Suatu
kali Rasul Paulus pergi ke komunitas kristiani dan bertanya apakah mereka sudah
menerima Roh Kudus. Dan apa jawaban mereka? Apakah ada Roh Kudus itu? (bdk. Kis
19:1-2). Mereka tidak mengetahui apakah ada Roh Kudus.
Saya
pikir jika saya bertanya kepada komunitas kristiani saat ini, “Apakah ada Roh
Kudus?”, kebanyakan dari mereka tidak tahu bagaimana menjawabnya. Suatu ketika,
pada misa anak-anak – pada Hari Raya Pentakosta seperti hari ini, ada sekitar
200 anak – saya bertanya kepada mereka: “Siapakah Roh Kudus?”; dan anak-anak
menjawab: “Aku! Aku! Aku!". Mereka semua ingin menjawab. Saya mengatakan,
“Kamu! Kamu adalah paralitik (orang lumpuh). Ia pernah mendengar kata
Parakletos, tetapi ia bilang paralitik. Dan sering kali, jika saya bertanya,
yang saya maksud bukan jawabannya “paralitik", tetapi kita tidak tahu
siapa Roh Kudus.
Saudara-saudari,
Roh Kudus adalah tokoh utama hidup kita, yang menggerakkan kita maju, yang
membantu kita maju, yang memampukan kita mengembangkan kehidupan kristiani. Roh
Kudus ada di dalam diri kita; perhatikan, kita semua menerima Roh Kudus pada
saat Pembaptisan, dan terlebih lagi pada saat Krisma, tetapi apakah aku
mendengarkan Roh Kudus di dalam diriku? Apakah aku mendengarkan Roh yang
menggerakkan hatiku dan mengatakan kepadaku, “Jangan lakukan ini; lakukan
ini?". Atau bagiku, apakah tidak ada Roh Kudus?
Hari
ini kita sedang merayakan hari raya turunnya Roh Kudus [ke atas para Rasul].
Namun coba kita pikirkan, para Rasul terkurung di Ruang Atas; mereka takut,
pintu-pintu tertutup... Roh Kudus datang, mengubah hati mereka, dan mereka
keluar untuk berkhotbah dengan berani, dengan berani. Roh Kudus memberi kita
keberanian untuk menjalani kehidupan kristiani, dan oleh karena itu, dengan
keberanian ini, Ia mengubah hidup kita.
Seringkali
kita mengaku dosa dengan dosa yang sama - “Tetapi Bapa, aku ingin mengubah
hidupku; aku tidak tahu bagaimana melakukannya”. Dengarkanlah Roh Kudus.
Berdoalah kepada Roh Kudus, dan Ia akan mengubah hidupmu, percayalah kepada Roh
Kudus. “Bapa, usiaku 90 tahun, aku tidak bisa berubah.” — “Tetapi berapa hari
hidupmu yang tersisa?” - "Aku tidak tahu." — “Hanya dalam satu hari,
Roh Kudus dapat mengubah hidupmu, Ia dapat mengubah hatimu”. Roh Kuduslah yang
pertama-tama mengubah hidup kita. Apakah kamu mengerti ini? Marilah kita ulangi
bersama-sama, “Roh Kudus mengubah hidup kita”, semuanya bersama-sama. Dan ini
indah.
Kedua,
ketika para Rasul yang ketakutan menerima Roh Kudus, mereka bergerak maju
dengan berani untuk memberitakan Injil. Roh Kudus memberi kita keberanian untuk
hidup sebagai orang kristiani. Kita sering melihat orang kristiani seperti air
yang suam-suam kuku, tidak panas dan tidak dingin; mereka kurang berani. “Bapa,
di manakah kami dapat mengambil kursus untuk mendapatkan keberanian?” — “Tidak:
berdoalah kepada Roh Kudus, percayalah kepada Roh Kudus”. Roh Kudus memberi
kita keberanian untuk hidup sebagai orang kristiani. Apakah kamu mengerti ini?
Seluruhnya
bersama-sama, “Roh Kudus memberi kita keberanian”. Di sana kamu pergi, dan
marilah kita memohonkan hal ini, Roh Kudus untuk membantu kita bergerak maju.
Dan
kemudian Roh Kudus melakukan hal yang sangat indah pada hari raya Pentakosta
tersebut. Ada banyak orang dari segala bangsa, bahasa dan budaya, dan bersama
orang-orang itu, Roh Kudus membangun Gereja. Roh Kudus membangun Gereja. Apa
artinya ini? Apakah menyamakan semua orang? Tidak, semuanya berbeda, tetapi
dengan satu hati, dengan cinta, yang menyatukan kita.
Roh
Kuduslah yang menyelamatkan kita dari bahaya menjadikan kita semua sama. Tidak,
kita semua telah ditebus, semua dikasihi oleh Bapa, semua diajar oleh Yesus
Kristus, dan apa yang dilakukan Roh Kudus? Ia menyatukan kita. Ada sebuah kata
yang menjelaskan hal ini dengan baik. Roh Kudus menciptakan kerukunan.
Kerukunan Gereja, masing-masing berbeda satu sama lain, namun dalam iklim
kerukunan. Marilah kita ucapkan bersama-sama: Roh Kudus menciptakan kerukunan,
[secara bersama-sama: Roh Kudus menciptakan kerukunan].
Saudara-saudari
terkasih, inilah mukjizat hari kini, mengambil orang-orang yang ketakutan dan
pengecut serta menjadikan mereka berani, mengumpulkan pria dan wanita dari
semua budaya dan menyatukan mereka, membangun Gereja, mengambil orang-orang ini
dan tidak menjadikan mereka sama. Apa yang dilakukan Roh Kudus? Kerukunan.
Bersama-sama: Roh Kudus membuat rukun. Sekarang marilah kita masing-masing
memikirkan kehidupan kita. Kita semua membutuhkan kerukunan. Kita semua
membutuhkan Roh Kudus untuk memberi kita kerukunan dalam jiwa kita, dalam
keluarga, dalam kota, dalam masyarakat, di tempat kerja.
Lawan
dari kerukunan adalah perang. Bertarung satu sama lain. Dan ketika ada perang,
ketika kita satu sama lain berperang, apakah Roh Kudus yang melakukan hal ini,
ya atau tidak? TIDAK! Roh Kudus menciptakan kerukunan. Dan bersama para rasul
pada hari kedatangan-Nya, ada Maria, Perawan Maria. Marilah kita memohon
kepada-Nya untuk memberi kita rahmat untuk menerima Roh Kudus, agar sebagai
seorang ibu Ia mengajari kita untuk menerima Roh Kudus. Terima kasih.
______
(Peter Suriadi - Bogor, 18 Mei 2024)