"Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar"(Yes 9:1). "Seorang malaikat Tuhan menampakkan diri [kepada para gembala] dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka" (Luk 2:9). Ini adalah bagaimana caranya liturgi malam Natal yang kudus ini menyajikan kepada kita kelahiran Sang Juru Selamat: sebagai terang yang menembus dan menghalau kegelapan yang paling dalam. Kehadiran Tuhan di tengah-tengah umat-Nya menghapuskan kesedihan kekalahan dan penderitaan perbudakan, dan mengantarkan sukacita dan kebahagiaan.
HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 19 Desember 2014 : GEREJA BUKAN SEORANG PENGUSAHA TETAPI SEORANG IBU
Bacaan Ekaristi : Hak 13:2-7,24-25a; Luk 1:5-25
Ada banyak
kemandulan di dalam Gereja dan umat Allah, sebuah kemandulan yang
berasal dari kekuasaan dan egoisme. Gereja adalah seorang ibu dan bukan
seorang pengusaha. Pernyataan itulah yang disampaikan Paus Fransiskus
dalam homilinya selama Misa harian Jumat pagi 19 Desember 2014 di Casa
Santa Marta, Vatikan.
HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 18 Desember 2014 : ALLAH BERJALAN DALAM SEJARAH BERSAMA KITA DAN MENGATUR HALUANNYA
Bacaan Ekaristi : Yer 23:5-8; Mat 1:18-24
Dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi 18 Desember 2014 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus mengundang umat beriman untuk mengandalkan Allah bahkan pada masa-masa paling gelap, bahkan jika kadang-kadang kita tidak mengerti bagaimana Ia sedang bekerja, karena Ia selalu berjalan bersama kita dalam sejarah keselamatan.
Dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi 18 Desember 2014 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus mengundang umat beriman untuk mengandalkan Allah bahkan pada masa-masa paling gelap, bahkan jika kadang-kadang kita tidak mengerti bagaimana Ia sedang bekerja, karena Ia selalu berjalan bersama kita dalam sejarah keselamatan.
HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 16 Desember 2014 : KESELAMATAN ADALAH KERENDAHAN HATI YANG PERCAYA KEPADA ALLAH
Bacaan Ekaristi : Zef 3:1-2,9-13;
Mat 21:28-32
Allah menyelamatkan "hati yang
bertobat", sementara ia yang tidak percaya kepada-Nya menarik
"kutukan" atas dirinya sendiri. Pesan ini berada pokok homili Paus Fransiskus selama Misa harian
Selasa pagi di Casa Santa Marta,
Vatikan.
Kerendahan
hati menyelamatkan manusia di mata Allah, sedangkan kesombongan adalah pecundang. Kuncinya terletak
pada hati. Hati orang yang rendah hati terbuka, ia mengenal pertobatan, ia menerima pembetulan dan percaya kepada Allah. Hati orang yang
sombong tepat sebaliknya: ia arogan, tertutup, tidak mengenal rasa malu, ia tidak mempan terhadap suara Allah. Bacaan dari Kitab Nabi Zefanya (Zef 3:1-2,9-13) dan dari Injil hari itu (Mat
21:28-32) menuntun Paus Fransiskus dalam permenungan sejajar. Kedua teks, beliau mencatat, berbicara tentang
"penghakiman" yang atasnya keselamatan dan kutukan tergantung.
HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI MINGGU ADVEN III DI PAROKI SANTO YOSEF AURELIO, KEUSKUPAN ROMA, 14 Desember 2014
Bacaan Ekaristi : Yes 61:1-2a,10-11; 1Tes 5:16-24; Yoh 1:6-8.19-28
Paus Fransiskus pada hari Minggu 14 Desember 2014 mengunjungi Paroki
Santo Yosef Aurelio, di pinggiran kota Monte Spaccato, Roma. Bapa Suci
datang lebih awal untuk kunjungan tersebut, dan segera bertemu dengan
beberapa anak-anak dari paroki tersebut. Selama pertemuan itu, beliau
berbicara tentang pengalamannya sendiri dengan Yesus sebagai seorang
anak. Beliau juga berbicara tentang Komuni Pertamanya 70 tahun yang
lalu.
