Yesus
mengakhiri pengajaran-Nya dengan mengatakan : “Aku telah memberikan suatu
teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat
kepadamu" (Yoh 13:15) - membasuh kaki. Pada saat itu, para budak membasuh
kaki : membasuh kaki adalah tugas seorang budak. Orang-orang berjalan di
jalanan, tidak ada trotoar apapun; tidak ada jalanan berbatu apapun. Pada waktu
itu ada debu di jalanan dan kaki orang-orang menjadi kotor. Dan, di pintu masuk
sebuah rumah, ada para budak yang membasuh kaki. Dan Yesus ingin melakukan
pelayanan ini, memberi kita teladan bagaimana kita harus saling melayani.
Suatu kali, ketika mereka sedang berjalan, dua orang murid yang ingin maju,
bertanya kepada Yesus apakah mereka dapat menduduki kedudukan penting, satu di
sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri (bdk. Mrk 10:35-45). Dan Yesus
memandang mereka dengan kasih - Yesus selalu melihat dengan kasih - dan Ia
berkata : "Kamu tidak tahu apa yang kamu minta" (ayat 38). Para
pemerintah bangsa-bangsa - Yesus berkata – memerintah, telah melayani diri
mereka dan baik-baik saja (bdk. ayat 42). Kita berpikir tentang masa raja-raja
tersebut, masa para kaisar yang sangat kejam, yang diri mereka telah dilayani
oleh para budak ... Tetapi di antara kamu - kata Yesus - tidak boleh demikian :
barangsiapa ingin memerintah harus melayani. Pemerintahmu harus menjadi
pelayanmu (bdk. ayat 43). Yesus menjungkirbalikkan kebiasaan sejarah, kebiasaan
budaya masa itu - juga hari ini -, barangsiapa yang memerintah, jadilah
pemerintah yang baik, di mana pun ia mungkin berada, harus melayani. Saya
sering berpikir - bukan saat ini karena semua orang masih hidup dan memiliki
kesempatan untuk mengubah kehidupannya dan kita tidak bisa menghakimi, tetapi
kita memikirkan sejarah, jika banyak raja, kaisar, kepala negara telah memahami
ajaran Yesus ini dan bukannya memerintah, kejam, membunuh orang, telah
melakukan ini, berapa banyak peperangan yang tidak akan pernah terjadi!
Pelayanan: ada, sungguh-sungguh, orang-orang yang tidak memudahkan sikap ini,
orang-orang yang arogan, orang-orang yang menjijikkan, orang-orang yang mungkin
menginginkan satu kejahatan, tetapi kita dipanggil bahkan untuk semakin
melayani mereka. Dan ada juga orang-orang yang menderita, yang dicampakkan oleh
masyarakat, setidaknya untuk satu rentang waktu, dan Yesus pergi ke sana untuk
mengatakan kepada mereka : Kalian penting bagi-Ku. Yesus datang untuk melayani
kita, dan tanda bahwa Yesus melayani kita di sini hari ini, di penjara Regina
Caeli, yaitu Ia ingin memilih 12 orang dari kalian, sebagai 12 Rasul, untuk
membasuh kaki. Yesus mengambil resiko dengan kita masing-masing. Ketahuilah ini
: Yesus disebut Yesus; Ia tidak disebut Ponsius Pilatus. Yesus tidak tahu
apa-apa tentang mencuci tangan-Nya : Ia hanya tahu bagaimana mengambil resiko.
Pandanglah gambaran yang sangat indah ini : Yesus membungkuk di antara semak
berduri, mengambil resiko terluka, menjemput domba yang hilang.
Hari
ini saya, yang adalah orang berdosa seperti kalian, tetapi saya mewakili Yesus,
saya adalah utusan Yesus. Hari ini, ketika saya membungkuk di hadapan kalian
masing-masing, berpikir : “Yesus telah mengsmbil resiko dengan orang ini,
seorang pendosa, untuk datang kepadaku dan memberitahu aku bahwa Ia
mengasihiku". Inilah pelayanan; inilah Yesus : Ia tidak pernah
meninggalkan kita; Ia tidak pernah lelah mengampuni kita. Ia sangat mengasihi
kita. Lihatlah bagaimana Yesus mengambil resiko!
Maka, dengan kepekaan perasaan ini, kita melanjutkan dengan upacara ini, yang
bersifat simbolis. Sebelum memberikan tubuh-Nya dan darah-Nya, Yesus mengambil
resiko bagi kita masing-masing, dan Ia mengambil resiko dalam pelayanan karena
Ia sangat mengasihi kita.
