara tersebut adalah sebuah penghiburan formalitas. Tetapi, bagaimana cara Tuhan menghibur? Mengetahui hal ini penting karena kita juga, ketika dalam hidup harus melewati saat-saat kesedihan, <harus> mempelajari apa yang merupakan penghiburan Tuhan yang sesungguhnya.


Dan, dalam perikop Injil ini, kita melihat bahwa Tuhan selalu menghibur dalam kedekatan, dengan kebenaran dan harapan. Ketiganya adalah keistimewaan penghiburan Tuhan, dalam kedekatan - tidak pernah jauh : Aku di sini. Kata yang indah : "Aku di sini". "Aku di sini, bersamamu" dan, seringkali, dalam keheningan. Tetapi kita tahu bahwa Ia ada di sini. Ia selalu ada di sini - kedekatan yang merupakan gaya Allah, <yang juga ada dalam Penjelmaan, menjadikan diri-Nya dekat dengan kita. Tuhan menghibur dalam kedekatan, dan Ia tidak mempergunakan kata-kata kosong, malahan, Ia lebih memilih diam. Kekuatan kedekatan, kehadiran, dan Ia sedikit berbicara, tetapi dekat.

Keistimewaan yang kedua dari kedekatan Yesus, cara Yesus menghibur adalah kebenaran : Yesus sesuai kenyataan. Ia tidak mengatakan hal-hal formal yang bohong : "Tidak, tetap tenang, semuanya akan berlalu, tidak ada yang akan terjadi, itu akan berlalu, hal-hal berlalu ...“. Tidak, Ia mengatakan kebenaran. Ia tidak menyembunyikan kebenaran, karena dalam perikop ini Ia sendiri berkata : "Akulah Kebenaran" (bdk. Yoh 14:6). Dan kebenaran tersebut adalah : "Aku pergi", yaitu, "Aku akan mati" (bdk. ayat.2-3). Kita berada di hadapan kematian; itulah kebenaran. Dan Ia mengatakannya dengan sederhana dan Ia bahkan mengatakannya dengan lemah lembut, tanpa melukai. Kita berada di hadapan kematian; Ia tidak menyembunyikan kebenaran tersebut.

Dan inilah keistimewaan yang ketiga : Yesus menghibur dengan harapan. Ya, sebuah saat momen yang mengerikan. Tetapi “janganlah gelisah hatimu (...) percayalah juga kepada-Ku” (ayat 1). Saya akan mengatakan sesuatu kepadamu, demikian kata Yesus : "Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. (...) Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu" (ayat 2). Pertama-tama Ia pergi untuk membuka pintu, pintu dari tempat yang akan dilewati kita semua, jadi Ia berharap : "Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada" (ayat 3). Tuhan kembali setiap kali salah seorang dari kita berada dalam perjalanan pergi dari dunia ini. "Aku akan datang dan Aku akan membawamu" : harapan. Ia akan datang dan memegang kita dan membawa kita <ke sana>. Ia tidak mengatakan, "Tidak, kamu tidak akan menderita, tidak ada apa-apa ..". Tidak. Ia mengatakan kebenaran : “Aku dekat denganmu; inilah kebenarannya : inilah saat yang mengerikan, saat yang membahayakan, saat kematian. Namun, janganlah gelisah hatimu. Tinggallah dalam kedamaian tersebut, kedamaian yang menjadi dasar setiap penghiburan tersebut, karena Aku akan datang dan akan memegangmu ke mana pun Aku akan berada”.

Memperkenankan diri kita dihibur oleh Tuhan tidak mudah. Seringkali, dalami saat-saat yang buruk, kita menjadi marah kepada Tuhan dan kita tidak memperkenankan-Nya datang dan berbicara kepada kita cara ini, dengan kelembutan ini, dengan kedekatan ini, dengan kelemahlembutan ini, dengan kebenaran ini dan dengan harapan ini.

Marilah kita mohon rahmat untuk memperkenankan diri kita dihibur oleh Tuhan. Penghiburan Tuhan apa adanya dan tidak menipu. Penghiburan Tuhan bukan pembiusan, bukan, tetapi kedekatan, penghiburan Tuhan apa adanya dan membukakan kita pintu harapan.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.