Setelah bertemu dengan anak-anak, Paus Fransiskus memiliki kesempatan untuk bertemu dengan umat paroki tersebut, serta terutama mereka yang sakit, dan dengan keluarga-keluarga yang memiliki anak-anak yang dibaptis dalam satu tahun terakhir.
Paus Fransiskus kemudian mendengarkan Pengakuan Dosa beberapa umat. Paus Fransiskus menyimpulkan kunjungannya ke paroki tersebut dengan perayaan Misa Kudus Hari Minggu Adven III.
Berikut adalah homili Paus Fransiskus dalam Misa tersebut :
***********
Setelah bertemu dengan anak-anak, Paus Fransiskus memiliki kesempatan untuk bertemu dengan umat paroki tersebut, serta terutama mereka yang sakit, dan dengan keluarga-keluarga yang memiliki anak-anak yang dibaptis dalam satu tahun terakhir.
Paus Fransiskus kemudian mendengarkan Pengakuan Dosa beberapa umat. Paus Fransiskus menyimpulkan kunjungannya ke paroki tersebut dengan perayaan Misa Kudus Hari Minggu Adven III.
Berikut adalah homili Paus Fransiskus dalam Misa tersebut :
***********
HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 15 Desember 2014 : KEKAKUAN ADALAH TANDA HATI YANG LEMAH
Bacaan Ekaristi : Bil 24:2-7,15-17a; Mat 21:23-27
Bacaan Injil hari itu, yang menceritakan bagaimana para imam kepala bertanya kepada Yesus dengan kuasa apakah Ia melakukan karya-karya-Nya, adalah fokus dari homili Paus Fransiskus dalam Misa harian Senin pagi, 15 Desember 2014, di Casa Santa Marta, Vatikan. Ini adalah sebuah permintaan, Paus Fransiskus menjelaskan, yang menunjukkan "hati yang munafik" dari orang-orang itu – orang-orang yang tidak tertarik pada kebenaran, yang mencari hanya kepentingan mereka sendiri, dan pergi kei mana angin bertiup : Anda seharusnya menjalani cara ini, Anda seharusnya menjalani cara itu ...". Mereka adalah baling-baling udara, mereka semua! Mereka semua! Tanpa konsistensi. Hati tanpa konsistensi. Dan maka mereka menegosiasikan segalanya : mereka menegosiasikan kebebasan batin, mereka menegosiasikan iman, mereka menegosiasikan wilayah mereka, segalanya kecuali penampilan". Bagi orang-orang seperti itu, mendapatkan yang terbaik dari setiap situasi adalah hal yang penting.. Mereka adalah para oportunis : "Mereka mendapatkan keuntungan dari situasi-situasi".
Bacaan Injil hari itu, yang menceritakan bagaimana para imam kepala bertanya kepada Yesus dengan kuasa apakah Ia melakukan karya-karya-Nya, adalah fokus dari homili Paus Fransiskus dalam Misa harian Senin pagi, 15 Desember 2014, di Casa Santa Marta, Vatikan. Ini adalah sebuah permintaan, Paus Fransiskus menjelaskan, yang menunjukkan "hati yang munafik" dari orang-orang itu – orang-orang yang tidak tertarik pada kebenaran, yang mencari hanya kepentingan mereka sendiri, dan pergi kei mana angin bertiup : Anda seharusnya menjalani cara ini, Anda seharusnya menjalani cara itu ...". Mereka adalah baling-baling udara, mereka semua! Mereka semua! Tanpa konsistensi. Hati tanpa konsistensi. Dan maka mereka menegosiasikan segalanya : mereka menegosiasikan kebebasan batin, mereka menegosiasikan iman, mereka menegosiasikan wilayah mereka, segalanya kecuali penampilan". Bagi orang-orang seperti itu, mendapatkan yang terbaik dari setiap situasi adalah hal yang penting.. Mereka adalah para oportunis : "Mereka mendapatkan keuntungan dari situasi-situasi".
HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA PESTA SANTA PERAWAN MARIA DARI GUADALUPE DI BASILIKA SANTO PETRUS 12 Desember 2014
"Semua orang memuji Engkau, Tuhan, semua orang. Kasihanilah kami dan anugerahilah kami berkat-Mu; Tuhan, arahkan mata-Mu ke arah kami. Bumi mengenal kebaikan-Mu dan orang-orang karya keselamatan-Mu. Bangsa-bangsa bermadah tentang Engkau dengan sorak-sorai, karena Engkau menghakimi dunia dengan keadilan" (Mzm 66).
Doa pemazmur, memohon pengampunan dan berkat bagi orang-orang dan bangsa-bangsa dan, dan pada saat yang sama, mengungkapkan dengan pujian penuh sukacita perasaan rohani perayaan Ekaristi ini. Hari ini, dengan rasa syukur dan sukacita, orang-orang dan bangsa-bangsa tanah air Amerika Latin kita yang besar memperingati pesta "pelindung" mereka, Santa Perawan Maria dari Guadalupe, yang devosi kepadanya memanjang dari Alaska hingga Patagonia. Bersama Malaikat Gabriel dan Santa Elisabet, kita mengawali doa bakti kita : "Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan sertamu" (Luk 1:28).
HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 11 Desember 2014 : KITA TIDAK BISA MENJADI TATABUKU KASIH ALLAH
Bacaan Ekaristi : Yes 41:13-20; Mat 11:11-15
Dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi 11 Desember 2014 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus mengatakan bahwa Allah bagaikan seorang ibu, Ia mengasihi kita tanpa syarat, tetapi terlalu sering kita ingin menguasai rahmat ini dengan semacam tatabuku spiritual.
Mengambil isyaratnya dari Kitab Nabi Yesaya (Yes 41:13-20), Paus Fransiskus mengatakan bahwa Allah menyelamatkan umat-Nya tidak dari jauh tetapi dari dekat dan lembut.
HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 9 Desember 2014 : SUKACITA GEREJA ADALAH MENJADI SEORANG IBU
Bacaan Ekaristi : Yes 40:1-11; Mat 18:12-14
Sukacita Gereja adalah menjadi seorang ibu, pergi keluar dan mencari domba yang hilang. Itulah pesan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Selasa pagi 9 Desember 2014 di Casa Santa Marta, Vatikan. Paus Fransiskus mengatakan bahwa Gereja tidak perlu memiliki "bagan organisasi yang sempurna" jika itu akan membuatnya bersedih dan tertutup pada dirinya sendiri, jika itu akan membuatnya "bukan seorang ibu". Beliau kemudian mengajak pendengarnya untuk menjadi "orang-orang Kristen yang penuh sukacita", dengan "penghiburan kelembutan Yesus".
HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 4 Desember 2014 : KEKUDUSAN TERSEMBUNYI DARI KEHIDUPAN SEHARI-HARI ORANG-ORANG KUDUS
Bacaan Ekaristi : Yes 26:1-6;
Mat 7:21,24-27
Ada banyak orang kudus yang tersembunyi kudus, para pria, para wanita, para ayah dan para ibu dari keluarga-keluarga, orang-orang sakit, para
imam yang setiap hari mempraktekkan kasih Yesus; dan hal ini memberi kita harapan. Itulah pesan Paus
Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi 4 Desember 2014 di Casa Santa Marta, Vatikan.
HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 2 Desember 2014 : HATI YANG MERENDAH MENGENAL ALLAH, TEOLOGI DILAKUKAN PADA LUTUTNYA
Bacaan Ekaristi : Yes 11:1-10;
Luk 10:21-24
Mereka yang mempelajari misteri Allah dihantar ke lutut mereka karena Allah mengungkapkan lebih bagi hati
yang merendah. Itulah kata-kata Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Selasa pagi 2 Desember 2014 di Casa Santa Martha, Vatikan.
Mata orang miskin, kata Paus Fransiskus, adalah yang paling mungkin melihat Kristus dan, melalui Dia, melihat wajah Allah. Orang-orang lainnya yang mengaku memahami misteri ini dengan sumber-sumber kepandaian harus terlebih dahulu menekuk "lutut" mereka, dalam tindakan kerendahan hati, jika tidak "mereka tidak akan mengerti apa-apa".
Subscribe to:
Posts (Atom)