* * *
Pada salam damai, Bapa Suci
mengucapkan kata-kata ini :
Dan sekarang, kita semua - saya yakin bahwa kita semua - memiliki keinginan
untuk berdamai dengan semua orang. Tetapi, di dalam hati kita sering ada
kepekaan perasaan yang berlawanan. Sangat mudah untuk berdamai dengan mereka
yang kita kasihi dan dengan mereka yang melakukan kebaikan terhadap kita;
tetapi tidak mudah untuk berdamai dengan mereka yang telah berbuat salah
terhadap kita, yang tidak mengasihi kita, dengan orang yang kita musuhi. Dalam
keheningan, untuk sesaat, kita masing-masing memikirkan orang-orang yang
mengasihi kita dan orang-orang yang tidak kita kasihi, serta juga kita
masing-masing memikirkan orang-orang yang tidak mengasihi kita dan juga mereka
yang tidak kita kasihi dan juga - lebih tepatnya - orang-orang yang terhadapnya
kita ingin membela diri. Dan, dalam keheningan, marilah memohonkan kepada Tuhan
rahmat untuk memberikan kepada semua orang, orang baik dan orang jahat, karunia
perdamaian.
[Kata-kata penutup Bapa Suci]
Berikut adalah kata-kata Bapa Suci,
sebagai tanggapan atas sambutan Direktur Penjara Regina Caeli dan seorang
narapidana, di akhir kunjungan ke penjara tersebut.
Anda telah berbicara tentang penampilan baru : tentang memperbarui penampilan.
. . Ini bagus karena, seusia saya, misalnya, orang menderita katarak, dan orang
tidak melihat dengan baik kenyataan : tahun depan kita harus menjalani campur
tangan. Tetapi demikianlah terjadi dengan jiwa : karya kehidupan, kelelahan,
kesalahan, kekecewaan menggelapkan penampilan, penampilan jiwa. Oleh karena
itu, benarlah apa yang Anda katakan : manfaatkanlah peluang untuk memperbarui
penampilan. Dan seperti yang saya katakan di Lapangan Santo Petrus [dalam
Audiensi Umum kemarin] di banyak negara, tetapi juga di negara saya, ketika
lonceng kebangkitan Tuhan terdengar, para ibu, para nenek membawa anak-anak
untuk membasuh mata mereka sehingga mereka memiliki penampilan harapan dari
Kristus yang bangkit. Jangan pernah bosan memperbarui penampilan Anda,
melakukan campur tangan katarak terhadap jiwa, setiap hari, tetapi selalu
perbaruilah penampilan Anda. Ini suatu upaya yang bagus.
Anda
semua tahu botol anggur setengah penuh : jika saya melihatnya setengah kosong,
kehidupan mengerikan, mengerikan, tetapi jika melihatnya setengah penuh, saya
masih punya sesuatu untuk diminum. Penampilan yang terbuka terhadap harapan,
sebuah kata yang Anda katakan dan juga Anda [Direktur] katakan; dan Anda
mengulanginya beberapa kali. Orang tidak dapat membayangkan sebuah penjara
seperti penjara ini tanpa harapan. Para tamu berada di sini untuk belajar, atau
mendapati "taburan harapan" tumbuh : di sana tidak hanya kalimat -
hanya kalimat! - tanpa kalimat tersebut terbuka terhadap harapan; sebuah kalimat
yang tidak terbuka terhadap harapan tidak bersifat kristiani, kalimat tersebut
tidak manusiawi!
Ada
kesulitan-kesulitan dalam kehidupan, hal-hal yang mengerikan, kesedihan - orang
memikirkan dirinya sendiri, ibu, ayah, istri, suami, anak-anaknya ... kesedihan
tersebut mengerikan. Tetapi jangan biarkan diri Anda terpuruk : tidak, tidak.
Aku berada di sini tetapi untuk disertakan kembali, diperbarui. Dan inilah
harapan; menabur harapan - selalu, selalu. Inilah karya Anda : membantu menabur
harapan penyertaan kembali dan hal ini akan ada baiknya bagi semua orang -
selalu. Setiap kalimat harus terbuka terhadap cakrawala harapan. Oleh karena
itu, hukuman mati tidak bersifat manusiawi ataupun kristiani. Setiap kalimat
harus terbuka terhadap harapan; setiap kalimat harus terbuka terhadap
penyertaan kembali, juga untuk berbagi pengalaman hidup untuk kebaikan orang
lain.
Air kebangkitan, penampilan baru, harapan : Saya mengharapkan ini bagi Anda.
Saya tahu bahwa tuan rumah Anda telah bekerja keras untuk mempersiapkan
kunjungan ini, bahkan mengapur dinding. Saya berterima kasih pada Anda. Bagi
saya adalah tanda kebajikan dan keramahan serta saya sangat berterima kasih.
Saya dekat dengan Anda, saya mendoakan Anda, dan Anda mendoakan saya dan jangan
melupakan : air yang membuat penampilan baru, dan harapan.