Bacaan Ekaristi : Neh. 8:3-5a,6-7,9-11; Mzm. 19:8,9,10,15; 1Kor. 12:12-30; Luk 1:1-4; 4:14-21.
Bacaan
Injil yang telah kita dengar menceritakan tentang penggenapan nubuat yang
dipenuhi dengan Roh Kudus. Nubuat itu digenapi oleh Dia yang datang
"dengan kuasa Roh" (Luk 4:14): Yesus, sang Juruselamat.
Sabda
Allah hidup: sepanjang abad, ia menyertai kita dan melalui kuasa Roh Kudus, ia
bekerja di setiap zaman. Karena Tuhan selalu setia pada janji-Nya, yang, dalam
kasih-Nya kepada manusia, selalu Ia tepati. Inilah tepatnya yang dikatakan
Yesus di rumah ibadat di Nazaret: "Pada hari ini genaplah nas ini ketika
kamu mendengarkannya" (Luk 4:21).
Saudara-saudari,
alangkah bahagianya suatu kebetulan! Pada Hari Minggu Sabda Allah, di awal Tahun
Yubileum ini, kita mewartakan perikop Injil Lukas ini, di mana Yesus menyatakan
diri-Nya sebagai Mesias, "yang diurapi" (ayat 18) dan diutus untuk
"memberitakan tahun rahmat Tuhan" (ayat 19)! Yesus adalah Sabda yang
hidup, yang di dalam diri-Nya seluruh Kitab Suci menemukan penggenapannya.
Dalam Liturgi suci hari ini, kita adalah orang-orang sezaman dengan-Nya; kita
juga, yang dipenuhi dengan keheranan, membuka hati dan pikiran kita untuk
mendengarkan-Nya, karena "Ia sendiri bersabda bila Kitab Suci dibacakan
dalam Gereja" (Sacrosanctum Concilium, 7). Saya mengucapkan satu kata:
keheranan. Mendengar Injil, sabda Allah, bukan sekadar masalah mendengarkan
atau memahaminya, bukan. Sabda Allah harus menyentuh hati kita dan menghasilkan
apa yang saya katakan, "keheranan". Sabda Allah selalu membuat kita
heran; sabda Allah selalu memperbarui kita. Ia masuk ke dalam hati kita dan
selalu memperbarui kita.
Dalam
semangat iman yang penuh kegembiraan ini, kita diundang untuk menerima nubuat
dahulu kala itu sebagai sesuatu yang datang dari hati Kristus sendiri, dan
merenungkan lima tindakan yang menjadi ciri khas perutusan Sang Mesias yang
unik dan universal. Perutusan yang unik, karena hanya Ia yang dapat
menggenapinya; perutusan yang universal, karena Ia ingin melibatkan semua orang
di dalamnya.
Pertama,
Yesus diurapi “untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin” (ayat
18). Inilah “Injil”, kabar baik, yang diwartakan Yesus: Kerajaan Allah sudah
dekat! Ketika Allah memerintah, kita diselamatkan. Tuhan datang mengunjungi
umat-Nya, memperhatikan orang-orang yang hina dan malang. Injil adalah sabda
bela rasa; Injil memanggil kita untuk menunjukkan amal kasih, mengampuni utang
sesama kita dan bermurah hati dalam melayani sesama. Janganlah kita lupa bahwa
Tuhan itu dekat, penuh belas kasihan dan berbela rasa. Gaya Allah adalah gaya
kedekatan, belas kasihan dan bela rasa.
Tindakan
Kristus yang kedua adalah “memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan”
(ayat 18). Saudara-saudari, hari-hari kejahatan sudah dihitung, karena masa
depan milik Allah. Dengan kuasa Roh, Yesus menebus kita dari segala kesalahan
dan membebaskan hati kita dari segala hal yang membelenggu kita, karena Ia
membawa pengampunan Bapa ke dunia. Injil adalah sabda belas kasihan, yang memanggil
kita untuk menjadi saksi perdamaian, kesetiakawanan, dan rekonsiliasi yang
penuh gairah.
Tindakan
ketiga yang dilakukan Yesus untuk menggenapi nubuat adalah dengan memberikan
“pemulihan penglihatan bagi orang-orang buta” (ayat 18). Sang Mesias membuka
mata hati kita, yang terlalu sering terpesona oleh daya tarik kekuasaan dan hal
yang sia-sia: penyakit jiwa yang menghalangi kita untuk mengakui kehadiran
Allah dan menyembunyikan dari pandangan kita orang-orang yang lemah dan
menderita. Injil adalah sabda terang, yang memanggil kita kepada kebenaran dan
memanggil kita untuk menjadi saksi iman kita serta konsisten mengamalkannya.
Tindakan
keempat Yesus adalah “membebaskan orang-orang yang tertindas” (ayat 18). Tidak
ada bentuk perbudakan yang dapat menahan karya Sang Mesias, yang menjadikan
kita saudara-saudari dalam nama-Nya. Penjara penganiayaan dan ruang bawah tanah
kematian dibuka lebar-lebar oleh kuasa Allah yang penuh gairah. Injil adalah
sabda kebebasan, memanggil kita untuk bertobat, berpikir utuh, dan bertekun
dalam pencobaan.
Terakhir,
tindakan kelima: Yesus diutus "untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan"
(ayat 19). Tahun itu adalah zaman baru, zaman yang tidak melahap kehidupan,
tetapi memperbaruinya. Sebuah "Yobel", dan dalam pengertian ini, seperti
yang sekarang kita rayakan sebagai cara mempersiapkan diri dengan pengharapan
untuk perjumpaan definitif kita dengan Sang Penebus. Injil adalah sabda
sukacita, yang memanggil kita untuk saling menerima dan bersekutu, saat kita
melakukan perjalanan ziarah menuju Kerajaan Allah.
Dengan
kelima tindakan ini, Yesus bahkan sekarang menggenapi nubuat Yesaya. Dengan
membebaskan kita dari tawanan, Ia memberitahu kita bahwa Allah mendekati kita
dalam kemiskinan kita, menebus kita dari kejahatan, menerangi mata kita,
mematahkan kuk penindasan, dan membawa kita ke dalam sukacita suatu masa dan
sejarah yang lebih besar di mana Ia senantiasa hadir, berjalan di samping kita
dan membimbing kita menuju kehidupan kekal. Memang, keselamatan yang Ia berikan
kepada kita belum sepenuhnya terwujud. Kita tahu ini. Namun, perang,
ketidakadilan, penderitaan, dan kematian tidak akan menjadi akhir cerita. Injil
tidak pernah mengecewakan.
Saudara-saudari,
pada hari Minggu yang dikhususkan untuk sabda Allah, marilah kita bersyukur
kepada Bapa karena telah berbicara kepada kita melalui Sabda-Nya, yang menjadi
manusia demi keselamatan dunia. Seluruh Kitab Suci, yang ditulis oleh manusia
dan Roh Kudus sebagai penulisnya yang sejati (bdk. Dei Verbum, 11), menunjuk
kepada peristiwa ini. Seluruh Kitab Suci berbicara tentang Kristus dan
karya-Nya, yang dihadirkan dan diaktifkan oleh Roh Kudus dalam kehidupan kita
dan dalam sejarah. Ketika kita membaca Kitab Suci, ketika kita berdoa dan
mempelajarinya, kita tidak hanya menerima informasi tentang Allah; kita
menerima Roh-Nya, yang mengingatkan kita akan semua yang dikatakan dan
dilakukan Yesus (bdk. Yoh 14:26). Dengan cara ini, hati kita, yang
berkobar-kobar oleh iman, menantikan dengan penuh pengharapan kedatangan Allah.
Saudara-saudari, kita harus lebih membiasakan diri membaca Kitab Suci. Saya
ingin menyarankan agar kita semua memiliki salinan kecil Injil atau Perjanjian
Baru berukuran saku. Kita dapat selalu membawanya di dalam tas sehingga kita
dapat membacanya di berbagai waktu sepanjang hari. Satu ayat, dua ayat agar
kita dapat berhubungan dengan Tuhan sepanjang hari. Cukup dengan satu salinan
kecil Injil.
Marilah
kita menanggapi kabar baik Kristus dengan antusias! Karena Tuhan tidak
berbicara kepada kita sebagai pendengar yang bisu, tetapi sebagai
saksi-saksi-Nya, yang dipanggil untuk mewartakan Injil di segala waktu dan di
setiap tempat. Hari ini, empat puluh saudara-saudari dari berbagai belahan
dunia telah datang untuk menerima pelayanan Lektor. Terima kasih! Kita
berterima kasih kepada mereka dan mendoakan mereka. Kita semua mendoakanmu.
Marilah kita berkomitmen untuk membawa kabar baik kepada orang-orang miskin,
memberitakan pembebasan kepada para tawanan dan pemulihan penglihatan bagi
orang-orang buta, membebaskan orang-orang yang tertindas dan memberitakan tahun
rahmat Tuhan. Maka ya, saudara-saudari, kita akan mengubah dunia sesuai dengan
kehendak Allah, yang menciptakannya dan menebusnya dalam kasih-Nya yang tak
terbatas. Terima kasih!
_____
(Peter Suriadi - Bogor, 26 Januari 2025)